10

37 7 0
                                    

Jie melangkahkan kaki kecilnya keluar dari kelasnya, rasanya sangat membosankan saat gadis itu terus menerus berada di dalam kelas.

"Kak Hyunjae," panggil Jie saat secara tidak sengaja pria itu berjalan melewati kelasnya.

"Kenapa?"

"Kak Hyunjae, udah sembuh?"

Pertanyaan Jie membuat pria itu mengangkat alisnya sambil menatap heran ke arah gadis yang kini berada di depannya.

"Emang gue kenapa?"

"Punggung." Mendengar ucapan Jie, Hyunjae langsung mengangguk paham.

"Gak papa kok," gumamnya sambil mengusap kepala Jie.

"Mau ke kantin?" Jie menganggukkan kepalanya.

Keduanya berjalan ke arah kantin secara beriringan, sesekali mata Jie menatap ke sisi lain yang memperlihatkan banyak siswa yang berlalu lalang kesana kemari.

"Kak Hyunjae"

"Hmm...."

"Sebagian orang bilang bahagia itu hal yang mudah, tapi kenapa bagi aku sulit." Gerutunya pada pria yang kini berada di sebelahnya.

"Bukannya sulit, tapi belum di pertemukan aja." Balasannya dengan mata yang fokus menatap lurus.

Jie hanya bisa terkekeh mendengar ucapan Hyunjae, setelah itu gadis itu bergerak cepat menyesuaikan langkahnya dengan langkah Hyunjae memasuki area kantin.

"Lo cari tempat duduk, biar gue yang pesen." Pintah Hyunjae yang di angguki oleh Jie.

Gadis berambut di gerai itu langsung melangkahkan kakinya mencari meja kosong, namun siapa sangka ada sebuah kaki yang sengaja menyelengkatnya sehingga gadis itu terjatuh dengan keadaan mengenaskan dengan banyak pasangan mata yang menatapnya.

Sang pelaku hanya bisa tertawa di ikuti beberapa siswa yang menyaksikannya.

"Yoon Jie, seharunya lo sadar diri!" Pekiknya sambil melangkah mendekat ke arah Jie yang masih tersungkur di lantai sambil menekuk lutut.

"Putus sama Sunwoo bukan berarti lo bisa deketin cowok lain," lanjutnya sambil menatap tajam ke arah Jie.

Jie hanya dapat terdiam di posisinya sambil meringis, luka di pergelangan kakinya saja belum sembuh sepenuhnya, namun kini sudah di tambah dengan luka lain. Di tambah lagi dengan lututnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Lemah." Gumam seseorang yang kini ikut menatap Jie di antara keramaian .

Gadis yang Jie ketahui sebagai kakak tingkatnya memekik keras saat seseorang menyiramnya dengan sebuah minuman di depan banyak orang.

"Jangan karena lo kakak tingkat di sekolah ini, lo berani memperlakukan adik tingkat dengan cara tidak baik."

"Lo gak tau apa-apa dan jangan sekalipun lo coba buat ikut campur!" Tegasnya pada gadis itu.

"Sial, Kim Sunwoo" pekiknya saat pria itu berjalan menjauh darinya untuk menghampiri Jie yang masih setia dengan posisinya.

"Jie," panggilannya.

Tidak ada jawaban, gadis itu masih terdiam sambil melipat kedua bibirnya. Apalagi saat Jie mengetahui pria yang kini berada di depannya adalah seseorang yang berusaha di hindari-nya.

"Gue gendong ya? Naik ke punggung gue" lanjutnya sambil memposisikan dirinya untuk menggendong tubuh Jie.

"Jie gak papa,"gumamnya. Gadis itu merubah posisinya menjadi berdiri, matanya sekilas bertemu pandangan pada kakak angkatnya yang membuat dirinya di permalukan.

"JIE!"

"Leana," rengekannya. Gadis itu langsung berjalan ke arah Leana yang ikut memandangnya dengan wajah panik.

"Lo kenapa?!"

"Jatuh." Keluhannya pada gadis bermarga Hwang itu, mata Leana menatap ke arah Sunwoo yang sedang memperhatikan dirinya dan Jie.

"Ayo ke ruang kesehatan dulu" gumamnya sambil membopong Jie.

"Biar gue aja" gumam seseorang, lalu pria itu langsung mengangkat tubuh Jie ke ruang kesehatan, tidak peduli gadis itu menolaknya.

•••

"Jie gak papa, Kak Hyunjae" keluh Jie saat pria bermarga Lee itu mengobati luka nya.

"Ini bukan luka besar" lanjutnya

"Tapi tetep aja harus di obati!" Tegas Hyunjae sambil menekan luka yang berada di lutut Jie.

"Akhhh....Kak Hyunjae jahat!"

"Katanya gak papa, tapi kok ngeluh" gumamnya sambil menatap Jie sekilas.

"Tapikan itu di teken, jadi sakit." Keluhnya sambil mempoutkan bibirnya.

"Kalau gak papa pasti di teken gak sakit, kalau di teken sakit itu tandanya kenapa-kenapa."

"Kak Hyunjae nyebelin!"

Hyunjae hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Udah selesai," gumamnya setelah selesai mengobati Jie.

Pria itu mengubah posisinya,"Mereka tuh iri sama lo, jadi mereka berbuat semaunya." Gumamnya Hyunjae sambil memberikan susu pisang yang sempat di belinya pada Jie.

"Makasih." Ucap Jie setelah menerima pemberian Hyunjae.

"Lo di sini aja sampai pulang" pintah Hyunjae.

"Jie harus ikut pelajaran selanjutnya." Keluhannya

"Jangan bandel kalo di bilangin, gue cape gendong lo dari kantin ke sini."

"Kan gak ada yang suruh."

"Ck!"

"Iya iya, Jie tetep berterima kasih sama Kak Hyunjae yang udah mau rela gendong Jie ke sini."

"Sama-sama." Hyunjae beralih mengusap kepala Jie dengan gemas.

"Biar gak bosen," gumamnya sambil memberikan sketchbook milik Jie yang sempat Leana berikan tadi.

"Kok ada sama kak Hyunjae?" Tanya sambil memeluk sketchbook miliknya itu.

Jie hanya takut pria yang kini berada di depannya melihat isi dari sketchbook miliknya.

"Gue tinggal dulu ya, itu gambar gue nya di selesai-in. Kalau nggak nanti malah jadi aneh, masa matanya baru satu doang" gumam Hyunjae sambil melangkah keluar ruangan kesehatan.

Ini adalah alasan mengapa Jie memeluk sketchbook-nya erat-erat, tapi siapa sangka Hyunjae telah membukanya lebih dulu.

Jie memang sempat membuat sketsa wajah Hyunjae alasannya karena gadis itu suka melihat rahang pria Lee itu yang sangat tajam bagiannya.

"Leana nyebelin, pasti dia sengaja" keluhannya sambil menatap sketsa wajah Hyunjae dengan senyum yang terukir di bibirnya.

"JIE!" Panggil seseorang yang membuat gadis itu secara cepat menutup sketchbook nya.

"Apa?" Tanya Jie, gadis itu menatap Hyunjae yang memasukkan kepalanya dari celah pintu sambil terkekeh melihat wajah kaget milik Jie.

"Nanti pulangnya bareng gue."

Jie hanya mengangguk-angguk kepalanya sambil tersenyum senang.

Apakah sekarang Jie sudah di perbolehkan untuk melupakan, Kim Sunwoo?

After HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang