24

29 5 0
                                    

Heeyul, Haechan, Jaemin dan Leana kini berada di toko bibi Shin. Jie tidak bisa ikut karena gadis itu harus menyelesaikan catatannya yang belum lengkap. Jadi, lagi-lagi mereka harus pergi ke toko bibi Shin tanpa Jie.

Hari ini Jiseul tidak berkunjung, bibi Shin bilang gadis kecil itu memiliki jadwal bersama orangtuanya untuk pergi ke tempat wisata. Jadilah mereka berakhir diam tidak jelas di toko bibi Shin.

Mata mereka tertuju pada seseorang yang baru saja memasuki toko dengan seragam sekolah yang sama dengan yang mereka pakai.

"Hyunjin!" Teriak Jaemin sambil melambaikan tangannya ke arah pria Hwang itu. Hyunjin datang tidak sendirian, melainkan bersama Sungchan di sebelahnya.

Hyunjin mulai berjalan menghampiri meja yang sedang Jaemin duduki, sedangkan Sungchan berjalan ke arah meja kasir untuk membuat pesanan.

"Kok dia sama lo?"

"Tetangga gue." Gumamnya sambil menatap Jaemin yang baru saja membuka bicara tadi.

"Ketahuilah Hwang Hyunjin, bahwa sesungguhnya dunia akan terlihat gelap saat kamu menutup mata dan dunia akan terlihat terang saat mata kamu terbuka."

"Bodo amat, gue gak peduli!!" Gumam Hyunjin dengan kesal, malas sekali dia harus menanggapi setiap ucapan tidak jelas yang keluar dari mulut Haechan. Rasanya waktunya seperti terbuang-buang.

"Ayo kita pulang, malu gue punya temen kayak Haechan." Gumam Leana, gadis itu langsung beranjak dari duduknya dengan tangan kanannya yang menarik Jaemin.

"Gue juga ikut ah." Teriak Heeyul sambil berlari menyusul Leana dan Jaemin. Sedangkan Hyunjin masih setia duduk di sebelahnya.

"Hyu---"

"Udah? Ayo langsung pulang" potongnya, lalu pria itu berjalan keluar toko bibi Shin bersama Sungchan dan meninggalkan Haechan yang sedang memanggil namanya tidak jelas di dalam sana.

____

Jie melangkahkan kakinya dengan riang keluar gerbang sekolah, sebenernya bel pulang sekolah sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu, tapi Jie memilih untuk pulang telat karena gadis itu harus meminjam beberapa buku di perpustakaan untuk menyelesaikan catatannya yang belum lengkap. Langkahnya berhenti saat secara tiba-tiba saat ada seseorang yang menutup matanya dari belakang.

"IHH, SIAPA SIH? JANGAN JAHIL" Pekiknya sambil menepuk-nepuk punggung tangan orang tersebut.

"Lepas, Jie injek nih kakinya!" Ancamnya, dengan gerakan cepat sang pelaku membalikan badan Jie untuk menghadap ke arahnya.

"KAK HYUNJAE!" entah keberanian dari mana, Jie bergerak untuk memeluk tubuh Hyunjae. Tangan kecilnya melingkar indah di perut Hyunjae, hal itu membuat Hyunjae tersenyum senang sambil mengusap kepala Jie.

"Bukannya besok pulangnya?" Tanyanya sambil melepas pelukannya perlahan.

"Lebih cepat, rindu kamu. Cantik" gumamnya sambil mencubit pipi Jie dengan gemas.

"Itu gaya bicara, Papa. Kak Hyunjae" gumamnya sambil terkekeh saat mendengar gaya bicara Hyunjae yang terdengar seperti papanya.

"Ayo, gue anterin pulang." Pria itu beralih merangkul pundak Jie, lalu mengajaknya menuju mobil miliknya yang berada di sebrang jalan.

"Silakan masuk, cantik." Hyunjae memperlakukan Jie seakan-akan gadis itu adalah ratu, hal itu membuat Jie tersenyum sambil menepuk pundak Hyunjae. Pria itu berlebihan.

Setelah Jie masuk Hyunjae memutari mobilnya menuju bangku kemudi.

"Kak Hyunjae gak takut kena marah apa?"

After HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang