14.

32 5 0
                                    

Sedari tadi Sunwoo tidak berhenti mengumpat. Dia di suruh membawa buku menuju perpustakaan, dia pikir hanya sedikit yang akan di bawanya, namun perkiraannya salah. Sunwoo di suruh membawa tumpukan buku yang berhasil menutupi pandangannya, sial sekali hari ini.

Selama di perjalanan, ada banyak orang yang memperhatikannya. Dari beberapa orang tersebut menawarkan bantuan pada pria itu, namun Sunwoo menolaknya karena kebanyakan wanita yang menawarkan bantuan.

Dia tidak ingin menyusahkan, lagian selagi dia bisa sendiri. Kenapa harus meminta bantuan orang lain.

Sesampainya di depan perpustakaan tangannya membuka pintu dengan susah payah, namun saat hendak tangannya menggapai kenop pintu, pintunya lebih dulu terbuka dan menampilkan seorang gadis yang belakangan ini memenuhi pikirannya.

Keduanya saling memandang dalam beberapa detik, setelah itu Jie memilih untuk memutuskan kontaknya matanya pada Sunwoo, lalu berjalan meninggalkan Sunwoo, tidak lupa gadis itu menutup kembali pintu perpustakaan. Untuk saat ini, gadis itu tidak mau ada urusan apapun dengan Sunwoo. Bagi Jie, menjadi diri sendiri sebelum mengenal Sunwoo adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.

"Hei, lemah. Tolong gue"

Jie hanya mendengus kesal saat Sunwoo mengucapkan hal tersebut, dia tau siapa yang Sunwoo maksud.

"Jie, denger gue gak sih?"

"Oh, sekarang berubah jadi tuli"

Sial, kenapa setiap pertemuannya dengan Sunwoo akan berakhir seperti ini? Apa harus Jie pindah sekolah agar gadis itu tidak lagi melihat wajah Sunwoo setiap harinya?

Kalau boleh jujur kata-kata yang sering Sunwoo ucapakan dapat membuat luka gores di dadanya, bahkan saat keduanya masih memiliki status sebagai kekasih. Jie tahu Sunwoo memang di lahirnya dengan kepribadian seperti itu, tapi apa tidak bisa pria itu merubahnya?

Apa hal itu sulit bagi Sunwoo?

Jie sadar bahwa waktunya terbuang-buang hanya untuk memikirkan Sunwoo selama ini. hal pertama yang Jie pikirkan adalah pola makan pria itu. Sunwoo bilang, pria itu tidak akan makan sebelum Younghoon pulang karena di tempatnya hanya Younghoon yang bisa memasak, sedangkan Sunwoo hanya terima jadi. Hal kedua yang Jie pikirkan yaitu tentang apa yang pria itu lakukan saat tidak bersamanya. Dulu, saat kedua masih memiliki hubungan, Jie lah paling perhatian. Gadis itu di buat seakan berjuang sendiri dan memiliki perasaan sendiri terhadap Sunwoo, sedangkan Sunwoo selalu bersikap mengabaikan. Pria itu selalu beranggapan bahwa Jie itu tidak ada, walaupun terkadang pria itu perhatian, namun hal itu tidak akan bertahan lama dan Sunwoo akan kembali ke dalam pribadinya.

Apa sekarang Jie sudah bisa bersifat seperti apa yang di lakukan Sunwoo saat itu?

Bertingkah cuek dan mengabaikan.

Dengan langkah kecil Jie melanjutkan jalannya menuju tempat yang ingin di kunjungi, Jie tidak mempedulikan panggilan Sunwoo.

Melihat Jie yang berjalan menjauh membuat pria itu tersenyum kecut menatap punggung Jie, padahal tangannya sudah sangat nyeri akibat menahan berat buku yang di pegangnya.

Jika gadis itu ingin melakukan balas dendam, ini bukanlah waktu yang tidak tepat untuk melakukannya.

"Seharusnya lo bantu, tinggal bukain pintu aja kok susah." Keluh Sunwoo, pria itu berusaha untuk membuka pintu perpustakaan menggunakan kakinya dengan susah payah. Namun hal itu tidak membuahkan hasil apapun. Walaupun Sunwoo berjuang, pintu tersebut masih saja tertutup rapat.

Sunwoo di buat mengerutkan keningnya melihat pintu perpustakaan sudah di buka lebar oleh seseorang, matanya menatap seseorang gadis yang rela membantunya membuka pintu. Namun gadis itu kini berlari ke arah seorang pria.

"Jie." Panggilnya lirih saat melihat Jie yang menghampiri Hyunjae, hal itu membuat Sunwoo tersenyum tipis, bahkan sangat tipis, namun memiliki kesan mengerikan.

____

Setelah kejadian di perpustakaan, Sunwoo memilih untuk terdiam di depan kelasnya sambil menatap ke arah lapangan.

Matanya meneliti sekitar lapangan untuk mencari seseorang, biasanya orang yang di carinya selalu berada di lapangan untuk menggambar atau melakukan kegiatan lain. Namun sudah selang beberapa menit Sunwoo memperhatikan, pria itu tidak menemukan sosok yang dia cari.

Helaan nafas terdengar dari bibirnya, tangan kanannya meremat kotak susu pisang yang sempat di belinya tadi.

Sunwoo mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menemukan seorang gadis yang kini berjalan ke arahnya, gadis itu tersenyum ke arahnya, lalu melingkarkan tangannya di lengan kanan Sunwoo.

Tentu saja hal itu membuat semua pasang mata yang berada di sekitarnya menatap ke arah mereka dengan tatapan bertanya.

"Kamu udah cium aku, berarti kamu jadi pacar aku."

Sial sekali Kim Sunwoo.

Mungkin gadis yang berada di depannya punya gangguan jiwa?

Jelas-jelas dia yang mulai duluan, Sunwoo hanya terbawa suasana saja dan bodohnya keadaannya sangat mendukung.

Sial sekali Sunwoo saat itu, andai saja dia tidak keluar dari kamar setelah acara selesai. Mungkin kejadian semacam itu tidak akan terjadi.

"Sampah," gumamnya sambil menghempas tangan gadis tersebut dari lengannya.

Pria itu kembali memperhatikan ke arah lapangan, sedangkan Yara kini menghentakkan kakinya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Sunwoo.

Mata Sunwoo membulat saat melihat Jie yang terkena bola basket, gadis itu sudah terjatuh di lapangan.

Entah sejak kapan gadis itu lewat. Sunwoo saja tidak sadar dan dia langsung disuguhkan oleh pemandangan Jie yang terkena hantaman bola basket.

Matanya masih memperhatikan Jie yang kini memegang kepalanya dan berdiri secara perlahan, sepertinya gadis itu kesusahan untuk berjalan.

Dengan gerakan cepat Sunwoo langsung berlari ke arah lapangan dengan langkah tergesa-gesa. Sesampainya di lapangan, Sunwoo menatap sekilas Jie, lalu melewatinya begitu saja

Hal itu membuat Jie mengerutkan keningnya karena bingung, dia kira Sunwoo ingin membantunya.

Atau mungkin Jie yang terlalu berharap.

Lagian di sini Jie yang salah, gadis itu berlarian di lapangan basket tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang bermain.

Bugh!

Semua mata langsung tertuju pada Sunwoo, pria itu secara tiba-tiba memukul wajah salah satu pemain basket sebagai tersangka pertama orang yang melukai Jie, ralat----bukan tersangka. Lebih tepatnya pelaku karena Sunwoo sempat melihat hal tersebut dengan jelas.

Dengan langkah gontai Jie memilih untuk meninggalkan lapangan, karena Jie tidak ada urusan dengan Sunwoo untuk masalah kali ini. Lagian kenapa pria itu secara tiba-tiba ikut campur.

Mungkin hobi baru Sunwoo sekarang, adalah ikut campur masalah orang lain.

Sebagian orang ada yang menatap ke arah Jie, mereka pikir Jie akan melerai Sunwoo. Namun perkiraan mereka salah, Jie malah pergi meninggalkan lapangan begitu saja tanpa memperdulikan Sunwoo.

"Kak Younghoon tolong berhentiin perbuatan Kak Sunwoo," ucapnya pada Younghoon.

Mendengar ucapan Jie membuat Younghoon menatap ke arah lapangan, helaan nafas keluar dari bibirnya. Dengan langkah malas Younghoon berjalan ke arah lapangan.

Hal itu membuat Jie tersenyum tipis. Kalian salah jika mengira Jie tidak mempunyai hati nurani hanya untuk sekedar melerai Sunwoo. Tapi tidak ada gunanya lagi Jie di sana karena Sunwoo tidak akan mendengarkannya.

Samar-samar gadis itu mendengar teriakkan Sunwoo yang terdengar jelas di telinganya.


"Punya otak tuh di pake, kalau gak bisa main basket jangan main. Lo cuma bisa nyakitin orang dengan perlakuan lo. Gak guna, dasar sampah!"

After HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang