Younghoon hanya bisa menatap ke arah Sunwoo yang kini sedang berbaring di ruang kesehatan sambil menutup wajahnya dengan lengannya.
Pria itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan sikap Sunwoo yang seperti ini. Lagian kenapa pria itu melakukan pembelaan secara tiba-tiba, bahkan Sunwoo tidak lagi ada hubungan dengan Jie. Tapi kenapa pria itu bertindak berlebihan, aneh sekali.
"Lo kenapa sih?"
"Hanya membela" Younghoon berdecak mendengar ucapan Sunwoo.
"Berlebihan."
"Lo nyesel di putusin Jie?" Lanjutnya, ucapan Younghoon berhasil membuat Sunwoo merubah posisinya dan menatap ke arah Younghoon dengan tatapan malas.
"Kan udah gue bilang kalau lo gak tau apa-apa jangan asal bicara" gumamnya pada Younghoon, dia tidak ingin memperkeruh suasana.
Younghoon hanya bisa mengangguk anggukkan kepalanya malas.
"Gak mau gue obatin lukanya?" Tanya Younghoon sambil menunjuk ke arah rahang Sunwoo yang sedikit lebam.
"Gak perlu."
Keduanya mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang baru saja di buka oleh seseorang. Dengan langkah kecil gadis itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan kesehatan.
"Ini buat kompres" gumamnya sambil meletakkan wadah yang diisi dengan air hangat, serta handuk kecil di sisinya.
"Jie"
"Iya?"
"Obatin Sunwoo ya," gumam Younghoon pada gadis itu. Jie langsung menggelengkan kepalanya secara cepat menolak permintaan Younghoon.
"Dia kayak gini juga karena ngebela lo"
"Jie gak minta di bela," jawabannya. Hal itu membuat Younghoon menghela nafas panjang. Matanya menatap ke arah Sunwoo yang mengisyaratkan untuk keluar, Younghoon hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu pria itu melangkah kakinya keluar dari ruangan kesehatan, tidak lupa dirinya menguncinya dari luar.
"Kak Younghoon" keluhnya sambil menatap pintu ruang kesehatan yang kini sudah tertutup rapat-rapat.
"Obatin gue cepet!"
"Apasih, orang Jie gak mau kok di paksa!" Keluhnya sambil menatap Sunwoo dengan wajah tidak suka.
"Jie mau keluar" keluhnya, Jie tau kalau pintunya di kunci dari luar oleh Younghoon.
"Obatin dulu, baru boleh keluar"
"Gak mau, jangan di paksa. Lagian kak Sunwoo punya tangan yang masih berfungsi, kenapa gak di gunain dengan baik?"
"Berisik, obatin gue atau gue cium?"
Ah sial, batin Jie.
Dengan langkah cepat Jie menghampiri Sunwoo yang duduk di brangkar, gadis itu berdecak kesal dengan ancaman yang Sunwoo berikan padanya.
Tangannya bergerak untuk menahan rambut Sunwoo yang menutupi keningnya, dengan gerakan lembut Jie mulai mengompres kening Sunwoo yang sedikit memar.
"Kenapa gak bales chat dari gue?" Tanyanya sambil menatap wajah Jie yang kini sedang serius mengobatinya.
Pertanyaan Sunwoo membuat Jie berdecak kesal, jelas-jelas handphone milik Jie sudah tidak layak pakai karena perbuatan Sunwoo di rooftop saat itu. Jie juga belum ada waktu untuk membeli yang baru.
"Pikir aja sendiri apa alasannya," gumamnya dengan wajah yang sudah kelewat kesal. Namun hal itu malah membuat Sunwoo tersenyum.
"Mau di beliin yang baru?"
"Gak perlu."
"Yang ini obatin sendiri" ucapnya sambil menunjuk luka di sudut bibir Sunwoo.
"Nanggung banget, sekalian aja" keluh Sunwoo.
"Gak mau ih!"
"Nanggung."
"Gak mau, Kak Sunwoo"
"Nanggung"
"Ih pemaksaan!" Jie kembali mengobati luka Sunwoo yang berada di sudut bibirnya dengan cara di tekan-tekan. Hal itu membuat Sunwoo meringis kesakitan, namun Jie tidak mempedulikan hak tersebut.
"Pelan-pelan!" Keluhnya sambil memberhentikan pergerakan Jie.
"Gak niat Jie obatin-nya" gerutunya sambil menatap kesal ke arah Sunwoo.
Mendengar keluhan Jie membuat Sunwoo menarik tengkuk Jie dan menyatukan kedua bibir mereka. Hal itu membuat Jie berhasil membulatkan matanya, gadis itu bergerak untuk menjauh. Namun Sunwoo malah menekan tengkuknya dan mulai melumat bibir Jie dengan lembut.
Ini adalah pertama kalinya untuk Jie, sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal seperti ini selama berpacaran dengan Sunwoo.
"Le-lepas."
Sunwoo menulikan pendengarannya, pria itu masih asik melumat bibir Jie seperti permen. Hingga akhirnya dengan tenaga yang sudah terkumpul Jie mendorong bahu Sunwoo sehingga pagutan keduanya terlepas, kakinya melangkah mundur ke belakang.
Sedangkan Sunwoo hanya mengusap ujung bibirnya sambil tersenyum puas.
"Gi-gila"
Sunwoo yang mendengar itu hanya terkekeh sambil mengacungkan jari ibunya pada Jie.
"Gue cuma iseng aja kok, jadi jangan kebawa perasaan." Gumamnya sambil terkekeh
Jie hanya bisa mengeluarkan umpatan-umpatan dalam hati, rasanya dirinya ingin segera keluar dari sini. Namun pintunya terkunci.
Bruk!
Pintu ruang kesehatan terbuka, menampakan wajah khawatir Younghoon.
"Mama lo kambuh" gumam Younghoon pada Sunwoo. Nafas Sunwoi seakan tercekat, dengan langkah cepat Sunwoo turun dari brangkar dan berlari keluar ruangan kesehatan di ikuti oleh Younghoon di belakangnya.
Jie yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya, menatap kepergian keduanya.
Dengan langkah gontai Jie memilih untuk keluar dari ruangan kesehatan, seharunya anggota kesehatan tidak memintanya untuk memberikan wadah berisi air hangat itu ke ruang kesehatan. Seharusnya mereka yang bertanggung jawab, tapi malah dirinya yang harus melakukannya karena mereka bilang Sunwoo bisa seperti ini karenanya. Dan Jie berakhir mengenaskan seperti ini.
Sehabis di cium, malah di tinggalkan begitu saja. Apalagi saat Jie mengingat ucapan Sunwoo tadi sebelum pria itu pergi.
Wajah gelisah Jie kini berubah menjadi sumringah saat gadis itu berpapasan dengan Hyunjae di depan ruang kesehatan.
Dengan langkah cepat gadis itu berlari menghampiri Hyunjae yang kini sedang tersenyum ke arahnya.
"Kak Hyunjae."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Hidden
FanfictionMenyukai seseorang hanyalah hal semata yang tidak bisa bertahan lama, namun kenapa jika membenci dapat bertahan lama dan meninggalkan bekas yang tidak bisa terlupakan. Walaupun berakhir memaafkan, namun tidak ada kata tulus yang meliputi. Apa itu ad...