18

32 6 0
                                    

"Kak Hyunjae, kenapa?" Tanya Jie sambil menatap ke arah Hyunjae yang berjalan ke arahnya dengan keadaan wajah yang tidak baik-baik saja.

"Mau pulang sekarang?"Hyunjae mencoba untuk mengalihkan pembicaraannya, hal itu membuat Jie menatap kesal ke arah Hyunjae.

"Ayo pulang, keburu malam" gumamnya, pria Lee itu menarik tangan Jie menuju mobil miliknya yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kak Hyunjae kenapa?" Tanyanya lagi saat keduanya telah berhasil masuk ke dalam mobil.

Helaan nafas terdengar dari bibirnya, tangan Hyunjae beralih mengambil tissue untuk membersihkan darah di sudut bibirnya.

"Biar aku aja" gumam Jie sambil mengambil alih tissue yang Hyunjae pegang.

Gadis itu mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat pada Hyunjae, tangannya perlahan membersihkan darah di sudut bibir Hyunjae secara perlahan.

"Kenapa?" Kali ini Jie berbicara dengan suara halus, sampai-sampai Hyunjae di buat menatap ke arah manik matanya.

"Di belakang gedung ada adek tingkat yang berantem, gue cuma mau pisahin. Tapi malah jadi kayak gini" gumamnya sambil menunjuk sekitar wajahnya.

"Ayo ke rumah aku, nanti aku obatin" pintahnya pada Hyunjae , gadis itu kembali ke dalam posisinya semula.

"Kalau gak nyaman pake heels, di bangku belakang ada sendal. Pake aja" pintah Hyunjae.

"Sendal punya siapa?"

"Punya gue, males banget gue lama-lama pake sepatu" jelasnnya, hal itu membuat Jie terkekeh. Wajah Hyunjae terlihat lucu saat mengucapkan kalimat tersebut.

"Cepet jalan, nanti Jie obatin di rumah." Pintahnya, Hyunjae mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu pria itu mulai menyalakan mesin mobilnya dan kini melaju menuju rumah Jie.

Padahal acara puncak baru saja ingin di mulai, namun keduanya malah memilih pergi. Lagian kalau boleh jujur, Hyunjae juga tidak suka datang ke acara semacam ini, kalau saja dia tidak di suruh wali kelasnya untuk membantu panitia acara, mungkin Hyunjae memilih untuk menetap di rumah.

_____

"Kak Hyunjae sendalnya Jie pake dulu yah" gumamnya yang di angguki oleh Hyunjae.

Keduanya memilih untuk turun dari mobilnya, tangan kecil Jie menarik baju yang Hyunjae kenakan agar pria itu segera masuk ke rumahnya.

"Ibu, Papa, Jie pulang" gumamnya setelah berhasil memasuki rumahnya yang terlihat sepi.

"Gak ada orang?" Tanya Hyunjae, pria itu beralih untuk menatap sekitarnya. Namun tidak menemukan siapapun.

"Mungkin di kamar, kak Hyunjae duduk sini dulu. Aku ambil peralatan buat bersihin luka kakak."

Hyunjae menganggukkan kepalanya. Pria itu mendudukkan dirinya di sofa, namun matanya masih tertuju pada punggung kecil Jie yang berjalan kearah sudut ruangan.

"Sini aku bantu bersihin lukanya dulu" gumam Jie yang kini sudah mendudukkan dirinya di sebelah Hyunjae.

"Lebih dekat, Kak!" Pintahnnya, ucapan Jie membuat Hyunjae menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Jie.

Pria itu meringis saat sebuah catton menyentuh permukaan lukannya, rasanya sangat ngilu di tambah dengan tetesan alkohol di atasnya.

"Shhh.... pelan-pelan" ucapannya pada Jie, hal itu membuat Jie tersenyum kecil.

"Kak Hyunjae cowok, jangan ngeluh kayak gitu!" Tegasnya pada Hyunjae.

"Cowok juga manusia, dia juga bisa kesakitan" balasannya.

After HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang