Jie tersenyum saat melihat keberadaan Hyunjae yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, terlihat pria itu sedang menata buku-buku di luar perpustakaan. Namun atensi kini malah berpindah saat melihat keberadaan Sunwoo.
Pria Kim itu sedang terduduk di bawah pohon rindang sambil memejamkan matanya, itu adalah kebiasaan Sunwoo setelah murid-murid sudah di bubarkan. Pria itu memilih untuk menetap di bawah pohon rindang ketimbang langsung pulang ke rumahnya.
Jie kembali melangkahkan kakinya yang sempat terkurung akibat melihat kedua pria tersebut.
Kakinya kembali melangkah menuju kamar mandi dengan terburu-buru mengingat teman-temannya yang sudah menunggu di parkiran karena mereka sudah berjanji untuk mengunjungi toko bibi Shin.
"Kok gak bisa kebuka?" Tanya Jie saat gadis itu tidak bisa membuka pintu kamar mandi.
Jie mencoba membuka menggunakan punggung kecil, namun pintu tersebut tidak kunjung terbuka. Rasa-rasanya seperti ada yang mengganjal di belakang pintu tersebut sehingga sulit sekali untuk membukanya.
"Gak mungkin di kunci kan?" Gumamnya, mengingat biasanya pintu kamar mandi tidak akan pernah di kunci oleh penjaga sekolah. Jie kembali mendobrak pintu kamar mandi tersebut dengan semua tenaganya.
Wajahnya mengukir senyum saat dirinya berhasil membuka pintu tersebut, kaki kecilnya melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Namun saat gadis itu menginjakan kakinya ke lantai kamar mandi, sepatu miliknya malah di penuhi oleh genangan darah.
Kaki Jie melangkah mundur. gadis itu menggelengkan kepalanya melihat seseorang tergeletak tidak berdaya di lantai kamar mandi yang dingin.
Dengan tubuh gemetar Jie berusaha berjalan untuk keluar kamar mandi. Tubuhnya lemas seketika setelah melihat banyak darah yang menggenang di lantai kamar mandi, bahkan punggungnya berkali-kali menabrak dinding kamar mandi yang dingin.
"KAK SUNWOO!" teriak Jie, entah kenapa nama itu yang terlintas di kepala Jie.
Kaki kecilnya berlari menuju tempat keberadaan Sunwoo, gadis itu menghapus air matanya secara kasar. Bahkan bibirnya bergetar hebat. Sesampainya di sana, Jie langsung memeluk tubuh Sunwoo dengan erat. Hal itu membuat Sunwoo kebingungan.
"K-kak, Jie takut." Gumamnya, tangannya kecil makin mengeratkan pelukannya pada Sunwoo.
"Kenapa? Coba cerita"
"Hei, jangan nangis" gumam Sunwoo sambil mengusap kepala Jie secara perlahan.
"D-di kamar mandi, ada darah banyak banget." Jelasnya, hal itu membuat Sunwoo mengusap punggung Jie untuk menenangkan gadis itu.
"Siapa? Lo liat mukanya?" Tanya Sunwoo, Jie hanya bisa menganggukkan kepalanya samar sebagai jawabannya.
"Siapa?"
"C-Choji." Ucapan Jie berhasil membuat Sunwoo membulatkan matanya.
"Tenang, Jie" bisiknya sambil mengusap-usap kepala Jie untuk memberi ketenangan pada gadis itu.
Dia tau Jie sangatlah takut. Tubuh gadis itu bergetar hebat, bahkan wajah Jie kini terlihat pucat. Jangan lupakan keringat dingin yang membasahi keningnya.
"Jie"
"Kak Hyunjae" melihat keberadaan Hyunjae membuat Jie melepaskan pelukannya pada Sunwoo, gadis itu berlari kecil menghampiri Hyunjae, tangan kecilnya beralih untuk memeluk Hyunjae yang langsung menunjukkan ekspresi wajah bingungnya.
"Kenapa?" Tanyanya sambil memegang tangan Jie, gadis itu tidak bisa membuka mulutnya, melainkan air mata yang terus menerus keluar dari pelupuk matanya.
Melihat kondisi Jie membuat Hyunjae dengan cepat menggendong Jie. Sunwoo yang melihat itu hanya bisa memperhatikan dalam diam sambil mengepalkan tangannya.
"Gue anter, Jie pulang dulu" gumamnya. Hyunjae melangkahkan kakinya meninggalkan Sunwoo yang masih menatapnya dengan tatapan tajam.
Melihat punggung keduanya mulai menjauh membuat Sunwoo menghela nafas panjang, kemudian kakinya melangkah menuju kamar mandi yang di maksud oleh Jie tadi.
Matanya menatap teduh ke arah darah yang mengotori lantai koridor, sepertinya itu bekas jejak sepatu Jie. Kakinya kembali melangkah masuk ke dalam kamar mandi tersebut.
"Udah mati?" Gumamnya sambil menatap pria yang kini tergeletak mengenaskan di lantai kamar mandi.
Dengan langkah malas, Sunwoo mengambil alat bersih-bersih untuk membersihkan jejak sepatu milik Jie. Setelah semuanya selesai, barulah pria itu menghubungi pihak sekolah terkait kematian Choji di kamar mandi sekolah.
"Sial, buang-buang waktu." Gumamnya, lalu pria itu melangkah pergi meninggalkan pekarangan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Hidden
FanfictionMenyukai seseorang hanyalah hal semata yang tidak bisa bertahan lama, namun kenapa jika membenci dapat bertahan lama dan meninggalkan bekas yang tidak bisa terlupakan. Walaupun berakhir memaafkan, namun tidak ada kata tulus yang meliputi. Apa itu ad...