Jie hanya bisa memandang gedung sekolahnya dengan senyum kecil. Malam ini adalah perayaan berdirinya sekolahnya, semua siswa di wajibkan hadir dalam acara satu ini.
Angin malam membuat Jie mengelidik geli saat menyentuh permukaan kulit Jie yang terbuka, malam ini Jie di balut dress berwarna hitam dengan bahu yang terbuka.
"Kenapa?"
Jie mengalihkan pandangannya pada Sunwoo yang kini berjalan mendekat ke arahnya sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya.
"Kenapa pake baju kayak gini?" Tanyanya sambil menatap lekat Jie, tolong jangan salahkan Jie. Pakaian yang sekarang di pakai Jie murni kemauan Leana, gadis itu kukuh menyuruh Jie memakai dress yang di belinya untuk acara malam ini.
"Gak usah sok ngatur" gumamnya sambil memandangi Sunwoo dengan senyum tipis.
Helaan nafas terdengar dari bibir Sunwoo, pria itu menanggalkan jasnya lalu di sampirkan pada pundak Jie.
"Itu aset." Gumamnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Jie yang masih menatapnya kesal.
Dengan melangkah sambil menghentakkan kakinya, Jie memilih untuk memasuki gedung.
Sebenernya Jie sudah telat beberapa menit dari acara awal, namun ia tidak memperdulikan hal tersebut.
Pandangannya menelusuri sudut-sudut ruangan untuk mencari Hyunjae, entah kenapa belakangan ini Jie tidak bisa terlepas dari pria itu. Walaupun terkadang sifatnya menyebalkan bagi Jie, namun itu bukanlah hal yang membuat Jie tidak nyaman saat berada di sebelah Hyunjae.
"Kak Hyunjae"
Hyunjae tersenyum senang saat mendapatkan keberadaan Jie, dia kira gadis itu tidak akan datang mengingat Jie adalah orang yang tidak suka dengan acara semacam ini.
"Gue kira lo gak datang" gumamnya sambil mengusap kepala Jie.
"Tadinya gak mau, tapi Leana maksa." Gumamnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Tapi aku gak mau pulang larut malam kak" lanjutnya sambil menatap Hyunjae penuh.
"Nanti gue anterin pulang sebelum acara puncak di mulai" gumamnya sambil merangkul bahu Jie.
Ternyata Hyunjae tipe pria yang pengertian. Mengingat keduanya, Jie tidak memiliki hubungan apapun, hanya teman dan tidak lebih dari kata teman.
"Kak Hyunjae."
"Hm..." Hyunjae balik dalam sifat aslinya. Jawaban dari Hyunjae membuat Jie berdecak kesal.
Namun saat hendak mengalihkan pandangannya dari wajah Hyunjae, Jie malah menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Itu, kenapa?" Tanyanya sambil menunjuk pelipis Hyunjae.
Pria itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu menurunkan rambutnya untuk menutupi luka tersebut.
"Serius itu kenapa?"
"Gak papa."
"Kak Hyunjae" gumamnya dengan suara lembut dengan mata menatap lekat ke arah pria tersebut.
"Gak papa, Jie. Percaya sama gue" gumamnya sambil mengusap-usap kepala Jie.
Jika seperti ini, Jie rasanya ingin mengucapkan bahwa ini terlalu berlebihan baginya.
"Mau ke Leana?" Tanya Hyunjae.
Jie mengangguk-anggukkan kepalanya, matanya menatap ke arah sekeliling mencari keberadaan Leana dan Heeyul.
"Gue anterin ke Leana, tapi gue gak bisa stay di sana." ucapannya di angguki dengan Jie, pria Lee itu menggenggam tangan Jie menuju ke tempat-tempat lain untuk mencari Leana dan Heeyul.
"JIE!"
"Itu dia mereka, Kak" gumamnya sambil menunjuk Leana yang duduk di sisi aula bersama Heeyul, Jaemin dan jangan lupakan ada Hyunjin juga di sana.
Dengan langkah cepat Jie berjalan menuju mereka dengan senyum di wajahnya, namun pergerakannya berhenti saat seseorang memegang kedua pundaknya.
"Jangan lari, lo pake heels" pintahnya. Pria itu membenarkan letak jas yang berada di bahu Jie sebelum pergi meninggalkan Jie.
"Dia masih perhatian sama lo." Gumam Hyunjae yang datang dari arah kiri Jie, keduanya memandang punggung Sunwoo yang mulai mengecil dari penglihatannya.
Sebenarnya apa mau Sunwoo? Kenapa pria itu bertindak seakan-akan dirinya peduli dengan Jie.
"Aku udah gak ada apa-apa lagi sama Kak Sunwoo, jadi tolong jangan salah paham."
Hyunjae terkekeh mendengar penjelasan dari Jie, lagian tidak ada yang meminta penjelasan se-detail itu pada Jie. Pria itu hanya bergumam asal.
"Siapa yang salah paham? Lo takut yah?"
"Ta-takut apa?"
"Takut gue berfikiran yang aneh-aneh tentang kalian" ucapannya sambil menoel hidung Jie gemas.
"Enggak gitu"
"Ya ya ya, sana gabung sama mereka. Nanti gue kesini lagi."
"Kak Hyunjae mau kemana?"
"Mau tanya jadwal susunan acara." Hyunjae langsung berjalan meninggalkan Jie, tidak lupa pria itu mengusap kepala Jie sebelum pergi. Hal itu membuat Jie tanpa sadar tersenyum senang, entahlah di juga tidak mengerti maksud dari semua ini.
Jie kembali melangkahkan kakinya menuju meja teman-temannya, gadis itu langsung mendudukkan dirinya di sebelah Heeyul.
"Sebenernya hubungan kalian tuh apa sih?" Tanya Hyunjin, sedari tadi pria Hwang itu memperhatikan gerak-gerik Sunwoo, Jie dan Hyunjae. Rasa-rasanya dirinya sangat aneh dengan sikap ketiganya, seperti ada yang di sembunyikan.
"Siapa?"
"Lo sama kakak tingkat itu."
"Hyunjae?" Hyunjin hanya menganggukkan kepalanya sambil meneguk minuman memilikinya.
"Cuma temen kok."
"Kalau sama Sunwoo?"
"Gak ada hubungan apa-apa lagi." Jawabannya. Jie memilih untuk meneguk minuman yang berada di depannya.
"Yakin?" Jie mengangguk yakin dengan pertanyaan yang Hyunjin berikan.
"Itu Sunwoo lagi sama siapa?" Tanyanya sambil menunjuk Sunwoo dengan dagunya.
Terlihat dari sini Sunwoo sedang menarik seorang gadis untuk segera keluar dari aula, raut wajah kesal terpapar di wajah Sunwoo, sedangkan raut wajah pasrah di perlihatkan oleh sang gadis.
Melihat reaksi dari Jie membuat Hyunjin tersenyum tipis. Ternyata semuanya bukanlah ringkasan cerita yang Hyunjin pikirkan, namun semua ini nyata.
Dari air muka yang Jie berikan memperlihatkan bahwa gadis itu sedang kesal, bahkan kuku jarinya memutih sambil meremas dress yang di kenakannya.
"Buka semua topeng lo Jie, selama ini lo cuma pura-pura kuat dalam menjalankan semuanya."
"Hyunjin, lo rese yah!"
"Diam lo!" Pintah Hyunjin pada Heeyul.
"Lo harus pilih salah satu dari mereka, Jie."
"Hyunjin." Panggil Jie dengan suara pelan.
"Hm..."
"B-bantu Jie." Gadis itu menatap Hyunjin dengan wajah memohon.
"Bantu apa?"
"Ba-bantu Jie buat benci sama Sunwoo."
Hyunjin tertawa mendengar ucapan Jie, pria itu menggelengkan kepalanya. Yang lainnya hanya bisa memperhatikan tanpa berniat untuk membuka suara.
"Lo gak perlu bantuan gue."
"Ma-maksudnya?"
"Lakuin sendiri sesuai kemauan hati lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Hidden
FanfictionMenyukai seseorang hanyalah hal semata yang tidak bisa bertahan lama, namun kenapa jika membenci dapat bertahan lama dan meninggalkan bekas yang tidak bisa terlupakan. Walaupun berakhir memaafkan, namun tidak ada kata tulus yang meliputi. Apa itu ad...