28

28 5 0
                                    

Keesokan harinya, Jie menjalankan hari-harinya seperti biasa. Kaki kecilnya melangkah memasuki ke kantin sekolah dengan langkah terseok-seok.

"Kakinya kenapa?" Hyunjin yang tidak sengaja lewat di depan Jie menatap gadis itu dengan alis berkerut.

"Jatuh" Jawabannya sambil tersenyum.

Saat pulang dari rumah Sunwoo kemarin, Jie tersandung oleh kakinya sendiri, saat itu keadaannya sedang hujan deras, namun Jie malah keukeh melanjutkan langkahnya menuju halte dengan sisa-sisa isakannya. Untung saja ada Younghoon yang bersedia mengantarnya sampai rumah.

"Sini gue bantu." Gumam Hyunjin sambil mengulurkan tangannya, namun gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Gak perlu, gue masih bisa jalan sendiri." Ucapnya, lalu melanjutkan langkahnya memasuki kantin.

"Padahal niat gue baik." Gumam Hyunjin sambil menatap tangannya. Lalu pria itu melanjutkan langkahnya menuju Hwall.

"Jie."

"Kak Hyunjae" gumamnya sambil tersenyum.

Hyunjae mendudukkan dirinya di depan Jie dengan nampan berisi makanan miliknya. Pria itu menopang wajahnya sambil menatap Jie yang bergerak tidak jelas karena di tatap oleh Hyunjae.

"Makanan datang!" Gumam Heeyul sambil menaruh makanan di hadapan Jie.

Jie memang sempat ke kantin bersama Heeyul tadi, namun gadis itu pamit ke kamar mandi. Sedangkan Heeyul menyarankan untuk memesan makanan.

"Kok pedas?" Baru saja Heeyul ingin memulai makan, Tegal kegiatannya terulur saat mendengar Hyunjae yang baru saja berbicara.

Pria Lee itu menunjuk mangkuk milik Jie dengan satu alisnya yang terangkat.

"Emang kena-----ouh iya gue lupa, lo kan gak bisa makan pedes." Gumam Heeyul sambil menepuk keningnya, Jie yang melihat itu hanya terdiam sambil memperhatikan keduanya.

"Gue kebiasaan pesen buat Leana, tuker sama punya gue---eh punya gue juga pedes."

"Udah gak papa" gumam Jie, gadis itu hendak memulai makan, tetapi Hyunjae malah menahan pergerakannya.

"Nanti sakit perutnya, jangan nyari gara-gara." Omelnya pada Jie.

"Makan punya gue aja, biar gue makan punya lo." Pintanya, pria Lee itu beralih menukar makannya dengan makanan milik Jie.

Jie hanya bisa menuruti perkataan Hyunjae dan memulai makan siangnya, ketiganya makan dengan tenang walaupun sesekali Heeyul membuka suaranya untuk bercerita.

Jie tersentak kaget saat mendengar suara bising dari sisi lain, dia langsung mengalihkan pandangannya menatap seorang gadis yang terduduk di lantai dengan wajah menunduk.

"Senior gitu gak patut di contoh" keluh Heeyul sambil menunjuk kakak tingkat yang baru saja menubruk seorang gadis hingga terjatuh, namun dengan santainya kakak tingkat itu malah melangkah pergi begitu saja.

"Gak ada gunanya padahal kayak gitu." Gumam Hyunjae, pria itu nampak tenang sambil menatap layar handphonenya.

Heeyul dan Jie mengangguk setuju, kemudian pandangan keduanya kembali teralih pada gadis yang ia yakini adalah adik tingkat mereka. Jie dan Heeyul merenggang senyumnya saat melihat Leana berjalan mendekat untuk membantu adik tingkat tersebut, sedangkan Jaemin membantu mengambil handphone milik adik tingkat itu yang terlempar agak jauh.

Kalau di lihat-lihat keduanya saling menguntungkan, walaupun kadang merepotkan. Tapi Jie dan Heeyul suka dengan hubungan Leana dan Jaemin yang memiliki kesan dewasa dalam pola berfikir.

"Gak papa kan?" Tanya Leana, adik tingkat itu menggelengkan kepalanya.

"Ini handphonenya."

"Lain kali hati-hati."

"Haechan mana?" Tanya Leana saat gadis itu mendudukkan dirinya di sebelah Jie. Sedangkan Jaemin memilih duduk di sebelah Hyunjae.

"Kalau ada di jahatin, gak ada di cariin." Ujar Heeyul dengan nada malas.

"Itu di sana, sama Mark dan Renjun." Gumamnya sambil menunjuk meja pojok yang memperlihatkan Haechan dan yang lainnya.

"Tumben gak ke sini?"

"Dia males ada lo!" Gumam Heeyul sambil menunjuk Leana.

"Habisin makannya dulu, kalau mau ngobrol nanti aja. Setelah makan" pintah Hyunjae. Pria itu tidak mengalihkan tatapannya dari layar handphone, namun semuanya sadar bahwa ucapan tersebut di lontarkan untuk Jie.

"Iya iya."

"Minum air putih yang banyak" pintah Hyunjae sambil menyodorkan botol mineral ke arah Jie, Ia menggeser jus milik Jie agak jauh dari sang pemilik.

"Nyebelin," gumamnya pelan, namun dapat di dengar oleh Hyunjae.

"Bukan nyebelin, tapi ini bentuk perhatian." Gumamnya sambil mengusap kepala Jie dengan lembut.

Terlalu frontal.

Heeyul yang memperhatikan itu rasanya ingin sekali pamit undur diri dari tempat terkutuk itu, karena di sana hanya dirinya yang sendiri. Menyedihkan sekali nasibnya.



_____



Sunwoo yang kini terduduk di taman belakang hanya bisa menghela nafasnya berkali-kali, semuanya semakin rumit.

"Makan dulu." Younghoon melemparkan roti pada Sunwoo yang langsung di tangkap oleh pria itu.

"Dia mau mati kali." Gumam Kevin sambil mengunyah makanannya, matanya menatap Sunwoo yang terlihat menyedihkan.

"Mati juga butuh tenaga" timpal Eric.

"Masa iya? Aturan baru dari mana itu?"

"Mati tinggal mati," timpal Jacob dengan nada kesal.

Sunwoo yang memperhatikan semuanya hanya bisa menghela nafasnya kasar.

"Gak usah di pikirin" gumam Younghoon, pria itu mendudukkan dirinya di sebelah Sunwoo.

Bagaimana bisa Younghoon berucap demikian? Sedangkan Sunwoo saja selalu di liputi dengan satu nama di kepalannya.

"Kemarin udah anterin Jie?"

"Udah sampai depan rumahnya dengan selamat, semuanya sesuai permintaan."

"Bagus."

"Kenapa gak lo aja yang anterin?"

"Dia butuh waktu" Jawab Sunwoo yang di anggukki oleh Younghoon. Dia cukup pahan dengan situasi semacam ini.

"Kenapa kalian harus berakhir? Kenapa lo nutupin semuanya dari Jie? Kenapa lo gak jujur aja?"

"Kenapa lo bertingkah seakan lo gak peduli sama dia, sedangkan hati lo malah berucap berlawanan?"

"Gak ada yang perlu gue jawab dari semua pertanyaan lo." Gumamnya, pria langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan Younghoon.

Sunwoo adalah pria yang sulit di tebak, jalan pemikirannya sangat rumit untuk mencapai titik yang dia tuju.

Sifat itulah yang kadang membuat Younghoon kesal dengan Sunwoo, pria itu lebih suka sekali memikul beban sendiri tanpa ingin berbagi pada siapapun dan berakhir tertekan.

After HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang