Keesokan harinya, Jie memasuki kelas dengan langkah riang. Entahlah apa alasannya, tapi hari ini Jie merasa suasana hatinya sedang baik.
Kaki kecilnya melangkah ke arah meja tempatnya duduk, namun pergerakannya berhenti saat mendapatkan sebuah paper bag di atas mejanya. Tangan mungilnya bergerak membuka paper bag tersebut dan menemukan banyak susu pisang di dalamnya, mata kecilnya menangkap sebuah sticky note berwarna biru muda.
"I'm sorry and please comeback to me."
Meskipun tidak ada nama dari pemberi, Jie sudah tau siapa yang memberi susu pisang sebanyak ini.
Senyum tipis terukir di bibirnya kala seseorang memperhatikannya dari jendela kelasnya. Dengan gerakan cepat tangannya mengeluarkan susu pisang tersebut dari tempatnya.
"Yang mau ambil aja!" Teriaknya pada teman-teman sekelasnya, setelah berucap demikian. Gadis itu langsung melangkah keluar dari kelasnya tanpa tujuan, padahal jam pertama akan di mulai.
Apa salahnya jika dirinya ingin melupakan semuanya? Kenapa semua seakan tidak boleh di lupakan sedemikian rupa.
Terkadang dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dulu dirinya menerima Sunwoo dengan senang hati? Bagaimana bisa dia sangat menyayangi pria brengsek seperti Sunwoo?
Jie tidak ingin menjadi seperti kebanyakan gadis yang berada di sekitarnya, gadis-gadis yang selalu memandang ke masa lalu tanpa berfikir dirinya bisa menjadi lebih bahagia di masa depan.
Sesampainya di rooftop, Jie langsung mendudukkan dirinya di sofa. Sesekali matanya terpejam sambil merasakan terpaan angin di wajahnya. Jie tidak menyangka dirinya hadir di tengah-tengah hubungan Sunwoo dengan kekasihnya, sial sekali kisah percintaannya.
Mata Jie terbuka saat seseorang membuka pintu rooftop, pria itu berjalan dengan santai menghampiri Jie.
Saat Jie ingin melangkahkan kakinya menuju pintu rooftop, Sunwoo sudah lebih dulu menariknya hingga gadis itu menabrak dada pria itu.
Matanya mengerjap lucu, namun eksepsinya berubah menjadi datar saat melihat Sunwoo tersenyum.
"Gue kangen," gumamnya sambil memeluk Jie dengan erat. Gadis itu sudah berontak, namun tenaganya kalah besar dengan tenaga Sunwoo.
"Lepas!"
"Kenapa menghindar belakangan ini?"
Rasanya Jie ingin tertawa terbahak-bahak, bagaimana bisa pria itu bertanya. Apa dia lupa dengan perbuatannya.
"Biarin gue jelasin, Ji."
"Nggak perlu!"
Dengan gerakan cepat Jie mendorong tubuh Sunwoo di saat pelukan pria itu mulai mengendur.
Matanya menatap tajam ke arah Sunwoo, tatapan benci yang Jie pancarkan membuat Sunwoo menghela nafas berat.
"Dengerin gue dulu"
"Nggak perlu."
"Jie"
"Nggak perlu kak, biarin Jie bahagia. Lagian Jie udah memberikan jalan yang luas untuk hubungan kak Sunwoo sama pacar kakak."
"Gue gak ada hubungan lagi sama dia."
Memang benar, setelah Soyeon menghampiri Sunwoo ke apartemen. Keesokan harinya Sunwoo langsung meminta mengakhirkan hubungan dan alasannya karena bosan.
"Brengsek sekali." Gumam Jie dengan nada mengejek, dia tidak menyangka pria yang kini berada di depannya tidak menggunakan otaknya dengan baik untuk mengambil suatu keputusan.
Sunwoo mulai membuka suara menjelaskan semua, namun Jie seakan menulikan pendengaran. Dia tidak ingin mendengar omong kosong dari pria yang kini berada di depannya.
Fokusnya kini menatap layar handphone miliknya yang lebih menarik dari pada harus mendengarkan ucapan Sunwoo.
Sadar dengan Jie, lelaki itu kini menatap tajam ke arah Jie yang kini sedang tersenyum-senyum sambil menatap layar handphone.
Dengan gerakan cepat, Sunwoo merampas handphone milik Jie dan langsung melemparnya jauh-jauh ke sembarang arah.
Hal itu membuat Jie membulatkan matanya.
"Kak Sunwoo apa-apaan sih!" Bentaknya pada pria yang berada di depannya.
"Lo yang apa-apaan!" Balasnya dengan nada tinggi.
Saat Jie hendak membuka suaranya kembali, dirinya malah di kagetkan dengan teriakan Sunwoo.
"APA? MAU NGOMONG APA LO?"
Jie hanya bisa terdiam, dia memang sudah biasa melihat Sunwoo marah, namun ini baru pertama kali Sunwoo meneriakinya dengan suara lantang.
"Gue ngelakuin ini ada alasannya!"
"Tapi kenapa gak ada yang ngerti?!"
"Kak Sunwoo egois!"
"Kalau gue egois, lo mau apain gue?!"
Jie kembali di buat bungkam dengan ucapan Sunwoo, gadis itu tidak tahu harus apa lagi.
"Lo gak ngerti apa-apa, Ji. Tentang gue"
"Dan aku gak akan pernah peduli dan gak akan pernah mau ngertiin kak Sunwoo!"
"Sampai. Kapanpun." Lanjut Jie dengan suara penuh penekanan.
"Apapun itu alasan lo, gue gak peduli dan tetap dalam pendirian gue!"
Melihat Jie menundukkan kepalanya membuat Sunwoo tersenyum, dia suka melihat Jie yang tampak pasrah seperti ini.
Gadis itu bahkan tidak berbicara sama sekali dan hanya menundukkan kepalanya.
"Nangis, Jie. Dengan gue buat lo nangis, itu menandakan kalau lo masih sayang sama gue."
Sunwoo pikir Jie akan menangis, namun dugaannya salah. Gadis itu malah mengangkat kepalanya dan mengibaskan rambutnya kebelakang. Tidak ada air mata yang keluar dari kelopak mata indah milik Jie.
Hal itu membuat Sunwoo tertawa dalam hati.
"Aku bukan gadis lemah yang sering kakak bilang, jadi minggir dan jangan pernah temuin aku lagi!" Tegasnya, gadis itu mendorong bahu Sunwoo dengan tangannya, lalu kakinya melangkah keluar dari rooftop meninggalkan Sunwoo yang masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Hidden
FanfictionMenyukai seseorang hanyalah hal semata yang tidak bisa bertahan lama, namun kenapa jika membenci dapat bertahan lama dan meninggalkan bekas yang tidak bisa terlupakan. Walaupun berakhir memaafkan, namun tidak ada kata tulus yang meliputi. Apa itu ad...