Pengakuan dari Hyunjae berputar di otak Jie setiap detiknya, bahkan gadis itu sempat bingung untuk memberikan jawaban. Dia tidak tahu apa yang harus di lakukan, selama dirinya mengenal Hyunjae pria itu memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, walaupun tidak terlalu di tunjukkan.
Kalau kalian bertanya pada Jie tentang perasaannya pada Hyunjae, gadis itu juga tidak tahu pasti dengan perasaan terhadap Hyunjae. Dia tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri. Jika Jie deskripsikan, gadis itu memang tertarik dengan Hyunjae. Namun di sisi lain, gadis itu masih memperdulikan nama lain di dalam hatinya.
Terbukti saat ini Jie yang sudah berada di apartemen milik Sunwoo, Beberapa menit yang lalu Younghoon menghubungi Jie untuk pergi menjenguk Sunwoo di apartemennya. Tanpa berfikir panjang, Jie menyetujui permintaan Younghoon tanpa basa-basi terlebih dahulu.
Dengan langkah kecil, Jie memasuki ruang tamu yang berada di apartemen ini. Gadis itu mengalihkan pandangannya pada sekitar, menatap semua barang yang tertata dengan rapih.
Kemudian gadis itu kembali melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar yang tertutup rapat, kamar tersebut bertepatan berada di sebelah kamar milik Younghoon yang terbuka lebar, sedangkan sang pemilik kamar entah pergi kemana.
"Kak Sunwoo" gumamnya dengan suara kecil, Jie melangkahkan kakinya memasuki kamar Sunwoo secara perlahan.
Atensinya menatap Sunwoo yang tertidur dengan posisi tengkurap di atas kasurnya, tanpa mengenakan atasan.
"Kak Sunwoo." Jie melangkah mendekat menghampiri Sunwoo. Jie meletakan punggung tangannya di kening Sunwoo. Hal pertama yang Jie rasakan ada panas.
Dengan helaan nafas berat, Jie menjauhkan tangannya dari kening Sunwoo. Jie beralih menarik selimut milik Sunwoo sampai sebatas leher, lalu gadis itu berjalan membuka gorden kamar Sunwoo.
Padahal hari sudah menjelang siang, tapi Sunwoo membiarkan gorden kamarnya tertutup. Setelah berhasil membuka gorden kamar Sunwoo, Jie beralih melangkahkan kakinya menuju lemari pakaian milik Sunwoo.
"Ngapain di sini?" Suara berat milik Sunwoo berhasil membuat Jie menatap pria itu.
"Pake ini" pintah Jie sambil memberikan baju yang di ambilnya untuk Sunwoo.
Dengan gerakan malas, Sunwoo memakai baju yang Jie berikan. Lalu pria itu beralih mengubah posisinya menjadi duduk.
Mengingat Jie membuat Sunwoo malas menatap gadis itu berlama-lama, apalagi insiden saat itu yang berhasil membuat Sunwoo menjadi seperti ini. Selama beberapa hari ini Sunwoo selalu meng- skip makannya dengan alasan tidak ada nafsu makan.
"Ngapain di sini?"
"Kak Younghoon suruh Jie ke sini." Jawabnya, gadis itu menempatkan dirinya di sisi ranjang Sunwoo.
"Kak Hyun---maksud Jie, kak Sunwoo udah makan?"
Mendengar Jie yang hampir menyebutkan nama seseorang yang tidak mau Sunwoo dengan membuat Sunwoo berdecak kesal. Bisa-bisa gadis itu memanggilkan seperti itu, padahal orang yang hampir Jie sebut tidak ada di sini. Rasanya Sunwoo kesal mendengarnya.
"Kak Sunwoo udah makan?"
"Peduli apa?"
"Jie---"
"Keluar!" Potong Sunwoo sambil menunjuk pintu kamarnya.
Sumpah Sunwoo muak dengan semua ini, dia tidak suka dengan sikap Jie yang bertingkah seakan-akan peduli dengan dirinya. Entah itu peduli atau kasian dengan keadaan Sunwoo, intinya Sunwoo tidak suka dengan hal itu.
"Kak Sunwoo, jangan kayak gini. Jie di sini mau bantu kak Sunwoo buat sembuh" gumamnya sambil menundukkan kepalanya.
"Jie buatin bubur buat kak Sunwoo dulu." Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar Sunwoo. Hal itu membuat Sunwoo menatap punggung Jie dengan helaan nafas panjang. Gadis itu selalu keras kepala dari dulu.
Beberapa menit kemudian, Jie kembali dengan nampan berisi semangkuk bubur serta segelas air mineral.
"Kak Sunwoo makan dulu, abis itu minum obat."
"Gak perlu." Tegas Sunwoo saat Jie hendak menyuapinya.
Pria itu mengambil alih makanan yang Jie pegang.
"Jie punya salah sama Kak Sunwoo? Padahal Jie udah berusaha buat gak benci kak Sunwoo dengan memperdulikan apa yang kak Sunwoo lakuin ke Jie."
Sunwoo diam, pria itu masih setia mendengar ucapan Jie tanpa berniat membuka suara.
"Maafin Jie kak, walaupun Jie bukan yang pertama buat kak Sunwoo saat itu. Tapi seenggaknya Jie udah memperlakukan kak Sunwoo sebagai mungkin sebagai pacar Jie. Jadi untuk saat ini Jie lebih memilih----"
"Keluar!" Potong Sunwoo, pria itu tau kemana jalan ucapan Jie akan berakhir. Dari pada dia mendengarkan hal tersebut. Lebih baik Sunwoo mengakhiri ucapan itu.
"Kak Sun----"
"Gue bilang keluar, lo ngerti gak sih?!"
Jie masih terdiam. Dia tidak tau jika Sunwoo akn bersifat seperti ini. Seharusnya di sini Jie yang marah, seharunya di sini Jie yang membenci Sunwoo. Namun kenapa semuanya bertingkah sebaliknya.
"Harus berapa kali gue bilang?"
"KELUAR JIE KELUAR!" teriaknya, hal itu membuat air mata Jie lolos begitu saja keluar dari kelopak matanya. Tubuhnya bergetar saat mendengar nada suara Sunwoo yang meninggi, namun gadis itu memilih untuk diam di tempat sampai pintu kamar Sunwoo terbuka oleh seseorang.
"Sunwoo." Panggilnya, suara itu lebih terdengar seperti bentakan. Namun pria itu tidak memperdulikannya.
"Jangan ngomong dengan nada kayak gitu, gak baik Sunwoo. Dia wanita!" Mendengar itu membuat Jie mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang baru saja berbicara pada Sunwoo.
"Jie?"
"B-bibi Yoonwa?" Kakinya bergerak menghampiri pria paruh baya tersebut, melihat itu membuat Yoonwa merenggangkan tangannya memeluk tubuh Jie yang kini sedang terisak.
"Mama---"
Ucapan Sunwoo terpotong saat secara tiba-tiba Yoonwa mengisyaratkan Sunwoo untuk terdiam. Pria itu menurut dan berakhir hanya bisa memandang keduanya dengan alis yang berkerut.
Sedang Jie masih terisak di pelukan Yoonwa, wanita paruh baya itu hanya bisa menepuk-nepuk punggung Jie untuk menenangkan.
Kenapa duniannya sangat sempit?
Kenapa semuanya malah terlihat seperti sebuah cerita yang sudah di tentukan alurnya dan terlihat seperti fiksi?
Jika wanita yang kini memerlukannya adalah ibu dari Sunwoo, berarti ucapannya beberapa hari yang lalu adalah kisah dari Sunwoo.
Lalu apa maksud dari ucapan mengorbankan perasaannya?
Siapapun bisa jelaskan semuanya pada Jie?
KAMU SEDANG MEMBACA
After Hidden
FanfictionMenyukai seseorang hanyalah hal semata yang tidak bisa bertahan lama, namun kenapa jika membenci dapat bertahan lama dan meninggalkan bekas yang tidak bisa terlupakan. Walaupun berakhir memaafkan, namun tidak ada kata tulus yang meliputi. Apa itu ad...