.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kenapa dia harus repot-repot menyuruhku menemuinya sendiri hanya untuk mengambil payung? Dia kan bisa menyuruh office boy untuk mengembalikannya.
Atau jika dia tak sempat, dia kan bisa menyuruh sekertarisnya untuk mengurus payung itu. Apalagi Minju tahu bosnya itu sangat sibuk.
Gosip yang terdengar mengatakan Ahn Yujin adalah workaholic sejati yang menghabiskan waktu 20 jam sehari untuk bekerja.
Atau, kenapa tidak dia buang saja payung itu? Toh aku juga tak akan berani menagihnya, pikir Minju sambil mengerutkan kening di dalam lift yang
mengarah ke lantai 14, lantai khusus CEO mereka.Ini kali kedua dia ke ruangan ini, sungguh tak disangka, dua tahun bekerja disini dia hampir tak pernah bertatapan langsung dengan sang pemimpin tertinggi yang diagung-agungkan itu, tetapi sekarang, dua hari berturut-turut dia dipanggil menghadap Ahn Yujin.
Lift terbuka dan dia dihadapkan pada ruang tunggu yang nyaman dan mewah.
Sekertaris yang sama, wanita setengah baya yang terlihat kaku dan efisien itu menatap Minju dengan skeptis, sepertinya dia juga bertanya-tanya kenapa pegawai rendahan macam ini sampai dua kali dipanggil menghadap langsung ke sang CEO, padahal setahunya Mr. Yujin hanya berkomunikasi dengan anggota direksi, manajer dan kepala bagian unit perusahaannya, itupun lewat meeting resmi perusahaan dan melalui seleksi janji temu yang rumit.
"Mr. Yujin sudah ada di dalam, beliau sudah menunggu anda, saya sudah menginformasikan kedatangan anda lewat intercom dan beliau mempersilahkan anda langsung masuk", gumam sekertaris itu dingin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yujin baru saja menyelesaikan meeting penting dan dengan segera kembali ke ruangannya. Mengingat alasan yang membuat dia begitu terburu-buru kembali, membuatnya mengerutkan dahi, dia sudah menelpon atasan Minju tadi pagi, menjelaskan alasan keterlambatan gadis itu.
Dan atasan Minju begitu kegirangan karena teleponnya, hingga seolah-olah tak peduli lagi kenapa Minju sampai terlambat.
Yah mungkin setidaknya gadis itu akan berterimakasih padaku,...atau malah jengkel? Yujin tersenyum sinis, menilik sifat gadis itu, sepertinya Minju akan tambah jengkel dengannya.
Setelah dengan serius mempelajari berkas-berkas yang diantarkan bagian personalia padanya, Yujin termenung. Gadis itu tidak bohong, kedua orang tuanya memang telah meninggal, dan alamat tempat tinggalnya memang terdaftar sebagai rumah kost, bahkan gadis itu tidak mengisi nama saudara atau kerabat dekat yang bisa dihubungi.
'Saya tinggal sendirian', begitu ucapnya tadi. Apakah gadis itu benar-benar sebatang kara seperti ceritanya. Kalau dia tanpa keluarga dan hanya tinggal di kamar kost, untuk apa dia meminjam uang sebesar 40 juta ke perusahaan yang harus dilunasi dengan memotong gajinya selama bertahun-tahun? Apakah dia sakit Memikirkan kemungkinan itu, Dada Yujin langsung merasa nyeri.
Tidak! Putusnya setelah termenung sejenak, gadis itu sehat, kalau tidak dia pasti tidak akan lolos seleksi test kesehatan yang sangat ketat untuk masuk ke perusahaan ini.
Kalau begitu, dia pasti gadis yang suka menghambur-hamburkan uang, Yujin menyimpulkan. Yeah, segalanya akan menjadi lebih mudah.
Yujin rela memberikan uang sebanyak yang Minju mau asal Minju mau melayaninya.
Ia sangat kaya, dan memiliki gadis seperti Minju yang benar-benar memacu hasratnya memang layak diberi sedikit pengorbanan.
Lamunannya terhenti ketika intercom berbunyi memberitahukan kedatangan Minju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Story About Jinjoo
FanfictionFF INI REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA! Yang udah baca ya gapapa asal jangan report😉 Yang mau baca ya baca aja :v Saya greget soalnya versi kapal lain udah banyak :v tapi jinjoo belum ada :v 🔞🔞🔞