Ini sudah terhitung lebih dari 3 jam Sehun menunggu diam di dalam mobil tanpa melakukan apapun. Kedua pasang matanya sungguh sedari tadi tetap tak henti-hentinya menatap penuh tajam mengarah pada rumah megah di hadapannya yang berjarak cukup jauh dari tempat dirinya memarkirkan mobil.
Sejujurnya beberapa minggu ini Sehun sedang tak ingin memikirkan bagaimana tugasnya demi menemukan fakta tentang Kyungsoo.
Apa yang dikatakan wanita Kang itu memang benar adanya. Kyungsoo memanglah bukan orang yang mudah untuk dirinya selidiki dengan begitu mudah.
Sekalipun memang kenyataannya pria itu melakukan kejahatan kriminal, bahkan sampai sekarang pun tak ada satu pun pihak kepolisian mencoba menangkapnya.
"Ini sungguh melelahkan." Gumamnya mengeluh.
Ddrtt..ddrttt..
Getaran ponsel Sehun sukses membuat dirinya sendiri tesentak terkejut lalu mengalihkan pandang ke arah ponselnya yang tergeletak di kursi samping dekat kemudi.
Melihat sejenak layar ponselnya yang menyala dan menampilkan nomor pribadi membuat alis Sehun menukik merasa aneh. Menerima panggilan tersebut dengan keraguan.
"Kau menungguku?"
Sehun membelalakan matanya dan langsung berfokus pada rumah megah yang menjadi targetnya dalam beberapa minggu terakhir ini.
"Waeyo? Apa yang ingin kau ketahui dariku ..."
"... jaksa?" Ada jeda panjang ketika pria itu berucap.
"Bisa kita bertemu?" Tanya Sehun mencoba untuk tak terpancing emosi.
"Wae? Kau ini suka sekali terburu-buru ya?"
Sehun menggeram, genggaman tangannya pada setir mobil pun ikut mengeras hingga memutih.
"Jadi kau ingin apa sekarang?"
❣
Taeyong mendesahkan nafasnya kasar. Ia masih berada di dalam mobil sambil mengamati lembar foto Taera. Ekspresi wajahnya pun sangat terlihat tidak senang. Ini pertama kalinya, targetnya adalah wanita muda.
"Hah.. kenapa harus wanita secantik ini?" Gumamnya seolah tak tega.
Dan setelahnya pun keluar dari dalam mobil, menjalankan tugasnya seperti biasanya.
Ting tong.. ting tong..
"Nde? Jamsi.. nuguseyo?" Tanya Taera setelah dirinya membuka pintu apartementnya.
Mengernyitkan dahinya menatap pria asing yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya. Seingatnya pun Taera tak mengenal siapa gerangan pria di hadapannya itu.
Taeyong tersenyum, "ah maaf, aku penghuni rumah baru di sebelah, aku hanya ingin menyapa dan memberikan sedikit makanan kepadamu sebagai perkenalan tetangga baru."
"Ahh jadi kau penghuni baru di sebelah." Ucapnya lirih menatap Taeyeong dari atas sampai bawah penuh teliti.
Merasa di perhatikan begitu intens dengan segera pun Taeyong mencoba meyakinkan Taera, "jika kau tidak percaya padaku, kau bisa bertanya pada pemilik gedung dan juga tetangga yang lainnya.."
"Maaf.. aku tidak bermaksud mencurigaimu." Sergah Taera merasa canggung karena apa yang berada dalam pikirannya telah terbaca dengan jelas.
"Siapa---"
"Nde? Aa.. kenalkan namaku Lee Taeyong. Kau bisa memanggiku Taeyong saja." Ucapnya memperkenalkan diri dengan senyum mengembang.
Taera pun kini perlahan membalas senyum Taeyong tak kalah ramah dan juga hangat.
~~~
Sohyun melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengalihkan pandang ke luar jendela.
Ia selalu berharap makan malamnya hari ini sungguh membuatnya bahagia sesuai harapan karena pada akhirnya Baekhyun bersedia datang untuk menemaninya makan malam.
Tapi sayangnya ekspetasinya tak sesuai realita. Bahkan bayangan akan Baekhyun yang membawa buket bunga untuk di berikan padanya sebagai bentuk rasa cinta keromantisannya saja tak ada sama sekali.
Seharusnya memang Sohyun tidak berharap tinggi akan hal itu semua. Bahkan jika pun harus di bandingkan makan malam bersama Taeyong beberapa waktu lalu pun itu lebih baik daripada malam ini. Meskipun hanya membahas masalah pekerjaan tapi setidaknya Taeyong memiliki cukup banyak topik bahasan sekalipun membosankan dan terkesan tak penting.
Baekhyun meletakkan ponselnya di atas meja setelah lelah bermain game. Meminum segelas wine miliknya hingga tangkapan matanya kini teralihkan akan kekasihnya itu yang nampak diam tak seperti biasanya.
"Wae? Kau ada masalah?" Tanya Baekhyun membuka percakapan.
Sohyun menghela nafasnya panjang menolehkan kepalanya pelan menatap Baekhyun tanpa ekspresi.
"Kau tahu arti bunga mawar?"
"Cinta?"
Sohyun tersenyum tipis, "cinta sejati." Lirihnya berucap membenarkan.
"Cinta sejati? Aku bahkan tidak percaya akan hal semacam itu."
"Benarkah? Lalu apakah kau percaya akan cinta?"
Baekhyun mendesah sejenak, melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang, menyamankan posisi.
"Geuresae.. menurutmu? Mana yang lebih penting..cinta sejati atau hanya cinta biasa?"
"Bahkan bunga mawarpun memiliki duri untuk melindungi dirinya sendiri. Bukankah aku pun perlu memiliki duri itu? Bahkan sekalipun aku hanya memiliki cinta saja bukankah itu bagus? Setidaknya aku pernah merasakannya."
Baekhyun menyeringai tipis, "kau benar.. setidaknya kau memiliki cinta itu." Balasnya.
Sohyun pun kini tersenyum mengembang. "Kalau begitu .. malam ini bagaimana jika kita kencan? Bukankah kita sudah lama tidak berkencan, hem?" Tanyanya penuh antusias.
Baekhyun tersenyum, bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Sohyun membungkukkan tubuhnya, membisikkan sesuatu.
"Tanpa memiliki duri pun kau sudah sangat berduri untukku.. jangan pernah berharap apapun." Ada jeda cukup lama sebelum Baekhyun kembali berucap.
"... karena bagiku kau tak lebih dari sekedar bunga mawar tanpa duri yang bisa ku sentuh kapanpun aku mau."
Bisiknya di akhiri kecupan hangat di telinga dan setelahnya pergi meninggalkan Sohyun yang masih duduk terdiam mengepalkan tangannya menahan kesal. Bahkan kedua matanya pun sudah memerah menahan tangis.
"Brengsek!"
❣
Sehun yang baru saja pulang dan masuk ke dalam rumahnya pun kini matanya justru menangkap sosok tamu tak di undang yang tak pernah dirinya harapkan sama sekali untuk datang.
"Dasar penyusup." Sarkasnya seraya duduk di atas sofa merebahkan tubuhnya sambil memejamkan mata.
"Kau sudah pulang ternyata." Ucap Baekhyun membalikkan tubuhnya setelah sebelumnya menikmati kesunyian menatap langit malam dari jendela kaca.
Sehun menggeram rendah, "ada apa? Sepertinya kau datang mau meminta bantuanku lagi?" Tanyanya menebak.
Baekhyun tersenyum tipis lalu berjalan menghampiri kawannya itu dan duduk di hadapan Sehun melipat kedua tangannya. Mengamati kawaannya itu sejenak.
"Hem.. aku butuh bantuanmu lagi."
Sehun pun menghembuskan nafasnya kasar, membuka matanya sejenak dan kembali menegakkan tubuhnya menatap Baekhyun serius. Ia sudah bisa menebaknya sejak awal.
"Mwo.. mwonde?"
Baekhyun tersenyum mengembang membalas tatapan Sehun penuh arti membuat Sehun langsung mengernyit tak paham.
"Aku akan menikah."
"Mwo?"
Continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
WRECKED [ TAMAT ]
Mystery / Thriller[RATED 19+] || You and I cannot be in line, but the bonds that have been formed are not easy to break. Can only choose to be crushed together or stay together ?