34

735 99 33
                                    

Ini sudah terhitung 3 hari setelah kejadian malam itu yang membuat Jihyun langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri hingga saat ini. Menunggunya dengan harap-harap cemas. Terlebih kondisi mentalnya yang tengah tak stabil dalam beberapa hari terakhir ini.

"Bagaimana kondisinya? Dia tidak matikan?" Tanyanya menggebu.

Yujin berdecak sebal mencibikkan bibirnya menatap Chanyeol bodoh, "yak! Jaga bicaramu! untuk apa Sohyun mati."

"Kau pikir wajar jatuh pingsan selama 3 hari dan belum sadar sampai saat ini? Jelas aku menanyakan hal itu padamu. Kau kan dokter jadi pasti lebih tahu akan hal itu." Ucap Chanyeol.

"Heishh.. lagipula itu wajar untuknya, mentalnya sangat terganggu sekarang dia pasti sangat depresi akibat kegugurannya selama ini." Ucap Yujin.

Chanyeol mengangguk-anggukan kepalanya setuju tapi setelahnya ia menyadari akan sesuatu yang baru saja di dengarnya hingga kepalanya pun langsung menoleh cepat menatap Yujn merasa terkejut.

"Apa kau bilang tadi? Keguguran? Maksudmu Sohyun hamil?" Tanya Chanyeol.

"Usianya terlalu rentan, seharusnya Sohyun tidak memikirkan banyak hal di masa kehamilannya, terlebih itu juga anak pertama mereka." Jelas Yujin.

Sebagai seorang dokter, jelas Yujin tahu akan apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Sohyun meski hanya sekali melihatnya saja. Ini sungguh akan menjadi berita besar jika sampai Baekhyun ataupun Sehun tahu dan ia yakin Sohyun tidak ingin mereka tahu.

"Menurutmu apa Sohyun sungguh tahu jika dirinya hamil?"

Yujin tidak bisa menjawab gadis itu hanya diam, ia sendiripun tidak tahu apakah Sohyun sudah mengetahuinya atau belum, tapi yang pasti ia akan menanyakannya ketika wanita itu sudah sadar.

~~~

"Minjae.." lirihnya memanggil.

Merasa namanya terpanggil ia pun kini membuka matanya dan langsung menatap kakaknya itu yang telah tersenyum menyapanya lewat tatapan matanya, seketika itu juga Minjae terkejut dan duduk dihadapan wanita itu.

"Kakak.. kakak sudah sadar." Ucapnya serak hingga meneteskan air mata merasa terharu dengan apa yang dilihatnya sekarang kakaknya mengalami koma sementara pasca operasinya saat itu dan baru kali ini dia sudah sadar sepenuhnya.

Sunhee mengusap air mata milik adiknya itu yang telah jatuh begitu deras membasahi pipi merasa teramat bersedih menatapnya penuh rasa bahagia dan sebagai kakaknya jelas ia tahu pasti bagaimana perasaan adiknya itu sekarang.

Mengulas senyum hangat Sunhee membawa tangan Minjae dalam genggamannya, "maafkan aku Minjae.. kau pasti sudah sangat lelah kepadaku kan selama ini? Maafkan aku.." ucap Sunhee merasa bersalah.

Minjae menggelengkan kepalanya di tengah tangisnya yang masih menggebu menatap penuh kebahagiaan pada sosok kakaknya itu yang setidaknya kini tengah mengenalinya meski ia sendiripun tahu ingatan kakaknya ini takkan berlangsung lama akibat sakit yang di deritanya. Jika saja.. jika saja Sohyun ada di sini dan gadis itu mau bersedia menemui ibunya Minjae yakin kakaknya itu pasti akan merasa teramat bahagia.

"Minjae~aa.. aku bermimpi sangat panjang dan di dalam mimpiku itu aku bertemu dengan putriku. Sohyun sudah tumbuh dewasa begitu sangat cantik tapi aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, aku tak mampu mendekat. Putriku itu sudah sangat bahagia sekarang Minjae dan aku pun ikut bahagia tapi sayang ketika aku membuka mata justru aku menangis menyesali segala perbuatanku selama ini. Andai saja waktu itu.."

Dipeluk kakaknya itu dengan erat sambil mengusap-usap punggungnya pelan, Minjae tahu pasti bagaimana perasaan kakaknya itu sekarang, "gwenchana eonni.. gwenchana." Lirihnya memberi pengertian karena ya, dirinya pun ikut menangis sekarang.

WRECKED [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang