chapter 5

1.6K 122 3
                                    

"terimakasih Hyung"Jimin tersenyum lembut pada seokjin.baginya,seokjin adalah malaikat penolongnya.ia sangat bersyukur dapat bertemu dan mengenal sosok seokjin.

"Iya Jim,kau harus istirahat"seokjin menyelimuti Jimin dengan selimut tebal.kemudian ia pergi keluar meninggalkan Jimin yang tengah tertidur.

"Bagaimana keadaan nya jin?"pria tinggi dengan rambut blonde berjalan menghampiri seokjin.

"Dia hanya perlu beristirahat Joon"seokjin menghela nafas pelan.ia berjalan menuju dapur hendak membuat sesuatu untuk dimakan.langkah nya terhenti saat ia menangkap yoongi tengah duduk di sofa ruang tengah dengan kedua kaki bertumpu diatas meja,dan menodongkan pistol ditangannya kearah seokjin.

"Kembalikan Jimin padaku"yoongi mengarahkan pelatuknya tepat didepan wajah seokjin.seokjin hanya menampilkan ekspresi datar,tidak ada rasa takut sedikitpun,karena ia tau yoongi tidak akan pernah berani menarik pelatuknya untuk melubangi wajah tampan nya.

"Dia harus istirahat,jika dia bersamamu dia tidak akan pernah bisa beristirahat"seokjin berjalan santai menuju dapur dan menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.

"Tau apa kau?"yoongi kembali mengarahkan pelatuknya kearah seokjin.

"Tentu aku tau,yang kau perduli kan hanya nafsu,pelampiasan,dan amarah tanpa memperdulikan keadaan Jimin"seokjin menatap yoongi tajam,sejujurnya ia sudah sangat geram pada yoongi.

"Diamlah,kau hanya perlu memberikan Jimin padaku,maka aku tidak akan melubangi kepalamu"kali ini yoongi benar-benar serius dengan ucapannya.

"Kenapa tidak kau lakukan sejak tadi Yoon?,aku hyungmu kalau kau lupa"seokjin berucap datar tanpa ekspresi.

"Kau benar,tapi sayang nya kau hanya Hyung ku yang diangkat oleh orang tuaku karena kau tidak punya siapa-siapa lagi,seharus nya orangtuaku tidak mengangkatmu sebagai anak kalau mereka tau eomma ku masih bisa memikiki aku"

Yoongi terkekeh meremehkan,dapat ia lihat raut marah dari seokjin.namun seokjin mencoba menahannya karena itu semua memang benar.

"Yeah,semoga eomma tidak malu mempunyai anak seperti mu Yoon"

'door'

"Diam seokjin!"yoongi berhasil melukai lengan kiri seokjin,hanya luka gores namun cukup dalam.dapat dipastikan ia akan mendapat kan luka jahit dilengannya.

"Hyung"Jimin tergopon gopoh menghampiri seokjin.wajahnya terlihat khawatir.begitupula dengan namjoon yang menghampiri seokjin dengan panik.

"Apa yang kau lakukan pada seokjin?"geram namjoon menatap yoongi sengit.

"Tanyakan saja pada kekasihmu,aku malas menjelaskan nya lagi padamu"ujar yoongi santai.

"Hyung tak apa?"Jimin menatap rembasan darah yang mengalir dilengan seokjin.bahkan ia hampir menangis melihat ekspresi seokjin yang meringis menahan sakit.

"Kau lihat chim?,itu akibatnya jika ada yang berani melawanku"kekeh yoongi meremehkan.

"Psikopat gila"Jimin menggeram marah.ia benar-benar marah pada yoongi yang sudah berani melukai seokjin.sedangkan yoongi hanya terkekeh meremehkan.

"Ikut,atau ada korban lagi?"tantang yoongi pada jimin.jimin menatap seokjin yang menggeleng lemah memberikan isyarat agar Jimin tidak ikut.

"Baiklah jika itu mau mu" yoongi mengarahkan senjata apinya tepat kearah dada namjoon.namun Jimin menghalangi.

"Aku ikut"Jimin meremas ujung baju lengannya sendiri.ia tidak ingin ada lagi yang terluka.

"Apa yang kau katakan Jim"seokjin menggenggam lengan Jimin yang hendak menghampiri yoongi.

"Biarkan saja jin"namjoon melepaskan tangan seokjin dari Jimin.

"Tapi Joon..."seokjin tampak khawatir pada Jimin.entah apa yang akan terjadi pada Jimin nanti.
Namjoon hanya mengangguk meyakinkan seokjin untuk tidak khawatir.

"Anak pintar"yoongi mengacak Surai hitam Jimin gemas.ia menarik lengan Jimin untuk dibawa pulang bersamanya.

Jimin menatap seokjin dan namjoon,ia menampilkan senyum termanis yang pernah ia miliki untuk meyakinkan kalau ia akan baik-baik saja.

"Yoongi brengsek!,berani sekali melukai lengan terindah milik seokjin"gumam namjoon sembari mengobati lengan seokjin.

Seokjin menatap namjoon geli.bisa-bisanya ia menggombal disaat keadaan tengah genting seperti ini.

"Kenapa Jimin dibiarkan pergi Joon?"seokjin menatap namjoon bingung."biarkan saja dear,dia akan baik-baik saja,percaya padaku"namjoon menatap mata bulat seokjin meyakinkan.sebenarnya seokjin percaya-percaya saja jika Jimin akan baik-baik saja,namun perbuatan yoongi yang tidak segan segan melukai dirinya dan hampir melukai namjoon membuat rasa percayanya berkurang.

"Jangan terlalu dipikirkan"namjoon membereskan peralatannya dan mengecup bibir seokjin lembut.hanya kecupan dibibir,yang mungkin akan berlanjut sampai ke leher jenjang milik seokjin.

"Tidak sekarang joon,mood ku sedang tidak baik"seokjin meninggalkan namjoon yang terbengong ditempatnya.biasanya seokjin akan pasrah-pasrah saja.

"Sialan,yoongi"gumam namjoon yang merutuki yoongi karena telah membuat mood seokjin tidak baik.

'jangan lupa vote'
'update Sabtu minggu'

"DARK NIGHT"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang