Yoongi duduk lesu di lantai dengan menyenderkan tubuhnya di ranjang tempat tidur.ia tidak tidur semalaman.memikirkan Jimin yang dibawa pergi oleh Chanyeol.
Kejadian semalam masih membekas diingatan nya.jimin yang memanggilnya tuan,seolah olah mereka tidak pernah bertemu satu sama yang lainnya.ia juga masih mengingat bagaimana Chanyeol menanyakan apakah Jimin ingat padanya,dan jawaban Jimin hanya menggeleng.itu membuatnya mati rasa.
Bagaimana Jimin bisa melupakan nya secepat itu.ia benar-benar frustasi.
Ia mengacak Surai hitam nya kuat,bahkan ia menarik rambutnya hingga ada beberapa yang rontok.Ia berjalan mendekati lemari dan mengambil senjata api miliknya.mungkin lebih baik ia tiada daripada harus merelakan Jimin pada Chanyeol.mungkin ini semua memang sudah karma nya.
Ia arahkan senjata api miliknya ke kepalanya.ia memejamkan mata nya.pikiran nya berputar-putar mengingat kebersamaan nya bersama Jimin.setetes air mata jatuh meluncur melewati pipi tirus nya.
'DOR'
Suara senjata api menggema di ruangan itu.namun tidak melukai kepalanya,melainkan melubangi ubin di atas kepalanya.
'plakk'tamparan panas mendarat di pipinya.ia tidak marah,ataupun merasa sakit.ia hanya diam. Dengan wajah yang menghadap ke kanan karena sebuah tamparan kuat.
"Pabo,apa yang kau lakukan?"orang yang menampar nya tadi merebut senjata api dari tangan yoongi dan melemparkan nya sejauh mungkin.yoongi tidak membalas,tidak juga marah dan membentak.seperti jiwanyanya mati.
'bruk'orang itu memeluk kuat tubuh yoongi.ia sangat khawatir akan keadaan yoongi.bahkan makanan yang ada di tangan nya ia biarkan jatuh dilantai untuk menyelamatkan yoongi.
"Dia melupakan ku.hiks,dia melupakanku"yoongi menangis sembari memeluk orang itu.
Aera hanya menghela nafas pelan sembari mengusap rambut yoongi lembut.ia baru pertama kali melihat yoongi sehancur ini.sejak pertama kali bertemu,yoongi adalah orang yang kuat dan dominan.bahkan sepertinya menangis pun tidak pernah ia tampilkan di depan nya.
Aera tau kalau orang yang dimaksud yoongi adalah jimin.hatinya sedikit nyeri saat mengetahui bahwa sebesar itukah cinta yoongi untuk jimin.ia tersenyum kecut saat ia menyadari dimana posisi nya sekarang.ia hanya lah seorang jalang pemuas nafsu untuk yoongi.
Ia menggeleng kuat.ia tidak lagi bekerja sebagai pemuas nafsu sejak beberapa Minggu terakhir.ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan kotor itu.ia lebih baik bekerja sebagai seorang kasir di minimarket daripada harus memuaskan hasrat laki laki berhidung belang di sebuah club' malam.
Tentang hubungan nya dengan yoongi,ia menjadi teman yang selalu membawakan makanan untuk yoongi.yoongi tidak keberatan dengan adanya Aera di sekitarnya.
"Jangan seperti ini yoon.kau harus kuat"Aera tetap menepuk lembut punggung yoongi untuk menenangkan nya.
"Apa kau bertemu dengan nya?"Aera membawa yoongi duduk di ranjang.
"Aku bertemu dengan nya"yoongi kembali mengacak Surai kelam nya.
Aera mengambil makanan yang sempat ia letakan di lantai tak jauh dari mereka.kemudian ia menyiapkan makanan itu dan memberikan nya kepada yoongi.
"Aku membawakan mu makanan."
Yoongi menatap makanan itu tidak nafsu.namun ia tetap memakan makanan itu untuk menghargai Aera yang mungkin sudah susah payah membuatkan nya.
Aera tersenyum saat dilihat nya yoongi mulai mengunyah makanan pemberian nya.rasanya senang sekali.
"Ah,aku harus pergi.bosku bisa marah kalau aku sampai terlambat.habiskan makananmu.jangan Sampai dibuang ataupun tersisa.awas saja kalau tidak habis"ancam gadis itu sembari terkekeh kecil.yoongi hanya menanggapinya dengan anggukan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
"DARK NIGHT"(END)
Teen FictionSesuatu yang hangat dan basah menempel diujung bibirnya,membersihkan sedikit noda darah disana,sesekali bibir tipis itu mengecup ujung bibir Jimin. "Jangan membantah ucapanku lagi ne,aku tidak suka kau terluka karena sikapmu sendiri" Warning🔞 boy x...