chapter 9

1.4K 109 3
                                    

Seorang namja tengah duduk di bangku taman sembari menyeruput kopi hitam ditangan nya,tengah malam seperti ini udara nya sangat dingin,ia hanya memakai jaket hitam dan celana jeans panjang berwarna hitam dipadukan topi hitam yang menjadi ciri khasnya.namun ia seperti tidak memperdulikan keadaannya.bahkan kulit putih nya semakin pucat dan memerah karena dingin.

hampir seharian ia bergelut dengan Jimin dan menyelesaikannya setelah Jimin benar-benar tidak sadarkan diri.ia merutuki perbuatannya yang telah membuat Jimin menjadi sakit.

Yoongi menghubungi seokjin dan meminta seokjin untuk merawat Jimin sampai sembuh.awalnya seokjin menolak karena perbuatan kurang ajar yoongi kemarin,namun sifat tulus yoongi untuk Jimin kali ini membuat seokjin luluh.

'tap'

Seseorang duduk disamping nya dan ikut menatap langit kelam tanpa bintang.

"Apa yang kau pandang diatas sana?"orang itu mengeratkan mantel tebal berwarna  coklat miliknya.sesekali ia hembus telapak tangannya dengan nafas hangat nya.

Yang ditanya hanya diam.tidak sedikitpun tertarik pada orang disampingnya.

"Ingat perjanjian kita kan?"orang itu menatap yoongi tajam,wajah imut nya tersamarkan oleh aura dominan yang kuat.

Yoongi membalas tatapan namja bermantel coklat disamping nya.ia menghembuskan nafasnya kuat.

"Teruslah sakiti Jimin,maka Jimin akan berpaling darimu dan aku siap untuk menjadi pelindungnya dari bajingan brengsek sepertimu"seakan namja itu tak gentar dengan perubahan yoongi yang mulai menampilkan aura kebencian.

"Selama Jimin masih bersamaku jangan harap kau bisa merebutnya dariku"yoongi buka suara,ia berdiri dari duduknya.tidak Sudi berlama-lama duduk disamping namja menyebalkan yang hanya menampilkan senyum palsunya.

"Semoga berhasil dengan ego mu itu min"namja itu terkekeh dengan menyebut nama marga yoongi.kemudian ia pergi meninggalkan yoongi yang tetap berdiri dan meremas tangannya kuat sampai telapak tangannya memutih.

Benar-benar tidak sopan.bahkan yoongi lebih tua dari namja sialan itu.namja yang terlihat polos dari luar namun tidak di dalamnya.

Yoongi ingin cepat-cepat sampai rumah,ia ingin mengetahui keadaan jimin.jimin sangat lemah dan rentan di fisiknya,begitu juga dengan hatinya.entah apa yang akan terjadi jika ia sampai berpaling darinya.membayangkannya saja ia tidak sanggup.

Yoongi membuka password apartemennya,kemudia ia masuk kedalam hendak membuka lebih lebar pintu kamar yang tidak terlalu rapat tertutup.sampai tiba-tiba sebuah tangan menghentikan perbuatannya.

"Dia sedang istirahat"namja yang lebih tua darinya berucap dingin tanpa ekspresi.

"Aku hanya ingin melihat nya"yoongi berucap tenang saat dirasakannya cengkraman seokjin semakin kuat ditangannya.seokjin terkekeh meremehkan,bahkan wajah tulus yang selalu terpatri diwajahnya hilang entah kemana.

"Melihatnya lalu menyetubuhinya eh?"seokjin menyeringai menang saat dilihatnya raut wajah yoongi menegang karena marah.

"Jaga ucapan mu,aku hanya khawatir"

"Khawatir?"

Seokjin menyela ucapan yoongi cepat.

"Kau tidak peduli Yoon,sadarlah dengan ego mu itu"seokjin menekan kan setiap kata yang terucap darinya untuk yoongi.seakan yoongi tak mendengarkan,ia tetap membuka pintu kamar Jimin dan menghentak kuat tangan seokjin,dengan santai ia melangkah melewati seokjin yang semakin geram akan tingkah yoongi.

Yoongi duduk di ranjang Jimin,ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi kening Jimin dan mengecupnya lembut.ia juga memberikan kecupan di setiap inci wajah Jimin.

"Mimpi indah chim"yoongi mengecup bibir Jimin singkat dan tersenyum,Jimin melenguh saat tidurnya seperti terganggu.

Yoongi beranjak dari duduknya dan meninggalkan Jimin di kamarnya.ia berhenti tepat didepan seokjin.

"Kau boleh pulang,tidak perlu datang lagi besok"yoongi berucap datar seperti biasa.

"Tidak sopan sekali.kau pikir aku pembantumu"seokjin membereskan alat medisnya kemudian ia pergi meninggal kan yoongi.

"DARK NIGHT"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang