Terwujudnya mimpi

66 7 4
                                    

Malam minggu, di tahun 2028

"Lo serius, Yas? Ya ampun, selamat, ya ...."

Rifan menutup pintu pelan, tak mau menggangu Nesya yang sedang asik mengobrol dengan seseorang di sebrang sana.

"Iya, lo jangan lupa datang, ya, Nes," ucap Tyas yang dihadiahi anggukan antusias dari Nesya. Meski hal itu tidak terlihat oleh Tyas, Nesya tetap mengangguk senang. Ya, senang mendengar kabar baik dari sahabatnya.

Sedikit informasi, Tyas dan Nesya sudah tak lagi berselisih paham. Mereka kini menjadi teman akrab, juga dengan teman-teman yang lain. Mereka sudah mulai bisa menerima Tyas untuk bergabung.

Semenjak kejadian malam Promnight Tyas tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri. Ia terus menangis dan menangis. Sampai suatu hari ia memberanikan diri untuk meminta maaf langsung pada Nesya. Awalnya Nesya tak acuh, tapi melihat Tyas meminta maaf dengan air mata yang terlihat tulus. Hati Nesya tiba-tiba luluh. Dan hari itu Nesya mencoba memaafkan Tyas, sejak hari itu juga mereka menjadi teman yang baik.

Tyas mulai merubah dirinya. Dia tak lagi terobsesi untuk bersama Rifan. Dia fokus membenahi dirinya sendiri. Dan dia bisa. Tyas sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik sekarang. Bahkan sebentar lagi dia akan mengubah status single-nya.

"Iya pasti gue dateng, kok," balas Nesya.

"Eh, iya sampein salam gue sama Rifan ya. Ini gue nggak bisa lama-lama, mau langsung urus gedung untuk pestanya nanti," pamit Tyas.

"Widihhh di gedung, nih? Asik!!" canda Nesya membuat keduanya tertawa pelan.

Rifan yang sedari tadi menunggu istrinya selesai bertelponan mulai penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Yaudah, ya, Nes. Lo jangan lupa datang loh ... Bye."

"Iya, pasti ... Bye."

Sambungan telepon dimatikan.

"Kalian berdua ngomongin apa?" Rifan langsung menyosor pertanyaan.

Nesya menoleh dan tersenyum. "Ini loh, si Tyas bulan depan mau nikah," terang Nesya membuat Rifan membulatkan matanya kaget.

"Serius kamu?"

"Iya," jawab Nesya yang kemudian meletakkan ponselnya ke meja rias.

"Sama Tresna, 'kan?"

"Iyalah, sama siapa lagi. Pacar Tyas kan Tresna."

Ehem. Sepertinya banyak yang belum kalian tahu. Jadi seperti ini, setelah memutuskan untuk melepas Rifan untuk Nesya. Tyas mulai membenahi dirinya ke jati diri yang lebih baik lagi. Dan ia dibantu oleh Tresna. Cowok tulen yang super duper sabar menghadapi Tyas yang bawelnya nggak ada obat. Mungkin waktu membawa mereka ke perasaan lain. Perasaan yang lebih dari kata teman. Dan terbukti, tepat sebulan lagi mereka akan menyelenggarakan pernikahan.

Bagaimana dengan teman-teman yang lain. Astaga, jodoh mereka baik. Dina masih dengan Kelvin dan Meli pun masih dengan Reza. Fadi dan Reva, bukan lagi jomblo ngenes. Bahkan merekalah yang lebih dulu menikah dengan pasangannya masing-masing. Jalan takdir memang sehebat itu, ya.

Rifan manggut-manggut mengerti. "Kamu udah siap-siapnya?" tanya Rifan membuat Nesya mengerling.

Astaga, ia sampai lupa jika ia sedang ada janji dengan suaminya. "Eh, iya, bentar-bentar aku sisiran sekali lagi," ujar Nesya buru-buru menyisir rambutnya yang digerai.

Celana jeans putih dengan baju rajut merah muda dipadukan dengan sepatu kets adalah outfit pilihan Rifan. Cowok itu sengaja menyiapkan outfit anak muda untuknya. Katanya, ia rindu dengan Nesya versi 17 tahun.

Bunga Tidur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang