29. Hanya bercanda

46 6 70
                                    

29. Hanya bercanda

"Nesya? Tyas?"

Nesya menoleh pada Rifan yang baru saja memanggilnya, juga memanggil cewek di sebelahnya ini. Jadi Rifan kenal sama cewek ini?

"Eh samaan, ya," ucap si cewek yang bernama Tyas.

Ia tertawa pelan sesaat kemudian melangkah maju mendekati Rifan. Dari gestur tubuhnya sudah bisa ditebak jika mereka 'dekat'. Apalagi dengan Rifan yang sama sekali tak protes ketika Tyas memilih duduk di sampingnya. Melihat itu entah kenapa Nesya jadi kesal sendiri.

"Sini. Mau ngomong apa sama Rifan?"

Rifan menatap Nesya datar. "Ada apa, Nes?"

Nesya mengerling sadar. "Mm--kalian... belajar bareng?" tanya Nesya ragu-ragu.

"Iya. Harusnya sih, dari hari sabtu kemarin. Tapi karena Rifannya nggak masuk diganti jadi hari ini, deh," jelas Tyas.

Diganti jadi hari ini? Berarti memang sebelumnya mereka sudah dekat? Kenapa Rifan tak pernah menceritakan kedekatannya dengan perempuan lain. Sampai Nesya ingin menabok dirinya sendiri ketika teringat sesuatu. Emang gue siapanya anjir?

"Btw, lo... siapa, ya?" tanya Tyas.

"Dia Nesya. Anak 12 IPA 4." Rifan sudah lebih dulu menjawab.

"Oh. Kenalin, gue Tyas. Teman sekelasnya Rifan." Tyas mengulurkan tangannya yang kemudian di jabat oleh Nesya.

"Nesya," jawab Nesya pelan dengan snyum terpaksa.

"Ada perlu apa lo manggil gue?" Rifan kembali bertanya.

"Mm--itu--"

Nesya gelagapan. Ia bingung ingin mengatakan apa. Ya, kali, ia bilang mau makan bareng Rifan? Mau ditaruh di mana muka dia nanti?

Tanpa sadar Nesya mengeratkan genggaman di totebag bekalnya. Dan hal sepele itu berhasil membuat Rifan tahu apa tujuan Nesya sebenarnya.

"Gue cuma nggak sengaja liat lo di sini. Terus gue sapa, deh," kilah Nesya.

Rifan sedikit tersenyum tipis kemudian manggut-manggut mengerti.

"Yaudah yuk, Fan, mulai."

Rifan dan Tyas sudah menyiapkan buku maisng-masing untuk belajar bersama. Sedangkan Nesya masih seperti orang bodoh berdiri di depan mereka. Rifan melirik Nesya yang tak kunjung pergi, kemudian mulai menegur, "Ngapain masih disini?"

Nesya terkesiap. "Ha? Nggak, ini gue mau pergi. Duluan, ya," pamit Nesya.

"Oke Nesya!"

Nesya berharap Rifan yang bilang seperti itu. Namun, malah Tyas yang antusias merespon pamitnya. Nesya pun segera meninggalkan tempat ini dengan sedikit kekesalan. Ralat. Kesalnya banyak ternyata.

Padahal pagi-pagi ia rela beli kangkung di Mbok Iyem buat masak cah kangkung untuk Rifan. Eh, malah seperti ini jadinya.

"Nih, abisin." Nesya melempar wadah bekalnya ke meja saat ia telah sampai di kelas.

"Loh? Lo bawa bekal?"

"Yah kalau tau gitu gue abisin aja nih somay lo."

"Dari mana lo?"

"Lo bilang tadi ke toilet. Kok balik-balik, malah ngamuk."

Nesya menggebrak meja mendengar ocehan dari ke empat sahabatnya ini. "Banyak omong kalian." Nesya mengambil lagi bekal yang baru saja Reva ingin raih.

Bunga Tidur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang