BAB 11

107 6 1
                                    

Ayasha dan Devian masih duduk berseberangan di kursi yang berada di dalam ruang pertemuan universitas.

Ayasha kembali membuka secarik kertas yang Pak Rudi berikan tadi. Ia melihat ada tiga pertanyaan yang perlu Devian jawab.

“Pak Rudi memberikan tiga pertanyaan kepada Bapak dan ketiganya harus dijawab.”

“Siapa gadis ini? Berani sekali mengaturku?” batin Devian yang sungguh tidak menyukai sikap Ayasha yang sangat tidak sopan.

Belum Devian memberikan izin atau sekedar membalas keinginan dari Pak Rudi itu, Ayasha sudah membacakan pertanyaan nomor satu sampai tiga sambil menyalakan perekam suara lewat ponselnya.

Dan itu benar-benar membuat emosi Devian semakin naik ke atas ubun-ubunnya. Bahkan wajahnya sudah memerah seperti tomat sekarang.

“Pertanyaan pertama, kenapa Bapak memberikan donasi kepada Universitas kami ini? Pertanyaan kedua, kenapa Bapak memberikan kepercayaan kepada universitas ini untuk diberikan donasi? Dan yang ketiga, apa yang akan Bapak lakukan jika seseorang dari pihak kami menggunakan uang donasi pemberian bapak untuk hal yang tidak baik?” tanya Ayasha dengan panjang lebar, namun pandangannya terus tertuju kepada secarik kertas yang berisi tulisan Pak Rudi tanpa menatap Devian sekali pun.

“Enough!”

(Cukup!)

Teriak Devian dengan suara yang beratnya yang sangat keras sambil menggebrak meja lalu berdiri yang membuat Ayasha terpekik menatap Devian, para anak buah yang berada di dalam ruangannya juga terkejut dengan kemarahan tuan mereka. Mereka yakin jika hari ini akan terjadi hal yang sangat mereka tidak inginkan.

“You, you have crossed my limit of patience!”

(Kau, kau telah melewati batas kesabaranku!)

Berang Devian sambil menunjuk wajah Ayasha.

“Akhirnya keluar juga sifat aslinya, sepertinya dia tidak jago berbahasa Indonesia jika diucapkan cepat, lihat saja nanti, kan kubalaskan apa yang telah kau lakukan kepada Pak Agus,” batin Ayasha lalu ia berdiri.

“Where is your fucking attitude, Ms. Ayasha? I’m really sick and tired with this!”

(Dimana etikamu, Nona Ayasha? Saya benar benar muak dengan ini)

“And you can leave this room, Mr. Devian.”

(Dan Anda bisa meninggalkan ruangan ini, Pak Devian)

Perkataan Ayasha membuat ketiga pria yang berada di ruangan tersebut terkejut, terutama Devian sendiri, gadis di depannya ini benar-benar membuatnya marah.

Wajah Devian semakin memerah karena kemarahan yang semakin membuncah.

Ia merasa direndahkan oleh Ayasha, apalagi di depan para anak buahnya yang sedang diam di pojok ruangan sambil menunduk ketakutan.

“What did you say? You kicked me out? Really? How dare you!”

(Apa yang tadi kamu katakan? Kamu mengusir saya? Berani sekali Kamu!)

Ayasha sudah ingin menangis akibat bentakan dan makian dari Devian, ia belum pernah dibentak atau pun dihina seperti ini, sama seperti Devian, Ayasha juga orang yang kesabarannya cepat habis, tapi ia bisa mengontrol emosinya dengan baik kecuali jika memang itu sudah keterlaluan.

Tapi yang Ayasha lakukan kepada Devian tadi bukankah itu hal yang biasa daripada yang telah pria itu lakukan? Sepertinya pria di hadapannya itu terlalu berlebihan.

“You said that, Sir, not me.”

(Anda yang mengatakannya, Pak, bukan saya)

Ucapan Ayasha membuat ruangan itu untuk beberapa saat hening hingga akhirnya Devian berucap.

“Saya pastikan kamu tidak lulus tahun ini, dan akan saya pastikan universitas ini tidak akan lagi mendapatkan sepeser pun dari saya akibat perilaku tidak sopanmu, camkan itu, Ayasha!”

Ancaman yang Devian berikan kepada Ayasha tidak membuatnya getir, setidaknya jika Ayasha memang tidak lulus karena pria itu, ia tetap bisa membahagiakan kedua orang tuanya dengan berbagai macam cara yang telah ia impikan dari dahulu, apapun hambatannya.

Pembicaraan mereka sempat berakhir saat Devian tiba-tiba memilih untuk keluar dari ruangan itu bersama kedua anak buahnya.

Namun, belum sampai di depan pintu ruang, Ayasha langsung menginterupsinya.

“Yang Bapak lakukan kepada seorang staf kebersihan tadi membuat saya lebih muak terhadap bapak daripada yang bapak lakukan barusan terhadap saya.”

To Be Continued...

CMIIW

Please Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang