BAB 21

90 3 0
                                    

Ayasha telah selesai membereskan kamar indekosnya.

Hari ini ia berencana bekerja serabutan bersama temannya, Rina, agar ia memiliki uang untuk membiayai keperluannya beberapa hari ke depan nanti. Ayasha pun segera bersiap-siap.

Setelah tiga puluh menit bersiap-siap, akhirnya Ayasha telah cantik dengan riasan wajah natural dan balutan blus berwarna putih yang dimasukkan ke dalam rok span panjang berwarna hitam.

Ia akan berangkat pada pukul delapan dengan menaiki bus di halte yang terletak dekat dengan indekosnya.

Sebelum berangkat, Ayasha sempat membangunkan Alesia dan memberitahunya bahwa ia akan pergi bekerja serabutan.

Kemudian Ayasha pergi menuju halte bus dengan berjalan kaki yang diperkirakan akan menghabiskan waktu lima belas menit.

Setelah sampai halte, Ayasha kemudian menyalakan ponselnya dan mengetik pesan kepada Rina bahwa mereka akan bertemu di lobi tempat yang akan mereka datangi untuk bekerja.

Lumayan lama Ayasha menunggu di halte tersebut karena hari Selasa juga merupakan hari yang dikategorikan sibuk sehingga banyak bus yang sudah penuh penumpang dan otomatis Ayasha tidak dapat naiki.

Hingga tiba-tiba sebuah mobil mewah yang mengantarnya kemarin malam berhenti tepat di depannya.

Ya, mobil itu milik Devian.

Pria itu mengenakan setelan jas berwarna navy, kemeja yang berwarna biru muda, dan kacamata mewah hitam dengan frame emas, serta jam tangan “Montres Breguet”.

“Ada apa dia ke sini?” batin Ayasha penasaran sekaligus bingung.

“Hai, Ayasha,” sapa Devian dengan senyum indah dan gagahnya sambil melepas kacamata miliknya.

“Pak Devian, bagaimana Bapak bisa di sini?” tanya Ayasha to the point.

“Kantor saya lebih dekat dengan jalur ini,” jawab Devian dan dibalas anggukan oleh Ayasha.

“Kamu sedang menunggu bus ya?” tanya Devian yang membuat dahi Ayasha sedikit berkerut.

“Kau pikir aku di sini sedang apa? Cuci baju?” batin Ayasha menahan kesal.

“Iya, Pak, saya sedang menunggu bus di sini.”

“Sedang ada perbaikan di sana yang membuat macet sehingga bus hanya sedikit yang tiba di sini,” ucap Devian yang berhasil lolos dari kemacetan karena menggunakan aplikasi navigasi dari ponselnya.

Ayasha menghela napasnya karena khawatir akan terlambat datang ke tempat kerja, dan ditambah pemberitahuan informasi oleh Devian tentang macetnya jalan yang menyebabkan bus yang tiba ke halte hanya sedikit, dan ketika tiba ternyata sudah penuh.

“Baik, Pak, terima kasih atas informasinya, saya akan memesan Go-Watt,” balas Ayasha yang baru ingat ia memiliki aplikasi jasa ojek daring.

Ia akan memakai jasa ojek tersebut. Namun, belum Ayasha menekan tombol apa pun di ponselnya, Devian menginterupsi.

“Kenapa Kamu tidak ikut saja dengan saya? Kamu ingin pergi ke mana memangnya?”

“Terima kasih sebelumnya, Pak, tapi lebih baik saya memesan Go-Watt saja,” tolak halus Ayasha yang membuat Devian tidak senang.

“Terus saja melawan, dasar gadis aneh dan tidak sopan!” batin Devian menggerutu.

“Berangkat bareng saya saja, semakin siang semakin macet lho!” ucap Devian sedikit memaksa.

“Tapi nanti Ba-,” balas Ayasha, namun langsung dipotong oleh Devian.

“Tidak masalah, waktu bebas saya masih banyak, ayo, naiklah cepat sebelum terlambat!” titah Devian berusaha menahan emosinya karena gadis keras kepala di hadapannya itu.

Devian tidak bisa mengontrol emosinya tapi ia bisa menahannya untuk beberapa saat, dan akan ia lampiaskan kepada orang yang menurutnya cocok untuk dilampiaskan.

Ayasha akhirnya menyetujui paksaan Devian untuk menaiki mobilnya. Ia dengan hati-hati menaiki mobil “Ferrari” milik pria itu karena takut interior pada mobil itu lecet atau pun ada yang rusak akibat kecerobohannya.

Lalu mereka pun menuju tempat kerja yang akan Ayasha tekuni sehari penuh ini bersama Rina.

To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang