BAB 5

152 6 0
                                    

Ayasha dan Alesia sering bercanda gurau ketika menunggu nasi goreng pesanan mereka.

Namun, ketika pesanan mereka telah siap, Ayasha dan Alesia justru langsung berselisih tentang siapa yang akan membayar.

Keduanya tidak mau mengalah, Ayasha ingin ia yang membayar makanan mereka walaupun uangnya hanya tersisa lima puluh ribu, dan Alesia yang menghalangi Ayasha untuk membayar, lalu segera mengeluarkan uangnya. Namun dihalangi juga oleh Ayasha.

Lama perseteruan itu terjadi hingga akhirnya Alesia menang setelah membuat sebuah taktik agar ia bisa lebih dahulu memberikan uangnya kepada Pak Asep.

Kemudian, mereka kembali ke indekos Ayasha.

"Jika kita beli makanan bersama lagi, aku yang akan membayarnya!" tegas Ayasha dengan tatapan tajam namun tidak serius kepada Alesia.

"Tergantung siapa yang cepat dan siapa yang lambat," balas Alesia dengan senyum meledek.

"Bukan aku yang lambat, kau curang tadi, apa apaan kau tiba tiba bilang bahwa ada dosbingku di sana?" sergah Ayasha tidak terima.

"Hahaha, lagian, kau sendiri kenapa percaya saja dengan kata kataku tadi? Ini sudah jam sebelas, dan tadi warungnya Pak Asep hanya ada kita bertiga, kau aja yang gampang panik."

"Ihh, kau ya, tadi kau sudah berjanji padaku untuk tidak mengerjaiku lagi, kau jahat sekali padaku!" ucap Ayasha berpura-pura ingin menangis.

"Eh iya baiklah, aku minta maaf lagi, aku janji gak akan iseng lagi, serius! Kumohon jangan menangis ya!" mohon Alesia karena melihat raut wajah dramatis Ayasha yang ternyata berhasil mengelabuinya.

"Aku akan memaafkanmu jika kau membiarkanku membayar makanan yang akan kita beli," ucap Ayasha.

"Ya ampun, kau ini ya, biar aku yang membayarnya, aku tahu di dompetmu sekarang hanya ada uang lima puluh ribu, pakai uang itu besok untuk hal penting lainnya, biar aku saja yang mentraktirmu saat kita sedang bersama!"

"Huft, kau memang keras kepala ya, terserah kau saja deh," lanjut Alesia pasrah dan langsung di sambut senyum kemenangan Ayasha.

Mereka pun masuk ke dalam indekos Ayasha, lalu memakan nasi goreng sambil berbicara mengenai banyak hal, termasuk rencana-rencana mereka untuk di masa depan mereka nanti setelah lulus kuliah.

Ayasha memang hidup dengan uang yang pas-pasan. Namun, bukan berarti dia akan menjadi perempuan yang mudah menadahkan tangan kepada orang lain termasuk sahabatnya itu.

"Kita memang orang miskin, tidak memiliki harta yang banyak. Tapi, jangan sekali kali kita menadahkan tangan kita kepada orang lain! Itu adalah hal yang tidak baik."

Itulah setidaknya yang orang tuanya katakan yang akan selalu ia ingat dan telah dirinya tetapkan menjadi salah satu prinsip dalam hidupnya.

To Be Continued...

CMIIW

Please Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang