BAB 49

52 2 0
                                    

Tiga minggu kemudian...


Hubungan spesial yang terjalin Devian dan Ayasha kini sudah berlangsung selama tiga minggu.

Keduanya sering menghabiskan waktu bersama agar saling mengenal satu sama lain.

Keadaan di sekitar mereka sudah mulai kembali normal seperti sebelumnya. Gilbert maupun Refidge mulai bersikap tenang kembali.

Keadaan normal ini sempat membuat Ayasha ingin kembali ke indekosnya, namun keinginan itu langsung ia batalkan ketika Devian berkata, “Kamu ingat penculikan waktu itu? Bagaimana jika pria pria tidak jelas itu menyanderamu lagi dan aku tidak ada di sana? Ingatlah badan mereka besar, dan mereka bisa saja membawa senjata yang lebih besar daripada tanganmu!”

Devian dan Ayasha mulai saling bersikap terbuka. Buktinya saja Ayasha sudah tahu beberapa kebiasaan Devian sehari-hari karena mereka tinggal di tempat yang sama. Ia juga tahu bahwa Devian dulu pernah mengikuti militer sehingga pria itu sangat terlatih dalam bela diri maupun menggunakan senjata.

Sedangkan Devian sudah tahu bahwa daerah tempat tinggal Ayasha itu banyak ditinggali oleh para imigran maupun turis yang membuatnya bisa fasih berbahasa Inggris tanpa harus mengikuti kursus.

Padahal, Devian belajar bahasa Indonesia sekitar satu tahun penuh menggunakan banyak pengajar khusus untuk membantunya berbahasa Indonesia.

Map itu benar-benar tidak berguna!

Michael, sahabat Devian juga sudah mengetahui hubungan keduanya tepat setelah ia tiba di Amerika tiga minggu yang lalu.

Dan tentu saja ia pun ikut senang dengan kabar tersebut. Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan masalah yang pada saat itu terjadi di sana, Michael malah memilih menelepon Devian untuk menanyainya lebih lanjut.

Kini mereka sedang berada di dalam sebuah restoran untuk sarapan sekaligus melihat sunrise bersama.

Namun, mereka tidak bisa menikmati suasana indah itu karena kegugupan dari wajah Devian dan keraguan dari wajah Ayasha.

Bukan mengenai mereka berdua, melainkan mengenai kedua orang tua mereka yang sama sekali tidak mengetahui hubungan mereka.

Sebenarnya sejak tiga hari lalu keduanya sudah berencana mengatakan persoalan tersebut kepada kedua orang tua mereka, namun dibatalkan setelah Ayasha mengatakan pada Devian bahwa keduanya baru saling mengenal, bahkan pertemuan pertama mereka dulu belum memasuki waktu empat bulan. Dan karena hal itu lah mereka berdua berdebat.

Sebab itulah mereka mengundurnya.

Ide ini awalnya muncul dari benak Michael yang menyarankan mereka berdua untuk memberitahu kedua orang tua mereka agar tidak ada dari mereka yang terus-terusan yang ditanyai keluarga mereka mengenai pasangan.

Akan tetapi saran tersebut tidak disetujui Ayasha.

Gadis itu mengatakan bahwa mengenalkan pasangan kepada orang tua mereka di keluarganya merupakan tanda bahwa pasangan tersebut mulai serius dalam menjalankan hubungan ke jenjang pernikahan. Sedangkan menurutnya, hubungan Devian dengannya termasuk baru. Ayasha belum mengetahui kehidupan Devian yang sebenarnya selama di Amerika, sedangkan Devian belum mengetahui kehidupan Ayasha selama di kampungnya.

Namun, berbanding terbalik dengan Ayasha, Devian malah menanggapi saran Michael itu dengan sangat serius. Ia menyetujui saran Michael untuk memberitahukan kepada kedua orang tua mereka mengenai hubungan keduanya. Menurutnya, pengenalan itu bagus untuk pendekatan pasangan kepada keluarganya, dan juga pencegah orang ketiga hadir di antara mereka.

Ayasha tentu saja masih ragu hingga saat ini, ia tidak yakin ingin menceritakan mengenai hubungannya dengan Devian atau tidak. Untuk pasangan, tentu saja Ayasha diberikan kebebasan dalam memilih oleh kedua orang tuanya, karena itu lah ia tidak perlu berpikir seperti yang Devian pikirkan.

Tetapi kalau dipikirkan kembali, Devian bukanlah orang biasa sepertinya. Pasti akan banyak saingan yang lebih cantik dan sebanding dengan Devian.

Apabila ia sudah dikenalkan oleh Devian kepada keluarganya, mungkin saja masih ada perempuan lain yang mencoba mengganggu hubungan mereka. Apalagi jika ia tidak dikenalkan.

Maka dari itulah Ayasha dengan terpaksa menyetujui saran itu.

Dan di sinilah mereka sekarang, duduk di kursi restoran mewah, dan menampilkan pemandangan laut serta matahari cantik yang baru saja menyapa pasangan yang sedang gugup dan ragu tersebut.

Namun tampaknya mereka tidak memperdulikannya karena raut wajah mereka hingga kini tidak berubah.

Untungnya di saat seperti itulah ponsel Ayasha bergetar, menandakan adanya notifikasi masuk.

Ia pun segera memeriksanya.

Raut wajah Ayasha langsung berubah senang saat ia membaca pesan tersebut.

“Deviannnn!” panggil Ayasha senang sambil melompat-lompat tak karuan.

“Ada apa, Asha?” tanya Devian sambil tersenyum karena perilaku Ayasha.

“Waktu wisudanya sudah ditentukan! Dua minggu lagi! Yeahhh!” ucap Ayasha semakin senang.

Devian yang mendengarnya pun ikut senang, ia langsung berdiri dari kursinya dan memeluk Ayasha.

"Selamat untukmu!"

Ayasha pun membalasnya sambil melompat-lompat kegirangan.

Dua menit berlalu, barulah mereka melepaskan pelukan tersebut.

“Setelah aku pikir pikir, lebih baik kita ke kampungku dulu saja, mengenalkanmu kepada orang tuaku!” ucap Ayasha tersenyum bahagia sambil memegang tangan Devian.

Kini Devian yang bahagia tak karuan. Lalu ia menatap Ayasha serius.

“Kamu serius?”

“Ya, tentu saja!”

“Oh God!(Oh, Tuhan!)” ucap Devian lega lalu memeluk Ayasha kembali.

“Oke kita berangkat hari ini!”

Ayasha terkejut dan melepaskan pelukan mereka.

“Hah? Serius? Sekarang?"

“Iya, kenapa?”

“Ku kira bisa tiga hari lagi!”

“Lebih cepat lebih baik, lagi pula Kamu belum bertemu mereka selama empat tahun ini, kan?” tanya Devian dan dibalas anggukan Ayasha.

“Sudah, ayo kembali ke apartemen, aku akan mengurus penerbangan kita! Kamu nanti langsung berkemaslah!”

“Tidak ada penolakan, oke!” lanjut Devian.

“Hmm,” pasrah Ayasha.

Devian dan Ayasha pun pergi ke kasir untuk membayar pesanan mereka tadi, lalu langsung kembali menuju apartemen menggunakan mobil “BMW” keluaran terbaru Devian.

I'm Back!!



To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang