BAB 17

95 2 0
                                    

Mereka berdua sangat terkejut dengan suara interupsi seseorang yang ternyata adalah suara Devian.

Flashback on!

Ketika Devian kembali berusaha mencari Ayasha tadi dengan menolehkan kepalanya berkali-kali ke kanan dan ke kiri, tiba-tiba pandangannya pun langsung menemukan orang yang dari tadi ia cari sedang berbicara dengan temannya.

"Try to play hide and seek with me?"

(Mencoba bermain petak umpet denganku?)

Gumam Devian sinis setelah menemukan Ayasha.

Pria itu pun menghampiri Ayasha yang ternyata tidak menyadari bahwa Devian telah melihatnya.

"Tapi sepertinya ia tadi mencari seseorang," ucap Alesia sambil menatap Ayasha serius.

"Ohh, mereka sedang membicarakanku rupanya," batin Devian setelah mendengar ucapan Alesia kepada Ayasha.

"Siapa? Tidak mungkin aku, bagaimana ia bisa berada di sini ya?" tanya Ayasha.

"Untuk mencari perempuan yang telah menjatuhkan harga diriku," ucapan itu langsung terucap begitu saja oleh Devian.

Barulah Ayasha dan Alesia menyadari kedatangan Devian.

Flashback Off!

"Maksud saya, saya ingin makan di sini," ubah Devian cepat.

"Sepertinya kalian tadi bersembunyi dari saya ya? Memangnya ada apa dengan saya? Kalian tidak perlu takut, saya ke sini ingin makan sama seperti kalian," lanjutnya.

"Bolehkah saya bergabung dengan kalian?" tanya Devian dengan nada bicara yang ia buat sebaik mungkin dan membuat keduanya terkejut lagi.

"Moho-," ucapan Ayasha terpotong oleh kata-kata Alesia.

"Silakan, Pak Devian!" ucap Alesia tanpa berhenti melirik pria itu karena ketampanannya dan diberikan tatapan tajam oleh Ayasha.

Devian kemudian tersenyum yang kalau diperhatikan lebih menunjukkan seringaian, lalu ia duduk tepat di hadapan Ayasha.

"Ayasha, saya minta maaf atas apa yang telah saya lakukan tadi siang kepada Kamu," ucap Devian yang membuat Ayasha langsung menghadapkan pandangannya kepada Devian.

"Bapak tidak perlu minta maaf kepada saya, Bapak tidak salah apa apa terhadap saya, justru saya yang kurang sopan kepada Bapak," balas Ayasha sopan.

"Tapi tadi siang saya bahkan mengancam Kamu dengan bilang bahwa Kamu tidak akan lulus kuliah."

"Saya tidak masalah dengan itu, Pak."

"Saya benar benar menyesal dengan apa yang telah saya katakan kepada Kamu, bagaimana cara untuk menebusnya?" tanya Devian menatap Ayasha dengan raut wajah pura-pura memohon.

"Bapak hanya perlu minta maaf kepada Pak Agus, bukan kepada saya."

"Oh, gadis ini masih berani rupanya," batin Devian yang menahan emosinya terhadap Ayasha.

"Baiklah, secepatnya saya akan meminta maaf kepada beliau," ucap Devian dan hanya diberikan anggukan oleh Ayasha.

Devian kemudian memanggil pelayan yang tadi melayaninya dan mengatakan bahwa ia ingin pesanannya yang dibungkus tadi diubah menjadi makan di tempat.

Sang pelayan pun menurut lalu pergi menghadap bosnya yang sedang membakar satai-satai pesanan para pelanggan.

"Saya boleh makan bersama kalian, kan?" tanya Devian lagi dan langsung disetujui Alesia.

"Tentu boleh, Pak."

Ayasha hanya dapat menghela napasnya gusar atas jawaban yang diberikan Alesia kepada Devian.

Perilaku mencurigakan Devian malam ini membuatnya tidak yakin jika pria itu adalah orang yang baik. Ia masih mengingat perilaku kasar pria itu kepada Pak Agus tadi.

"Tidak mungkinkan jika tiba tiba ia bisa sebaik ini, apakah ia sedang kerasukan? Atau memiliki kepribadian ganda?"
Ayasha segera menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan pikirannya.

"Untuk apa Kau memikirkannya, Ayasha?" batin Ayasha menyadari dengan yang telah ia pikirkan.

Pesanan Devian pun tiba dan langsung disantap oleh Devian.

Namun, baru sedikit makanan yang ia makan, Devian menyadari perilaku aneh Ayasha yang tiba-tiba menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ada apa? Kenapa Kamu menggeleng gelengkan kepala?" tanya Devian yang membuat Alesia yang dari tadi menatap Devian tanpa tahu malu menjadi menatap Ayasha.

Sementara Ayasha sendiri langsung menatap Devian dengan raut wajah yang panik seperti orang yang ketahuan mencuri di toko kelontong.

"Tidak, Pak, nyamuk di sini mulai mengusik saya lagi, sepertinya mereka mulai menyukai saya," elak blak-blakan Ayasha sambil mengibas-ngibaskan tangannya berpura-pura menghalau nyamuk, yang setelah ia sadari justru membuat suasana menjadi canggung.

"Kamu ini ada ada saja!" balas Devian yang sebenarnya sudah tahu apa yang telah dipikirkan Ayasha, namun ia hanya berpura-pura tidak tahu.

Devian itu pria yang peka!

Ayasha yang merasa tidak nyaman jika ada Devian, ia pun berencana untuk segera pulang.

"Maaf, Pak, sepertinya sudah semakin malam, saya dan Alesia izin untuk pulang ya, Pak," ucapnya sambil berdiri, namun dihentikan oleh pegangan tangan Devian yang tanpa sengaja ia lakukan.

"Saya belum selesai makan lho ini, kalian berdua tunggulah di sini sebentar lagi!" titah halus Devian.

Ayasha melihat pegangan tangan itu, lalu Devian yang tersadar apa yang telah ia lakukan segera melepas pegangannya.

Kecurigaan Ayasha semakin besar terhadap pria itu, ia sempat memberikan tatapan mengode kepada Alesia dan hanya mendapatkan jawaban anggukan dari sahabatnya itu.

Jadi, mau tidak mau mereka harus menunggu pria itu selesai makan dalam keadaan diam.


To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang