BAB 34

65 3 0
                                    

Selepas kepergian Ayasha dan Alesia, seseorang yang memperhatikan mereka tadi menampilkan dirinya. Ia lalu menelepon seseorang.

"Halo, Tuan!"

"...."

"Saya ingin menginformasikan sesuatu kepada Tuan."

"...."

"Putra Anda tadi mencoba menghubungi perempuan itu."

"Apa? Lalu bagaimana?" tanya seseorang yang sedang ditelepon pria itu dengan nada suara panik.

"Dia gagal memberitahunya, Tuan, karena perempuan itu menolak mendengarkan penjelasannya," jawab Si Pria yang kemungkinan besar adalah suruhan dari suara pria yang ia hubungi itu.

"Huft, baguslah! Kalau begitu, Kau harus terus memantau gadis itu, biar aku yang mengurus pria bodoh itu!" titahnya.

"Baik, Tuan!"

Lalu sambungan telepon pun dimatikan oleh Sang Atasan.

Suruhan itu kemudian pergi meninggalkan tempatnya.

Ayasha dan Alesia sudah di dalam mobil, makanan yang mereka beli tadi sudah berada di dalam tempat sampah.

Mereka memilih pulang dan terus berusaha untuk melupakan segala hal yang baru saja terjadi.

Mood keduanya benar-benar sudah berantakkan.

Andai saja dulu Ayasha tidak mengenalkan pria itu sebagai teman baru mereka padanya, pasti kehidupan mereka sudah sehalus kain sutra.

Sayang sekali Alesia juga mengenalnya sama seperti Ayasha

---------------------------------------------

Sebelas tahun lalu...

Alesia baru kembali dari Inggris, tempat asalnya. Ia membawa banyak hadiah untuk Ayasha.

Dengan penuh kegembiraan karena akan menemui sahabat yang sudah satu setengah bulan tidak ia temui, Alesia segera memasukkan hadiah-hadiah itu ke dalam tas ransel kesayangannya lalu ia bergegas keluar dari rumahnya.

Bertepatan saat Alesia mendorong knop pintu rumahnya, ia dikejutkan dengan kedatangan Ayasha.

Namun, bukan karena kedatangan secara tiba-tiba Ayasha yang membuatnya terkejut, melainkan kehadiran anak laki-laki berhidung mancung yang tidak ia kenal berada di belakang sahabatnya.

Dengan raut wajah kebingungan, Alesia bertanya, "Dia siapa, Asha?"

"Dia teman baru kita, Alesi."

"Teman baru?"

"Iya, dia dan orang tuanya dari Amerika, mereka pindah ke sini, rumahnya dekat sekali dengan rumahku, kami bertemu saat aku sedang membawakan buah untuk Bibi Sita!" jelas Ayasha dan Alesia hanya mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.

Lalu, Ayasha memperkenalkan pria itu kepadanya.

Dan sejak saat itulah mereka bertiga berteman baik hingga akhirnya menjadi sahabat, bahkan mereka sampai memiliki nama panggilan khusus.

Ayasha biasa dipanggil "Princess" karena anggun seperti putri, Alesia dipanggil "Aurora" karena memiliki warna rambut yang sama, dan pria itu biasa dipanggil keduanya "Branch" karena selalu bersama mereka. Seperti Branch yang selalu ada untuk Poppy.

Pria itu bahkan sampai pindah dari sekolahnya yang mahal ke sekolah Ayasha dan Alesia hanya agar mereka bisa bertemu.

Mereka bertiga selalu bersama dengan pria itu yang menjadi pelindung bagi keduanya, tidak peduli seberapa banyak orang yang mencemooh, persahabatan itu tetap berlangsung hingga empat tahun penuh.

Namun, tepat saat Ayasha baru berusia lima belas tahun, pria itu menyatakan perasaan padanya.

Itulah yang menjadi penyebab hubungan baik pria itu dengan keduanya berantakan.

Tentu saja Ayasha menolaknya, keduanya masih bisa dikatakan "Terlalu muda" untuk berpacaran, dan ditambah lagi karena perempuan itu memang tidak pernah menganggap pria itu lebih dari sekedar sahabat dan juga kakaknya.

Berminggu-minggu Ayasha dan Alesia menjauhi pria itu.

Sampai muncullah kabar bahwa kedua orang tua pria itu bercerai dan Sang Ayah membawanya kembali ke Amerika.

Baik Ayasha maupun Alesia pun langsung mendatangi rumah pria itu.

Namun, hanya ibunyalah yang berada di sana. Dan ternyata benar, dia telah pergi ke Amerika bersama ayahnya.

Keduanya hanya bisa menangis karena telah kehilangan teman yang sudah rela menjadi bahan cemoohan teman-teman sekolah hanya untuk menyelamatkan Ayasha maupun Alesia dari pembullyan.

----------------------------------------------
Dua tahun berlalu.

Tanpa kabar, tanpa desas-desus dari orang sekitar, tiba-tiba pria itu kembali dengan tampilan berbeda, aura berbeda, dan sikap yang berbeda pula.

Bukan untuk menemui keduanya, pria itu kembali dengan maksud untuk menggusur tempat di mana Ayasha tinggal dan dijadikan pusat perbelanjaan.

Ayasha menangis tidak karuan di sana, memohon agar tempat tinggalnya dan tetangga-tetangganya itu tidak digusur.

Pria itu tidak menyetujui hal tersebut. Lalu ia meminta Ayasha untuk membayar harga tanah itu kepadanya dalam waktu dua tahun jika tidak ingin rumah-rumah itu digusur.

Dan harga tanah tersebut sebesar dua miliar rupiah.

Ayasha kebingungan "Setengah mati". Entah dari mana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu secepat itu pula, uang untuk makan sehari-hari untuk ia dan keluarganya saja sulit.

Namun, tanpa pikir panjang, ia dengan nekat menerima permintaan pria itu. Dan pria itu pun pergi tanpa berkata-kata lagi.

----------------------------------------------

Selama dua tahun itulah, Ayasha, keluarganya, sahabatnya, dan para tetangganya benar-benar bekerja keras mengumpulkan uang sebesar dua miliar agar tanah tempat tinggal mereka tidak digusur.

Setiap hari mereka semua memberikan gaji yang telah mereka dapatkan kepada Ayasha.

Namun, uang itu masih tidak cukup untuk merebut tanah mereka dari tangan mantan sahabat Ayasha itu.

Sampai hari di mana pria itu dan para bawahannya datang kembali untuk menagih uang tanah mereka.

"Dimana uangnya? Sudah dapat?" tanya pria itu.

Ayasha masih sempat memohon pada pria itu untuk memberikan waktu lagi padanya. Namun, bukannya pria itu menghargainya sebagai teman lama, justru pria itu mengusir mereka semua termasuk Ayasha dari sana.

Ayasha menangis dan menyatukan kedua tangannya di depan pria itu.

Lalu ia berkata dengan pelan, "Aku akan melakukan apapun yang Kau inginkan, tapi aku mohon, biarkan kami semua tinggal di sini, aku mohon!"

Pria itu tersenyum lalu berkata, "Kau yakin akan melakukan apapun yang aku mau?"

"Iya, iya, aku yakin!" jawab Ayasha yakin sambil menatap mantan sahabatnya itu, yakni Refidge Giorgine Collins.

To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Commnet.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang