BAB 28

70 3 0
                                    

“Ehh.”

Orang yang menarik Ayasha adalah Devian.

Pria itu sedari tadi menunggu Ayasha di depan toilet semenjak perempuan itu memasuki ruangan berbau karbol tersebut.

Entah mengapa sedari tadi Devian merasa bersalah telah mengatakan hal tadi, padahal hal itu adalah kata-kata biasa, bukan seperti yang biasa ia lontarkan kepada bawahannya maupun kepada orang lain, dan Devian pun tidak pernah menyesalinya.

Tapi entah mengapa pria itu justru langsung menyesal setelah apa yang ia katakan tadi kepada Ayasha dan membuat perempuan itu memilih pergi ke toilet.

“Apakah Kamu marah pada saya?” tanya Devian.

“Ti...tidak kok,” jawab Ayasha gugup takut ketahuan oleh Devian bahwa ia habis menangis.

“Lalu, kenapa Kamu pergi dari meja makan?” tanya Devian menatap Ayasha intens.

“Saya ke toilet,” jawab Ayasha berusaha santai.

“Untuk apa ke sana?”

“Betapa bodohnya pertanyaanku,” batin Devian sambil menepuk dahinya dan menunduk.

“Tentu saja untuk buang air,” jawab Ayasha sambil mengerutkan dahi sekilas.

“Ehm...maksud saya, yang tadi Kamu katakan itu maksudnya apa?” tanya Devian membenarkan ucapannya.

“Maaf, yang mana, P...Devian?”

“Kamu mengatakan pada saya bahwa saya mengetahui alasannya.”

Ayasha diam sejenak, ia bingung harus menjawab apa.

Daripada Ayasha nanti diledek “Terlalu terbawa perasaan” oleh Devian, ia pun memilih berbohong lagi.

“Saya ke toilet tentu saja untuk buang air, Devian, maaf jika saya membuat Anda salah paham.”

Di sinilah kepekaan Devian muncul kembali.

“Ada yang salah di sini, yeah, ada yang salah!”  batin Devian yakin.

“Ya sudah, ayo kembali!,” ajak Devian dan disetujui Ayasha.

Mereka berdua pun berjalan bersebelahan untuk kembali masuk ke dalam ruangan VIP mereka.

Lalu Devian membukakan pintu untuk Ayasha dan disusul olehnya.

Saat Ayasha memasuki ruangan itu kembali, raut wajahnya kembali kesal setelah melihat kedua waitress itu di sana masih berdiri sambil menampilkan senyum mengejek kepadanya.

Ayasha hanya bisa bersabar, lalu melewati keduanya dan kembali duduk.

Devian sadar perubahan raut wajah Ayasha setelah melihat para waitress di dalam ruangan mereka pun segera meminta mereka pergi.

“Kalian berdua pergilah!”

Kedua waitress itu pun segera pergi. Dan Devian pun memberanikan diri bertanya kepada Ayasha langsung.

“Apakah mereka dan saya yang membuat Kamu emosi hingga memilih ke toilet dibandingkan menghabiskan makanan ini?”
Ayasha dibuat terkagum-kagum dengan kepekaan pria di depannya itu.

Ia awalnya hanya diam, namun setelah Devian menatapnya intens barulah ia mengangguk.

“Benarkan!” batin Devian.

“Oke, saya minta maaf.”

Dua puluh tujuh tahun Devian tidak pernah mengatakan kata “Maaf” kepada siapa pun, dan beruntungnya Ayasha mendengarkan kata itu langsung tanpa ia tahu bahwa lelaki di hadapannya belum pernah mengucapkan kata tersebut.

“Tidak masalah, saya yang terlalu berlebihan, untuk apa saya marah dengan apa yang Anda dan dua waitress itu katakan? Kalian bertiga benar.”

“Saya yang seharusnya minta maaf,” lanjutnya.

Devian dan Ayasha saling diam sejenak, fokus pada pemikiran masing-masing.

Hingga akhirnya Devian membuka suaranya kembali.

“Kamu ingin tetap makan di sini atau dibawa pulang?”

“AKU MAU PULANG!” batin Ayasha menjerit.

“Lebih baik dibawa pulang saja, sepertinya sudah terlalu malam juga, kasihan sahabat saya terlalu lama menunggu,” jawab Ayasha.

“Baiklah, saya bayar dulu, Kamu tetap duduk di sini!” titah Devian yang diangguki Ayasha.

Devian pun segera pergi ke lantai bawah tempat di mana kasir berada, lalu ia menyuruh semua pesanan yang belum sempat disajikan untuk dibungkus, padahal restoran tersebut tidak menerima pesanan untuk dibawa pulang, tapi sepertinya mereka mengenal Devian dengan baik, sehingga sang petugas kasir menuruti perintahnya.

Setelah mendapatkan bungkusan makanan serta sudah membayar total harga makanan mereka, Devian segera kembali ke lantai tiga, lalu mengajak Ayasha untuk pulang.



To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang