BAB 44

48 4 0
                                    

Devian dan Ayasha dibuat terkejut ketika melihat dapur Apartemen yang mereka tempati sungguh berantakan.

Devian yang sudah tahu siapa pelaku yang membuat dapurnya menjadi seperti kapal pecah pun langsung mencari-cari keberadaan sang pelaku.

Dan ternyata sang pelaku adalah Michael.

Ia berada di kamar Devian, sedang tertidur nyenyak di tempat tidur Devian sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

Televisi dibiarkan menyala begitu saja, juga terdapat bekas tumpahan kopi di karpet yang sudah mengering.

Devian langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Michael dan membuat sang pelaku langsung terlonjak kaget.

“Hei, what’s wrong, Dude?”
(Hei, ada apa, Bung?)

Refleks Michael yang membuat Devian naik pitam.

“What the fuck did You say? This is my apartement, where the hell you got my key?”
(Apa yang baru saja Kau katakan? Ini rumahku, dari mana Kau mendapatkan kunciku?)

Bukannya menjawab, Michael malah terdiam.

Beberapa kali ia menguap, mengusap wajahnya, lalu berusaha memfokuskan pandangannya kepada Devian.

“Oh, dari mana saja Kau, Dev? Ayahmu tadi mencarimu,” ucap Michael masih mengantuk.

Devian tidak menjawab. Ia keluar dari kamarnya lalu mengambil gelas yang berada di toilet, mengisinya dengan air yang paling dingin dari wastafel, lalu kembali ke kamarnya, dan langsung menyiram wajah Michael dengan air tersebut.

Rasa mengantuk Michael langsung hilang digantikan dengan rasa kedinginan di sekujur tubuhnya, ditambah dengan suhu ruangan kamar Devian yang sangat dingin karena Air Conditionernya menyala.

Ia langsung berdiri di samping kasur dan mencoba menghangatkan tubuhnya.

Tatapannya langsung tertuju pada Devian yang berdiri dengan seringai puasnya.

“Kau benar benar tidak memiliki perasaan, Dev!”

“Dari mana Kau mendapatkan kunci apartemenku?” wajah Devian kembali tegas.

“Aku ini kan sahabatmu, tentu saja aku bisa mendapatkannya dari mana pun!”

“Ku tanya sekali lagi padamu, Michael, dari mana Kau mendapatkan kunci apartemenku?”

Michael yang mendengar nada bicara Devian yang mulai mengintimidasinya pun segera menjawab.

“Dari asisten barumu, Jenny!”

Devian pun menyalakan ponsel dan menelepon calon mantan asistennya sekaligus orang yang sudah memberikan Michael kunci apartemennya, yakni Jennifer.

“Hello, Sir!”
(Halo, Pak!)

Suara perempuan terdengar dari ponsel Devian.

“Hello, Ms. Lynn, I just want to tell You that You’re fired!”
(Halo, Nona Lynn, saya hanya ingin mengatakan padamu bahwa Kamu dipecat!)

Pemecatan dadakan yang dilakukan Devian kepada asisten barunya membuat Michael langsung terkejut dan merasa bersalah kepada Jenny.

Karena ialah yang memaksa Jenny memberikan kunci apartemen milik Devian.

“But...why, Sir? Hiks...,”
(Tapi...kenapa, Pak? Hiks...)

Tanya Jenny yang mulai menangis, namun malah membuat Devian memutar bola matanya kesal.

“You gave my key to a stranger without my knowledge, remember the rules, Ms. Jennifer Lynn! You are not allowed to give any information or anything about me to anyone else, but You...akh,”
(Kamu memberikan kunci saya kepada orang asing tanpa sepengetahuan saya, ingat peraturannya, Nona Jennifer Lynn! Anda tidak diizinkan untuk memberikan informasi atau segala hal kepada siapa pun, tapi Anda...akh)

Ucapan Devian terhenti saat mendengar suara tangisan Jenny yang semakin kencang.

Sementara Michael melotot kepada Devian karena menganggapnya “Orang asing”.

“Pack Your things tomorrow!”
(Kemasi barangmu besok!)
Titah Devian tanpa menunggu penjelasan Jenny, dan langsung mematikan ponselnya.

“Kau cepatlah pergi dari sini, Michael!”

“Oke, oke, aku akan pergi,” ucap Michael karena sudah ketakutan saat melihat raut wajah Devian yang berusaha menahan amarahnya.

Michael pun buru-buru keluar dari kamar dan diikuti Devian dari jauh.

Saat akan melewati dapur, Michael melihat seorang perempuan cantik yang sedang merapikan kekacauan yang dibuat olehnya tadi karena kelaparan.

“Eh, who is that pretty girl?”
(Eh, siapa gadis cantik itu?)

Tanya Michael pelan kepada Devian. Namun, Devian hanya diam berusaha menahan kecemburuannya.

“Ohh, Your beloved, right? Ayasha? Your type is really wow.”
(Ohh, kekasihmu, kan? Ayasha? Tipemu benar-benar wow)

Michael menghampiri Ayasha dan meninggalkan Devian yang semakin cemburu.

“Hai, Ayasha! Ayasha, kan?” tanya Michael halus sambil mengulurkan tangannya, Ayasha menerima jabatan tangan Michael dan mengangguk-anggukan kepalanya.

“Maaf sudah membuatmu kerepotan, aku Michael, sahabat pacarmu!”

Ucapan Michael membuat Ayasha melepaskan jabatan tangan Michael.

Baik Ayasha maupun Devian sama-sama saling melotot kepada Michael lalu saling melirik sekilas.

“Michael!” panggil Devian penuh penekanan dan memberikan kode bahwa mereka belum pacaran.

“Oh oke, belum jadian rupanya,” gumam Michael menahan tawa.

“Ah, Ayasha, saya keluar dulu dengan Michael, ya, Kamu istirahatlah! Tidak perlu membereskan kekacauannya, nanti saya akan panggil cleaning service!” pinta Devian.

“Tidak apa apa....”

“Iya, Ayasha, gak usah diberesin, nanti cleaning service datang ke sini kok!” potong Michael.

“Yaudah kalau gitu kami pergi dulu, ya!” ucap Devian lembut.

Devian lalu menarik paksa kemeja Michael yang membuat Michael ikut tertarik olehnya.

Devian mendorong Michael terus-terusan hingga keluar dari pintu apartemen.

Sementara Ayasha merasa kasihan kepada Michael, namun juga merasa terhibur dengan perilaku konyol Devian dan Michael.

Ia menuruti permintaan Devian dan Michael dengan membiarkan kekacauan di dapur dibersihkan oleh petugas cleaning service.

Ia kemudian masuk ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.


To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang