BAB 40

63 3 0
                                    

Ayasha keluar dari kamar yang ia tempati ketika Devian sudah mengambil kunci mobil yang berada di laci mejanya.

Pria itu lalu mengajak Ayasha ke restoran yang mewah yang kursinya sudah dipesan oleh Devian terlebih dahulu.

----------------------------------------------

Baru saja Devian dan Ayasha sampai, Sang Resepsionis langsung menyambut, ia lalu menunjukkan tempat duduk mereka dengan sangat sopan sekaligus ramah.

Lalu dengan izin Devian, Sang Resepsionis pun pergi kembali ke tempatnya.

Karena waktu masih pagi, yakni sekitar pukul setengah tujuh, Devian memesan teh hangat dan Lemonade Cake kepada seorang waitress.

"Kamu ingin pesan apa, Asha?" tanya Devian yang duduk berseberangan dengan Ayasha.

"Ehh, air putih saja."

Seketika tatapan Devian dan seorang waitress yang berada di samping meja mereka menatap aneh Ayasha, tidak mengira bahwa ia hanya ingin minum air putih di restoran yang sangat mewah itu.

"Really?(Sungguh?)" Tanya Devian sedikit menekan ucapannya sambil agak memundurkan kepalanya karena terkejut.

"Kalau karena sungkan lagi, lebih baik kita kembali ke apartemen saja, saya tidak jadi memesan!" lanjut Devian yang membuat Ayasha jadi kebingungan.

"Oke oke, samakan saja punya saya dengan dia!" pasrah Ayasha kepada waitress yang berada di samping meja mereka pada akhirnya.

Devian hanya tersenyum karena perilaku Ayasha itu.

Sang waitress pun pergi untuk membawakan pesanan mereka.

Hanya ada mereka berdua di sana, restoran itu masih sepi karena baru saja dibuka.

Devian membuka pembicaraan agar tidak hening dan canggung di sekitar mereka.

"Kamu sudah memutuskan hal itu?"

"Tentang apa?" tanya balik Ayasha.

"Tentang mengatakan yang sebenarnya pada orang tuamu."

"Ohh, iya, mungkin saya akan mengatakan kepada mereka secepatnya, tapi tidak sekarang, saya masih agak ragu," jawab Ayasha mengalihkan pandangan ke sekitar ruangan restoran.

"Terserah padamu, tapi lebih cepat lebih baik," tutur Devian yang dibalas senyuman tipis oleh Ayasha.

Tidak lama mereka berbincang, Sang Waitress yang sebelumnya pun kembali.

Ia membawakan pesanan Devian dan Ayasha ke meja mereka.

"Selamat menikmati!"

"Terima kasih," ucap Ayasha dan dibalas senyuman oleh Sang Waitress.

Sementara Devian, ia malah mengabaikan Sang Waitress yang menunggunya mengucapkan "Terima kasih."

Ia justru meminum teh hangatnya dan menyuapkan Lemonade Cake ke dalam mulutnya tanpa sedikit pun menatap Sang Waitress.

"Kau bisa pergi!" usir Devian yang sama sekali tidak terpikirkan oleh dua perempuan di depan dan di sampingnya.

Ayasha langsung memberikan tatapan tajam kepada Devian, dan pria itu pun langsung tersadar.

Namun, bukannya meminta maaf atau sekedar menyesal dengan apa yang telah ia ucapkan, Devian malah menaikkan salah satu alisnya tanda tidak mengerti.

"Kau minta maaf padanya, Bodohh!" batin Ayasha kesal dan masih menatap tajam Devian.

Namun, Devian tak menghiraukan Ayasha dan tetap melanjutkan memakan kuenya.

Sang Waitress pun dengan raut wajah sedih hanya bisa menurut pergi.

"Minta maaf bukan kebiasaan saya," ucap Devian dengan nada angkuhnya tiba-tiba.

"Maka jadikanlah kebiasaanmu mulai dari sekarang!" balas Ayasha santai sambil menyuapkan potongan kecil kue sendiri ke dalam mulutnya.

"Itu bukan diri saya."

"Dunia pasti tau itu Kamu."

"Dan dunia akan terkejut orang seperti saya tiba tiba meminta maaf pada...," kalimat Devian terpotong dengan ucapan Ayasha.

"Pada orang yang lebih rendah darimu? Wah, berarti seharusnya sekarang saya duduk di lantai saja!" balas Ayasha lalu mulai berdiri dari kursinya dan akan duduk di lantai.

"Hei, duduklah di kursi, cepat, jangan seperti anak kecil!" titah Devian panik dan mencoba mencegah Ayasha duduk di lantai.

Namun, bukannya menurut, Ayasha malah menyamankan dirinya duduk di lantai dan berkata, "Saya tidak punya uang, jadi saya harus tunduk, berbeda denganmu."

"Asha, duduklah, oke oke, saya akan minta maaf lain kali."

"Tidak ada yang tau kapan usiamu berakhir!" ucap Ayasha penuh penekanan dan membuat Devian sebal.

Namun, perasaan suka Devian kepada Ayasha seakan membuatnya mau menuruti perintah gadis itu.

"Baiklah, Kamu duduklah dulu di kursi, saya akan minta maaf pada pelayan itu."

Ayasha pun tersenyum.

Kemudian, ia kembali berdiri dan duduk di kursinya lagi.

Devian menatap pasrah Ayasha sebentar, lalu memanggil Sang Waitress tadi.

"Terima kasih!"

Sang Waitress kelabakan dengan ucapan Devian.

"Dan...ma...maaf."

Sang Waitress semakin salah tingkah.

"Tidak masalah, Pak!" jawab Sang Waitress sambil tersenyum lebar, namun Devian hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Baik, saya permisi, sekali lagi selamat dinikmati!" ucap Sang Waitress yang hanya menatap Devian, dan membuat Ayasha sedikit tersinggung.

"Heh, apa apaan nih? Dia minta maaf karena aku yang minta, coba kalo bukan karena aku, malu seribu tahun Kau!" batin Ayasha ingin mengolok-olok waitress di sampingnya. Rasa kasihan terhadapnya sudah hilang. Dan entah mengapa Ayasha seperti menujukkan kecemburuan.

Kemudian, Sang Waitress pun pergi.

"Kamu belum minta maaf sama Pak Agus, kan?" Tanya Ayasha.

"Yaaa...mungkin."

"Huft, iya iya, saya akan minta maaf secepatnya," lanjut Devian.

Ayasha pun mengangguk-angguk sambil tersenyum lebar yang tanpa disadari oleh perempuan itu bahwa Devian juga ikut tersenyum.

Untung saja, Devian dapat mengontrol raut wajahnya secepat mungkin sebelum Ayasha menyadarinya.

Baik Ayasha maupun Devian kemudian sama-sama melanjutkan memakan makanan mereka.

----------------------------------------------
Setelah selesai sarapan di sana, Devian segera membayar total biaya makanan mereka tadi. Setelah itu, keduanya pun bergegas keluar.

Mereka berdua berencana menemui orang suruhan yang kemarin malam mencoba menculik Ayasha.

Namun, saat keduanya berjalan menuju tempat parkir letak mobil Devian berada, Ayasha mendapatkan telepon dari seseorang yang tidak dikenal.

Dan Ayasha mengenali nomor tidak dikenal itu.

Ia menghentikan langkahnya dan membuat Devian ikut menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" tanya Devian penasaran.

"Devian!" panggil Ayasha panik.

"Refidge...menelepon...lagi," lanjut Ayasha ketakutan.

Devian pun segera menarik Ayasha masuk ke dalam mobilnya.


To Be Continued...

CMIIW

Don't Forget To Leave Your Vote And Your Comment.

All You Need To Know (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang