"Hei bocah, bangun!"
Bocah itu pun menggeliat, merenggangkan tubuhnya lalu menyipitkan pandangan nya menghalau silau nya mentari.
"Ishh jam berapa sih, gue masih ngantuk!"
"Jam tujuh, lo mau kesiangan hah!"
"Anjing! Ini udah kesiangan bego"
Di sekolah, tepatnya SMA NUSA seorang pemuda menggoyang-goyangkan pagar sekolah.
"Pakkkkk, pak satpam buka"
Pak satpam yang dipanggil berjalan tergopoh-gopoh mendekati gerbang sekolah yang dengan brutal di tendang dan di goyangkan.
"Duh bi, kamu telat lagi?"
"Aish udah tau telat pake nanya, cepet bukain deh pak! Motor saya mau masuk nih"
"T-tapi, anu itu bi-- duh gimana ya" bingung satpam sambil menggaruk kepalanya.
"Lama banget si pak tinggal buka doang juga!"
"Masalahnya di dalem lagi ada tamu bi, kalo saya ijinin kamu masuk. Ntar kepala sekolah ngamuk, apalagi tau kalo ada siswa telat gini"
Niat Abi yang ingin menjawab pak satpam justru di interupsi oleh suara berat seseorang.
"Ada apa ini?" Tanya laki-laki berpakaian formal lengkap dengan dasi dan sepatu kulit hitam.
"Ah a-anu pak, ini ada siswa terlambat" jawab pak satpam sembari menunduk takut.
Laki-laki dengan sorot mata tajam itu mendelik menatap sosok pemuda yang masih berada di seberang gerbang sekolah.
"Biarkan dia masuk!" Perintah laki-laki itu dengan mata tajam nya masih memperhatikan si pemuda.
Sedangkan Abi, seorang yang di tatap itu merapalkan doa banyak-banyak agar terselamatkan oleh hukuman. Apalagi setelah melihat sorot mata tajam itu, Abi semakin di buat tak tenang.
Dugaan Abi salah, bukan nya mendapat hukuman. Dirinya malah di giring ke sebuah ruangan mewah dengan berbagai fasilitas mirip hotel bintang lima.
Bahkan Abi sudah bersekolah selama satu tahun, tapi baru kali ini ia memasuki ruangan besar yang ada di sekolahnya ini.
"Duduk" perintah laki-laki yang Abi temui tadi di depan sekolah.
Abi melipirkan pandangan nya di ruangan itu, disana ada empat orang laki-laki termasuk yang tadi membawanya.
Dari yang Abi lihat, satu orang laki sekitar umur 45 tahun, dan satunya 60 tahun, dan sisanya masih muda. Begitulah tebakan abi.
"Kamu sudah sarapan nak" ucap laki-laki paruh baya, yang duduk di salah satu sofa dengan memangku satu kakinya di sana.
"Eh, s-saya pak?" Tunjuk Abi pada dirinya sendiri.
Laki-laki sampingnya mengangguk, "kalo belum biar nanti saya suruh orang bawa makanan kesini"
"Lah, aduh gini ya pak, kalo mau kasih hukuman karena saya terlambat kasih sekarang aja pak. Kalo ga, ya saya berterimakasih pak, kalo gitu saya mau masuk kelas dulu permisi" Abi hendak bangun dari duduknya tadi, namun badan nya kembali di dudukan dengan paksa oleh laki-laki muda. Kira-kira umurnya hanya kisaran satu tahun lebih tua dengannya.
"Apa-apaan si lo, minggir gue mau ke kelas!"
Tapi pemuda itu malah duduk, meletakkan tangannya di punggung abi.
"Ini hukuman kamu, karena udah telat tadi"
"Kalian siapa sih, mana ada hukuman suruh duduk2 doang gini"
"Lalu, kamu mau hukuman yang seperti apa nak?"
"Y-yaa biasanya hukuman tuh di suruh lari keliling lapangan atau bersihin wc, lah ini di suruh duduk doang. Kalian bercanda?"
Mereka tertawa dengan penuturan abi, sementara abi hanya bisa berdesis gila.
#to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
HASBINAKA
Teen Fiction"Bun, Abi udah ketemu ayah" "Gak nyangka abi juga ternyata punya abang"