31.testpack

1K 30 4
                                    

Dua bulan kemudian ...
Marsha terlihat lebih pucat pagi ini , membuat Aldo begitu khawatir dan segera menghampirinya yang masih berbaring lemas di tempat tidur lalu menyentuh wajahnya dengan penuh kasih sayang .

"Masih pusing ? "

"Hmmh "
(mengangguk perlahan )

"Gue panggilin dokter aja kalo
lo masih ga mau ke rs ya ? "

(Aldo mengambil ponsel hendak menelfon seseorang tapi si Marsha bergegas memeluknya erat sekali )

"Jangan ! "

"Gue khawatir lihat keadaan lo
yang lemah begini Marsha ,
seenggaknya biar gue pastiin
kalo lo baik² aja ... ya ?
gue ga tenang lihat lo kesakitan ,
please deh Sha ...
berhenti keras kepala oke ? "

"Aldo ... gue takut ... "
(matanya mulai ber-kaca² )

"Apa yang perlu ditakutin coba ?
selama ada gue disisi lo kan "
(tersenyum manis mencoba
menenangkan si Marsha )

"Gimana kalo perkiraan gue tentang itu bener ? "

"Apa yang lo pikirin ? "

"Aldo lo bisa bantu gue kan ? "

"Iya "

"Beliin gue sesuatu di apotik ya?"

"Apa itu ? gue beliin sekarang "

"Itu ... "

"Jangan khawatir ...
gue pasti bisa dapetinnya
sekalipun itu obat ilegal "

"Gimana bisa -
bahkan bisa dihitung dengan jari
hanya beberapa kali itu terjadi ,
ga mungkin secepat ini kan Al ?
apa karena efek suplemen yang udah gue minum selama ini ?
kayaknya ... ga ...
gue ga bisa bilang sekarang ,
telfon gue lagi kalo udah disana "

"Oke ... gue pergi sekarang ,
jaga diri lo sampai gue balik ya "

(Marsha hanya mengangguk ,
membiarkan Aldo pergi bersama
kekhawatirannya sementara
dirinya juga sibuk berpikir dan
berharap kalo semua dugaannya
ini terjadi hanya karena stres )

                          ***

Sepulangnya dari apotik ...
Aldo segera memberikan plastik yang masih terbungkus rapi itu ,
tanpa mengetahui apa isinya karena Marsha sendiri yang berbicara langsung via telfon dengan si penjual tadinya

"Lo ga lihat isinya kan ? "

"Ga ...  meskipun gue penasaran
ada apa ini sebenarnya ,
tapi demi privasi lo gue masih berusaha buat nahan diri "

"Thank you "

"Tapi ... lo ga lagi coba berbuat
sesuatu yang aneh kan Sha ? "

"Tunggu bentar ... "

(Marsha berjalan menuju k.mandi , dikuti si Aldo yang masih bingung sembari menunggunya di depan pintu .
Beberapa menit kemudian ...
Marsha keluar dan berdiri tepat
dihadapannya dengan raut wajah yang terlihat begitu datar )

"Lo kenapa ? "
(Aldo meraih pundaknya si Marsha dan merekapun saling bertatapan dalam keheningan )

"Gue ... hamil "
(menunjukkan beberapa testpack
yang dipegangnya sejak tadi )

"Lo serius Sha ?
kita ... bakal punya anak iya ? "
(Aldo memeriksa testpack itu sekali lagi untuk memastikan rasa penasarannya )

"Gimana ini ? "
(memejamkan kedua matanya )

"Kita perlu mensyukurinya karena ini adalah kabar baik yang udah terjadi Marsha "
(Aldo tersenyum penuh haru )

"Kabar baik itu hanya berlaku buat para pasangan ,
tapi ... untuk hubungan kita
ini adalah masalah Aldo !
jujur gue bahkan ga pernah ngebayangin bakal terjadi hal  seperti ini pada akhirnya ,
gimana bisa ...
gue lupa diri dan berusaha ngelupain fakta
bahwa hubungan kita ini emang udah salah sejak awal !
lo juga tahu alasan gue ngelakukinnya kan Al ?
mungkin ini karma gue karena udah jadiin lo sebagai tempat pelampiasan sejauh ini "

Be The Only 1 ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang