33. menyerah

1.2K 54 15
                                    

Marsha memberanikan diri untuk kembali ke rumah yang pernah ia tinggali bersama Zee .
Pukul 10:00 pagi tepatnya
disaat rumah itu sedang kosong
demi menghindari pemiliknya
yang sudah pasti sedang bekerja .
Dengan cekatan mengemasi semua barangnya ke dalam koper sesuai rencana lalu segera pergi karena dirinya juga tidak memberitahu Aldo tentang kepergiannya tadi ,
jangan tanya alasannya ?
sudah jelas pria itu tidak mungkin mengizinkannya pasti .

(Marsha mematikan ponselnya
yang terus berdering sejak tadi .
* 10 missed call dari Zee )

"Kenapa ga diangkat ? "

" ... "
(Marsha terdiam sejenak setelah menyadari keberadaan orang
lain di ruangan itu yang terlihat sedang mengawasinya )

"Baru dateng ? "

"Lo ngelacak gue ? "

"Of course ... menurut lo
kenapa gue tiba² pulang padahal
masih jam kerja coba ? "

"Gue ga bakal lama dan langsung
pergi setelah kelar kemasin ini "
(Bergegas mengisi berbagai jenis barang miliknya yang tertinggal dari dalam lemari )

"Mau kemana sih Sha ?
belum puas ya kabur 2 bulan dari gue dan rumah ini ? "

"Jangan peduliin gue ! "
(Marsha menarik kopernya berlalu melewati Zee yang sedang berdiri di depan pintu )

"Berhenti bertingkah ...
dan bawa balik kopernya !!! "
(Zee yang tersulit emosi menarik lengan Marsha dengan kasar )

"Jangan sentuh gue ! "

"Masuk gue bilang !!! "
(Zee setengah berteriak sambil merebut paksa koper itu dari tangannya Marsha )

"Hubungan kita udah berakhir - "

"Berakhir ? sejak kapan ?
bahkan secara hukum kita masih
pasangan menikah bukan ? "
(Zee menarik kasar bahunya Marsha lalu melempar tubuhnya ke tempat tidur )

"Apa mau lo sekarang ? "
(Marsha perlahan mundur mencoba menjaga jarak dari Zee yang terlihat emosi )

"Apa lagi ... gue mau lo !
mungkin karena kita jarang
ngelakuinnya jadi lo
lupa kalo gue pemiliknya ! "
(melucuti paksa semua pakaian
yang menutupi tubuh keduanya )

"Zee ... please ... stop ... "
(Marsha mencoba berbicara disela² ciuman kasar yang dirasakannya saat ini )

"Gimana ? "
(Zee tersenyum licik tanpa
mempedulikan Marsha yang masih berusaha menolaknya dan mulai menangis ketika berhasil disentuh olehnya secara paksa )

"Please ... jangan begini Zee !
lo bakal menyakitinya "
(Marsha terdengar memelas sembari memeluk erat tubuh Zee yang sedang menindihnya )

"Tentang pernyataan konyol dari si brengsek itu tentang kalian berdua ... itu bener ? "
(Zee terdengar ragu saat melontarkan pertanyaannya )

"Gue hamil ... anaknya Aldo "
(Marsha melepaskan dirinya dari Zee yang terlihat syok )

"Ga mungkin ! lo ga serius kan ?
gue ga percaya sama sekali "

"Apa gue terlihat bercanda ?
sebesar apapun keinginan gue
buat pisah rasanya terlalu
berlebihan kalo gue mesti pake alasan seserius ini kan Zee ? "

"Gimana bisa ? "

"Terjadi begitu aja "

"Rasanya terlalu cepat padahal
pertengkaran kita juga belum
terjadi selama itu loh Sha !
kalian bisa aja tidur bareng ...
dan gue ngerti kenapa lo
ngelakuinnya tapi kenapa harus sampe mengandung anaknya ? "

"Maaf ... ini salah gue Zee ,
dan gue juga ga punya alesan yang cukup pantas buat ngejelasin situasinya ke lo "

"Jadi bagi lo peran gue udah ga penting lagi ya ternyata ,
gimana bisa lo lebih percaya si brengsek itu daripada suami lo sendiri sih Marsha ?
bisa aja kan si Aldo sengaja
ngelakuinnya dengan niat buat ngerebut lo sejak awal ?
harusnya lo lebih hati² karena
gue udah pernah bilang kan
jangan menganggap remeh pria !
sekarang gimana coba ? "

Be The Only 1 ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang