"Pelan-pelan, Kook. Aigoo anak itu, kenapa suka sekali dengan anak anjing." Gumaman nenek tak dihiraukan oleh Jungkook. Bocah itu asyik mengejar Yeontan - anak anjing milik Namjoon yang sedari tadi tak henti berlari, meledek Jungkook.
Tuk Tuk Tuk
Suara ketukan high heels mengaburkan fokus nenek. Irene mendekat, hendak menonton keasyikan anaknya.
"Irene-ah, apakah kau bisa menjaganya sebentar? Kepalaku agak pusing, sepertinya aku harus meminum obat dulu." Ucap sang nenek seraya tungkainya berlalu dengan tangan kanan yang memegang pelipisnya. Irene mengangguk, ia mendekat dan duduk di kursi panjang taman belakang rumahnya.
Netranya memandangi laju lari anaknya. Sangat lucu, kakinya begitu gesit dan cepat, agak sempoyongan karena tubuhnya yang gembul dan pantatnya bergeol. Tak disadari, bibir merahnya tersungging dengan mata indahnya yang menyipit.
"Yeontan-ie, tunggu Kook..." Jungkook terus berlari, mondar-mandir mengikuti langkah lincah Yeontan. Tak terasa, pelariannya menyampaikan dirinya ke sebuah kolam renang.
"Jungkook-ah, jangan kesitu, nak. Kemarilah." Perintah sang Ibu yang menyadari keberadaan Jungkook sudah sangat jauh.
Namun, telinga Jungkook nyatanya tertutup oleh konsentrasinya mengejar Yeontan. Larinya ia percepat kala anjing berbulu panjang itu terlihat lelah dan memperlambat larinya.
Irene semakin cemas, ia berjalan cepat kearah Jungkook sambil mengatakan 'jangan'.
"Yeontan-ie, belhentilah!" Jungkook terus mempercepat larinya saat Yeontan tiba-tiba melaju dengan gesit. Yeontan menuju ke kolam renang, dia menggonggong dan melompat-lompat.
Jungkook semakin geram, Jungkook langsung memaksimalkan kakinya hingga tak terasa lantai licin tepian kolam menyapa telapak sepatu karetnya.
Byurrr
"JUNGKOOK!" Irene terkejut, ia berlari menghampiri Jungkook yang tercebur kolam renang. Kepanikan menggerayangi dirinya, ia kalangkabut dan otaknya tiba-tiba berhenti berpikir.
"TOLOONG! TOLOOOONG!" Irene berteriak keras. Dia tidak bisa turun ke kolam karena dia tidak bisa berenang sama sekali. Kolam ini khusus untuk orang dewasa, luas dan dalamnya sangat dikhususkan kepada Namjoon.
Jungkook semakin ke tengah kolam. Kaki dan tangannya serabutan ingin naik ke permukaan kolam. Wajahnya ia hentakkan untuk mengambil nafas. Namun semua usahanya tak berhasil membawa tubuhnya bertahan.
Habisnya tenaga Jungkook, membawa badan gembulnya turun perlahan. Nafasnya yang tak beraturan beralih menghirup air kolam hingga masuk ke rongga paru-parunya. Tubuhnya lemas, kesadaran mulai menipis, dan ia hanya rela terbawa air kolam ke dasar lantai.
Para pembantu, satpam, tukang kebun, dan supir pribadi semuanya berlari, disusul nenek yang juga mendengar teriakan Irene.
"Pak, tolong, pak!" Pekik Irene yang tak sanggup menjelaskan keadaan yang sangat tergambar jelas. Kedua mata Irene menitikkan air mata, tubuhnya gemetar dan mendingin.
"Astaga Den Jungkook!" Satpam itu terkejut, dibarengi dengan terkejutnya semua orang disana. Bahkan nenek sampai tak percaya jika cucunya tenggelam di dasar kolam.
Tak menunggu waktu lama, satpam berbaju hitam itu langsung menceburkan diri ke kolam, menuju tubuh Jungkook yang sudah lemas tak bergerak dibawah sana.
Jungkook berhasil dibawa ke tepi kolam dengan tubuh yang basah kuyup, satpam itu pun langsung melakukan CPR ke dada Jungkook. Wajah pucatnya semakin tergambar jelas, dengan bibir mungil yang membiru.
Beberapa kali tangan kekar satpam menghentakkan dada kecil Jungkook dan memberinya nafas buatan, hingga Jungkook menyemburkan air dari perutnya dan seketika dirinya tersadar dari pingsannya. Neneknya yang duduk disebelahnya segera membawa tubuh kecil Jungkook kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gwenchana, Hyungnim
أدب الهواةJeon Seokjin dan Jeon Jungkook harus berpisah dengan kedua orang tuanya dalam insiden kebakaran rumah. Kejadian tragis yang menimpa keluarganya membuat dirinya harus hidup dalam sebuah panti asuhan. Alih-alih ingin selalu bersama dengan Jungkook, Se...