Weekend kali ini sungguh berbeda. Mereka yang tengah membersihkan halaman panti mendadak berhenti dan mengamati sebuah mobil Mercedes Benz yang masuk ke pekarangan panti.
Mata mereka berbinar, harapan-harapan kian bermunculan dalam hati. Satu kesempatan datang lagi pada mereka.
Bola mata anak-anak mengikuti pergerakan sebuah pintu mobil yang kian membuka secara perlahan. Menampakkan seorang wanita cantik yang berbalut dress krem dan bersepatu high heels. Satu lagi keluar dari arah yang berlawanan, seorang laki-laki tampan bersurai klimis dengan sepatu pantofel yang kinclong dan berkemeja putih.
"Waaaaahhh..." Mata anak-anak kian berbinar, kerlap-kerlip bagai diimbuhi sebuah cahaya kunang-kunang. Mulut mereka kompak mengaga melihat betapa anggunnya dua orang kaya itu.
Kedua orang tua itu saling membuka pintu belakang yang mana nampaklah seorang anak kecil dengan pakaian yang branded. Kulitnya bersih, rambutnya biak pinggir, sepatunya membuat ngiler. Anak kecil itu menatap kearah para anak-anak panti yang melongo. Dan sungguh, anak-anak panti mendadak kaget dan terkejut sekejut-kejutnya bahwa saat mereka memperhatikan dengan jeli anak kecil itu yang kini tersenyum manis bukanlah sosok yang asing.
"Jimin hlung?" Bocah bermata bambi terperanjat saat disadari senyuman itu milik teman sekamarnya. Semua tak berkedip. Benar, itu Jimin yang kini berjalan mendekat diikuti kedua orang tua barunya.
"Lama tidak bertemu..." Jimin menjulurkan tangannya pada Jungkook yang kini semulus porselen. Semua anak menatap heran dan tak percaya akan sosok anak kecil yang dulu hidup bersama mereka kini sungguh jauh berbeda.
~~~~
"Bagaimana kau bisa menjadi seperti ini, Jimin-ah?" Tanya Taehyung sembari tangannya tak henti meraba arloji mahal yang melingkari lengan kiri Jimin.
"Ayah dan ibu baruku sangat menyayangiku." Jimin menjawab dengan senyum ramah. Jungkook hanya mampu menatap semua perubahan yang nampak dari teman sekamarnya. Dari ujung rambut hingga ke ujung kaki lalu naik lagi ke ujung rambut. Jungkook tak percaya orang yang duduk di ranjang Jimin itu adalah Jimin sendiri. Pasalnya wajah Jimin yang sekarang sangat berbeda. Sekarang dia lebih bersih, kulitnya mulus, pakaiannya bagus tidak seperti dulu yang berpakaian hanya dengan kaos oblong, rambut kering, dan kulit memerah karena tak cocok dengan air mandi di panti.
Taehyung, Jungkook, beserta semua teman kamar Jimin berkerubung. Memandang perubahan di diri Jimin yang amat cepat hanya dalam waktu dua minggu setelah Jimin menghilang dan dinyatakan mendapat orang tua angkat.
"Ini milikmu." Jungkook menyodorkan sebuah boneka kepala anjing kepada Jimin.
"Ah itu untukmu. Aku masih punya banyak dirumah." Jimin menolak dengan halus seraya tersenyum lebar menutupi kedua matanya yang menghilang.
Semua anak sontak membelalak. Itu adalah boneka satu-satunya yang Jimin punya di panti, dan ia menolak mengambilnya lagi dari Jungkook? Sungguh orang tua Jimin pasti sangat kaya raya sehingga Jimin mendapat banyak boneka di rumahnya.
Jimin merogoh saku celananya. Dari sana banyak sekali bola-bola susu yang harganya selangit. Jajanan yang terbungkus cangkang serupa telur dan berisi dua butir bola coklat bermandikan susu vanilla itu setara dengan harga satu kotak besar mainan lego. Bagi Jimin harga segitu tak begitu mahal, namun bagi anak-anak panti, harga sebesar itu amatlah mahal dan mending dibelikan makanan atau untuk menabung.
"Apa ini dari ayah dan ibumu?" Tanya Taehyung yang disodorkan satu makanan ringan itu dari tangan Jimin. Jimin mengangguk seraya membagikannya ke teman-temannya yang lain. Semua teman-teman Jimin merasa senang.
"Wah gomawo Jimin-ah..." Timpal yang lain dan langsung memakan pemberian Jimin.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Gwenchana, Hyungnim
Fiksi PenggemarJeon Seokjin dan Jeon Jungkook harus berpisah dengan kedua orang tuanya dalam insiden kebakaran rumah. Kejadian tragis yang menimpa keluarganya membuat dirinya harus hidup dalam sebuah panti asuhan. Alih-alih ingin selalu bersama dengan Jungkook, Se...