Mata Jeana mengerjap berulang kali melihat deretan foto para host terpampang memenuhi dinding sebelah resepsionis. Rupanya, ketika pengunjung masuk, selain memilih durasi waktu kunjungan, mereka juga harus memilih host yang mereka inginkan untuk menemani mereka.
Di Serenity ada puluhan host yang diurutkan oleh ranking. Semakin tinggi ranking seorang host, maka semakin besar fotonya terpampang di papan yang menyala di dinding dan semakin tinggi harganya. Untuk ditemani host ranking satu, pengunjung harus mengeluarkan uang dengan nominal hingga jutaan rupiah.
Jeana mengamati satu per satu foto host yang dipajang. Matanya akhirnya terhenti pada si ranking satu yang fotonya memenuhi hampir separuh dinding.
"Han," gumam Jeana lirih, membaca nama yang tertera di foto itu.
Seperti tersihir, mata Jeana tidak bisa lepas dari foto pria itu. Entah mengapa, dari foto itu Jeana mendapatkan kesan bahwa si ranking satu sepertinya merupakan pendengar yang baik, terlihat dari auranya yang menenangkan. Sepertinya ia pilihan yang cocok untuk para perempuan yang mencari pelarian dari hidup mereka dengan berkunjung ke Serenity.
Seperti Jeana?
"Viona! Udah lama nggak ke sini?" suara seorang pria berhasil membuat Jeana menoleh dari foto si ranking satu.
"Summer! Long time no see!" melihat kedatangan pria tampan beralis tebal dengan bibir merah merekah itu, sebuah senyum langsung terukir di wajah Viona.
Pria yang dipanggil Summer merentangkan tangannya yang lalu dibalas pelukan singkat oleh Viona.
"Belakangan aku sibuk, tidak punya waktu untuk mampir. Hari ini aku ke sini karena bawa tamu penting," Viona melirik ke arah Jeana yang langsung tersenyum canggung dan mengangguk kecil. "Give us your best man. Someone who can treat her like a princess."
"As you wish, my dear," Summer tersenyum lebar, memamerkan kedua lesung pipinya.
Summer lalu memberikan isyarat kepada Dino dengan jarinya. Dino langsung mengangguk dan undur diri, pergi entah ke mana.
Jeana melirik ke arah Summer, diam-diam memperhatikan penampilannya. Berbeda dengan Dino, Summer mengenakan setelan jas dan sepatu yang jauh lebih mahal. Wajahnya yang ramah terlihat memancarkan otoritas.
"Summer ini siapa, sih?" bisik Yemima kepada Viona, mewakili rasa penasaran Jeana.
Viona balik berbisik, "Dia manager tempat ini. He's the man you're looking for if you want to get the best experience here."
Setelah memberikan isyarat kepada mereka untuk mengikutinya, Summer menuntun mereka ke lantai dua, tempat deretan private room terletak.
Sepanjang jalan, Jeana tidak henti-hentinya menoleh ke kanan dan kiri, mengamati suasana. Sesungguhnya, Serenity terlihat seperti bar mewah pada umumnya, dilengkapi dengan desain interior yang didominasi nuansa black and gold. Ada bar besar yang terletak di sebelah kiri, dan stage kecil di sebelah kanan, dilengkapi dengan grand piano dan satu set instrumen musik.
Kursi dan meja pengunjung yang berjejer di tengah dipadati oleh tamu. Hampir semua pengunjung Serenity adalah wanita, dengan rentang usia yang cukup beragam. Jeana bisa melihat ada beberapa perempuan yang sepertinya seumuran dengannya, ada juga yang tampaknya sudah seumur ibunya.
Satu hal lagi yang menarik perhatian Jeana adalah sejak menginjakkan kaki di Serenity, ia belum satu kali pun menemukan pria yang tidak tampan di sini. Kalau ada yang bilang mereka semua memiliki pekerjaan sampingan sebagai model, Jeana pasti akan percaya.
Selain mengobrol dengan para host dan menyesap minuman keras, Jeana bisa melihat beberapa pengunjung bermain games dengan host yang menemani mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison [COMPLETED]
RomanceDijodohkan dengan Wilfred Wiraatmadja, si manusia es yang dingin dan kaku, membuat Jeana merasa kehilangan harapan untuk mengalami kisah cinta yang indah seperti di novel-novel yang ia baca. Namun, semua berubah ketika ia bertemu dengan host papan...