Jeana memilin ujung lengan bajunya sambil berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. Karena cara itu sepertinya tidak cukup efektif, ia lalu menyesap lemon tea yang sudah disiapkan di meja. Rasa gugupnya hari ini mirip seperti yang dulu ia rasakan ketika menunggu giliran naik ke atas panggung resital piano. Tangannya dingin dan perutnya terasa seperti diaduk-aduk.
Oh tidak, Jeana tidak sedang menunggu giliran naik ke atas panggung. Ia sedang duduk di private room Serenity untuk kedua kalinya. Kali ini tanpa ditemani Viona dan Yemima.
Tujuannya datang kemari? Tentu saja untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap si ranking satu Serenity Club, Han. Jeana juga tidak tahu apa yang ingin ia katakan atau lakukan jika bertemu Han. Namun, satu hal yang ia tahu pasti, Jeana ingin bertemu kembali dengannya.
Jeana baru saja meletakkan gelasnya kembali di atas meja ketika pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok pria yang tampak familiar.
Tanpa sadar, Jeana menelan ludah. Pupil matanya melebar melihat pria berambut coklat yang hari ini mengenakan setelan jas kasual berwarna biru langit.
Itu dia.
Sosok yang membangkitkan sensasi misterius dalam diri Jeana tiap kali melihatnya.
Han.
Ketika mengangkat kepalanya dan melihat wanita yang duduk dengan tubuh tegap dan tangan terkepal di pangkuan, sontak Han mengerjapkan matanya berulang kali.
"Oh? Jeana? Kamu ke sini lagi?" tanya Han pada akhirnya.
Sesungguhnya Jeana sendiri tidak percaya akan datang lagi ke tempat ini, mengingat bagaimana ia terintimidasi oleh Han dan menjawab hal yang memalukan pada pertemuan sebelumnya. Namun, entah mengapa, kakinya menuntunnya kembali ke tempat ini, ke hadapan Han.
"Ah... Iya... Apa aku mengganggu?" tanya Jeana sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Han lalu tersenyum dan menghampiri Jeana. Ia menempatkan dirinya duduk di sebelah Jeana. Jarak yang ia ambil tidak begitu jauh, tetapi tidak juga begitu dekat, hanya sekitar satu lengan. Tidak seperti pertemuan sebelumnya, kali ini sepertinya Han bersikap lebih hati-hati.
Apakah karena sekarang ia sudah tahu betapa culunnya Jeana?
"Tentu tidak mengganggu! Kalau kamu mau, kamu bahkan boleh datang setiap hari. Aku cuma... nggak nyangka aja," jawab Han yang kini memposisikan tubuhnya menghadap ke arah Jeana.
"Kenapa nggak nyangka?"
"Hmmm..." Han sengaja mengernyitkan dahinya dan melipat tangan di dada, seolah sedang berpikir keras.
"Karena aku tampak tidak cocok dengan tempat ini?"
"Karena kukira kamu tidak menikmati berada di sini. Terakhir kali kita bertemu kamu tampak sangat gugup dan tegang," jawab Han santai sambil tersenyum lebar.
Astaga, apakah kepanikan Jeana kemarin terlihat begitu jelas? Salahkan makhluk blasteran surga ini yang telah membuatnya salah tingkah seperti itu!
"Lalu, kenapa hari ini kamu datang kemari?" lanjut Han sambil menatap mata Jeana dalam-dalam.
Sekarang Jeana menemukan salah satu alasan pria ini bisa menjadi peringkat satu di Serenity. Ketika berbicara dengan kliennya, Han akan memusatkan diri pada lawan bicaranya; tatapan matanya, posisi tubuhnya, seluruh perhatiannya. Pria ini bisa membuatmu merasa tersihir, seolah kamu bisa menceritakan segala-galanya kepadanya.
Setidaknya itulah yang Jeana rasakan saat ini.
"Aku... Ingin bertemu denganmu," jawab Jeana cepat tanpa menyadari betul apa yang sedang ia katakan, seolah terbius dengan tatapan mata Han.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison [COMPLETED]
RomanceDijodohkan dengan Wilfred Wiraatmadja, si manusia es yang dingin dan kaku, membuat Jeana merasa kehilangan harapan untuk mengalami kisah cinta yang indah seperti di novel-novel yang ia baca. Namun, semua berubah ketika ia bertemu dengan host papan...