prolog

1.2K 79 4
                                    

Seira masih ingat hari itu, hari saat dia tahu kalau nggak semua orang itu baik dan peduli. Nggak semua orang itu jujur dan mengerti. Dan nggak semua orang itu menerima Seira karena Seira sendiri.

Waktu itu saat Seira kelas 2 SMP, dia sedang berjalan menuju parkiran saat beberapa orang memanggilnya. Seira menoleh, tersenyum saat tahu kalau mereka ternyata teman-temannya. "Kenapa?"

"Hehehehe, mau pulang sekarang?" tanya salah satu temannya.

"Iya nih, udah ditungguin."

Razima- orang yang terlihat sibuk membawa sesuatu di tangannya tersenyum lebar lalu merangkul Seira akrab, "Pulang sendirian atau.."

"Sama Na-"

"Wah, kebetulan!" Cira memotong dengan semangat. Gadis itu memberikan tas jinjing yang dia bawa pada Seira, "Gue boleh nitipin ini buat Nana nggak? Boleh kan? Tadi mau gue kasih langsung tapi takut Nana nggak mau."

Seira mengangguk, "Boleh, kok. Buat Nana?"

Razima menyerahkan tas jinjing yang lain, "Kalo ini buat Injun sama Echan. Bukan gue sih yang ngasih tapi bilang aja ini dari gue. Ya?" katanya senyum.

"Oh, iya."

Seira mengambil beberapa tas jinjing itu. "Yang ini buat Injun kan?"

"Iya, yang merah buat Echan." Marsha- yang sejak awal kelas tadi heboh membicarakan Echan tampak senyum malu menyerahkan barangnya pada Seira, "Bilangin, gue yang masak semuanya loh!"

Seira manggut-manggut. "Udah?"

Cira mengangguk antusias, lalu melirik Seira yang kesusahan membawanya, "Eh, tapi kita nggak bawa buat lo. Maaf, nanti gue traktir lo deh. Gimana?"

Seira menggeleng sambil tertawa, "Nggak usah, kayak sama siapa aja." Gue juga sering direpotin kayak begini sama yang lain. Tambah Seira dalam hati.

"Oh, oke. Kalo gitu jangan sampe lupa ya!"

"Iya, gue duluan ya."

Seira kembali berjalan menuju parkiran saat dia tahu kalau ada satu tas jinjing yang entah untuk siapa. Daripada dia salah ngasih tas, Seira berbalik untuk bertanya pada Cira saat Seira mendengar suara mereka yang sedang duduk di dekat lapangan.

"Ini-"

"Udah gue bilang kalo Seira tuh bloon."

Seira membatalkan langkahnya saat dia mendengar suara Razima yang diiringi tawa. Seira mengeratkan pegangannya pada tas jinjing saat suara Razima kembali terdengar.

"Dikira semua cewek yang ngedeketin dia mau temenan apa? Halah, mereka juga sama kali. Kalo Seira nggak deket sama cowok-cowok famous, nggak bakal mereka baik-baikin Seira."

"Ck, kalo dia nggak deket sama Nana, nggak mau gue temenan sama dia."

"Gue juga, kalo bukan karena Injun yang sering dateng ke kelas terus duduk di bangku gue, ogah banget gue duduk deket Seira. Emang sih pinter, tapi kalo ngasih tau tuh berasa dia yang paling pinter gitu, iew."

"Tapi bagus juga, selain pinter terus nggak pelit tugas, dia juga mau-mau aja gue suruh kemana-mana. Mana kalo dia liburan kan, dia sering nge pap foto-foto Nana, Injun sama Echan. Gue jadiin wallpaper nih!"

Seira yang dengar semuanya cuma bisa ketawa miris. Jadi... mereka temenan sama Seira cuma karena Nana, Injun sama Echan?

Seira menggelengkan kepala tak habis pikir. Ini alasan Nana selalu bilang kalo dia nggak suka Seira temenan sama mereka? Seira pikir mereka selalu nanya-nanya soal tiga cowok itu karena mereka pengen tahu kehidupan Seira. Itu gunanya teman kan? Saling bagi kisah, cerita dan keluh kesah?

Seira tertawa sambil mengusap air mata yang ternyata sudah mengalir melewati pipinya. Dia bahkan lupa kalau tas jinjing yang dia bawa sudah tergeletak diatas lantai sekolah yang dingin. Seira menggigit bibir bawahnya. Menahan suara tangisan karena kakinya nggak mampu dia gerakkan setelah mendengar pernyataan mereka.










***














Seira Karenina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seira Karenina





SEIRA PROBLEM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang