Warning: Shonen Ai, Boy x Boy, OOC, Typo
Semoga kalian suka dengan ff baru dari Author Shion ini ^^
Silahkan memvote atau memberikan komenter agar Author semakin semangat buat ffnyaSelamat membaca ^^
-----------------------------------------------------------# Ruang Professor Edward
"Mr. Holmes, mungkin Professor akan sedikit terlambat, anda bisa menunggu sebentar." ujar pemuda pirang itu dengan senyumannya sambil membereskan beberapa dokumen di meja milik Professor Edward, Ahli Psikologi dan Kejiwaan.
"Akan kutunggu." balas Sherlock yang telah duduk di sofa tunggu ruangan.
Sherlock terkenal dengan orang yang tidak mau membuang waktunya hanya untuk menunggu, namun entah kenapa dia ingin sekali duduk di ruangan itu hanya sekedar memperhatian gestur dari pemuda bernama William.
'Tidak mungkin-' pikirnya saat mata navynya menyelidik setiap ciri dari William.
Mata scarlet, rambut pirang, kulit pucat dan tidak terlalu tinggi selayaknya orang Inggris kebanyakan. Sherlock amat yakin, ialah orang yang ada dimimpinya selama bertahun-tahun.
"Ada apa sir?." tanya William yang makin merasa orang didepannya ini sangat memperhatikannya hingga dia harus menghentikan kegiatannya yang sedang menyusun laporan.
"Holmes, cukup panggil saya Holmes, saya masih mahasiswa." ujar Holmes yang sedikit tidak menyukai kata 'Sir atau Mr' didepan namanya.
"Baiklah, Holmes."
lagi lagi pemuda itu tersenyum dan itu membuat sesuatu yang aneh dirasakan oleh Holmes, terasa sangat sakit tapi dibagian kiri dadanya.'Apa John memasukan obat lagi di makananku?.' pikirnya
William yang telah menyelesaikan tugasnya dalam menyusun jurnal Professor Edward mulai mendudukan tubuhnya di meja kecil dekat meja Professor Edward, dan tanpa memperhatikan tamu di depannya dia berkutat dengan beberapa kertas dihadapannya
"Kau mahasiswa S2 Matematika?."
sontak analisa Sherlock mengalihkan perhatian si pemuda pirang bermata scarlet pada pria tinggi yang telah duduk di hadapannya."Anda tau dari mana Holmes?." tanyanya dengan tatapan mata intens seakan tertarik dengan apa yang diterka oleh pria berambut navy di depannya.
"Humn~ mungkin tebakan beruntung." ujar Sherlock dengan asal dan itu membuat William sedikit memincingkan matanya.
"Kalau begitu giliranku, Anda mahasiswa S2 Jurusan Forensik bagian Kriminologi."
William makin tertarik dengan ekspresi pria didepannya, alisnya nampak terangkat saat dia mengatakan itu artinya tebakannya benar."Anda tau dari mana humn~ Mor-"
"Panggil aku William, sama sepertimu, hanya tebakan yang beruntung." ujarnya dengan sedikit senyuman mengejek.
"Baiklah aku bisa tau dari jurnal yang kau isi, dan rumus sulit yang kau kerjakan lalu caramu menyusun jurnal berdasarkan numerik, yang kau lakukan benar benar menunjukan keahlian dan statusmu sebagai mahasiswa S2." jelas Sherlock dan itu tebakan yang logis bagi William.
William mendekatkan wajahnya dan sedikit mengendus bagian leher Sherlock.
"Dari aroma anda, berbau bahan kimia khusus dan formalin dan itu hanya ada di Laboratorium Forensik." ujarnya sambil menatap mata navy Sherlock."Ah~ anda pemain biola, terlihat dari jari anda yang kapalan." tambahnya.
"AHAHA~ menarik sekali."
Sherlock tertawa senang sambil menyenderkan punggungnya di kursi, merasa baru kali ini ada lawan main analisa yang menarik perhatiannya, bahkan John tak semenarik pemuda pirang dihadapannya.
"Anda cukup menyenangkan William." ujarnya sambil mendekatkan tubuhnya pada meja sambil menompang wajahnya dengan tangan kanannya, memperhatikan setiap gestur dari wajah William
'Kenapa orang ini ada dimimpiku bertahun tahun?.' tanyanya dalam hati."Anda punya masalah tidur?." tanya William tanpa melihat kearah Sherlock, matanya terus berkutat pada kertas dihadapannya.
Sherlock tidak menjawab dan itu membuat William kembali menatap pemuda di depannya.
"Saya melihatnya dari jurnal Professor Edward hari ini dia akan menemui anda untuk konsultasi masalah mimpi buruk."
"Humn~" Sherlock sedikit menaikan bahunya "Sudah seminggu ini aku memimpikan hal yang sama, dan itu sedikit menganggu kegiatanku." tambahnya dengan ekspresi sedikit candaan.
William bangun dari posisinya dan mengambil setangkai Lily of Valley dari meja Professor Edward lalu menyerahkannya pada Sherlock.
"Mungkin ini akan membantu tidur anda Holmes, Lily of Valley." lagi lagi pemuda itu tersenyum pada Holmes dan itu membuat rasa dejavu padanya.
"Thanks, William." ujar Sherlock sambil menerima pemberian William.
Tiba-tiba suara dering ponsel dari milik William berbunyi dan langsung saja dia menerima panggilan itu dekat jendela.
"Aku akan kesana." ujar William sambil memandang keluar jendela, sepertinya ada orang di luar jendela yang menginginkannya keluar, tak lama William memutuskan panggilannya dan bergegas mengambil mantelnya.
"Maaf Holmes saya harus pergi, mungkin Professor sebentar lagi datang, anda bisa menunggu disini."
William pun bergegas keluar ruangan meninggalkan Sherlock sendirian, sementara Sherlock menghentak-hentak kaki sambil mengantupkan kedua tangannya di bawah dagu, selang berapa menit kemudian ia pun menyusul pemuda pirang itu menuju arah yang dia rasa akan didatangi oleh William.
'Jendela tadi mengarah ke jalan masuk Fakultas, berarti dekat pintu gerbang.' hasil analisanya mengatakan.
.
Dan benar saja, mata navynya mendapati sosok William bersama dengan pria tinggi bersurai coklat yang membawa bunga lili putih sambil memeluknya lalu pergi dari hadapannya.
William tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah pria dewasa yang akan memasuki limosime lalu melaju pergi meninggalkannya.
Sherlock yang bersembunyi di balik pohon, mengintip ekspresi yang dihasilkan pemuda pirang yang baru dia kenal. Ekspresi kesedihan, dia akan menangis.
Dan entah kenapa tiba-tiba tubuhnya bergerak sendiri, keluar dari persembunyian lalu mendekap erat pemuda pirang yang baru dia temui.
"Ho- Holmes? apa yang kau lakukan?." tanyanya sambil sedikit memberontak namun Sherlock sama sekali tidak melepas pelukannya bahkan dia mengarahkan kepala William untuk bersandar di dadanya.
"Jangan perlihatkan air matamu padanya." ujar Sherlock, sontak itu membuat William meneteskan banyak air mata.
"Ungh~ hiks... hikss-"
entah kenapa William menangis keras di pelukan Sherlock sambil meremas pelan jas hitam milik Sherlock.Sedangkan Sherlock terus membelai surai pirang William mencoba menenangkannya.
"Semua akan baik baik saja, Liam... aku ada disini." sontak Sherlock mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat ia percaya, semua itu keluar begitu saja seperti air mata William semua mengalir begitu saja.
Hingga saat Sherlock menaikan dagu William dan mengecup bibirnya itu juga terjadi begitu saja. Sherlock bergerak-mengecup bibir William sesuai dengan keinginan tubuhnya, membuat William memejamkan mata merasakan aroma tembakau dari bibir pria yang mengecupnya.
"Umnch~ cupp.. hah!?."
'Kenapa kau menciumku?.'
pertanyaan itu terpintas dipikiran William, namun dia terlalu takut menanyakannya. Hingga ia melepaskan pelukan Holmes dan berlari meninggalkan Holmes yang terpaku merasa perbuatannya yang sudah melewati batas logikanya."Aku.... benar-benar tidak waras-"
Hanya itu kesimpulan dari benang merah yang ia tarik..
.
.
.
.
.
.
.
TBC
(hayo... mau tau kelanjutannya ngk???)
KAMU SEDANG MEMBACA
"SIN" (MORIARTY THE PATRIOT FANFIC) YAOI 18+ (Revisi Ada Di Novel Fisik)
FanfictionTelah terbit Novel Fisiknya ❤️✨ "Biarlah dosa ini kubawa hingga kematianku, dan saat kita bertemu lagi kuharap kau mengingatku, Sherlock" . . . "aku punya persoalan dan itu butuh rumus penyelesaian, aku yakin orang sejenius kau dapat menyelesaikanny...