Mencari 'Dia'

1.2K 168 4
                                    

"Sudah baikkan, hmm?" Tanya Lucy dengan sedikit nada jahil di kalimatnya.

"Siapa?" Tanya Edmund kembali pada Lucy.

"Kau dan Zen."

Zen hanya tertawa kecil melihat Lucy yang kesal sedari tadi karena Edmund bukannya menjawab pertanyaannya, malah bertanya kembali seakan-akan tidak mengerti apa-apa.

"You two. Tidak bisakah makan dengan tenang?" Tegur Caspian dengan halus.

Lucy dan Edmund pun menghentikan perdebatan mereka.

Sarapan mereka berlangsung dengan baik.

"Lucy." Panggil Caspian. Lucy menoleh. "Bagaimana dengan pencarianmu?"

Lucy tersenyum. "Baik. Aku bertemu dengannya."

Caspian juga ikut tersenyum. "Aku tau kau pasti akan menemukannya."

Edmund yang mengerti alur pembicaraan mereka pun ikut membuka suara. "Lalu dimana dia?"

"Dia menghilang setelah mengatakan sesuatu." Lucy menatap mereka secara bergiliran, termasuk Zen yang ikut menyimak. "Dia bilang, dia telah mengutus seseorang untuk selalu membantu kita, dan orang itu telah bersama kita sejak awal."

Semua orang terdiam.

"Siapa?" Tanya Edmund memecah keheningan.

"Aku tak tau. Dia menghilang setelah itu."

"Aku rasa kita harus menemui Aslan bersama." Kini giliran Caspian yang menatap mereka secara bergiliran. "Apa kalian mau pergi ke hutan setelah ini?"

"Of course." Jawab Edmund dengan penuh semangat. Lucy menatap tajam ke arah Edmund. Sangat berbahaya jika membiarkan Edmund berkeliaran, akan sangat memungkinkan masalah akan muncul jika dia dibiarkan berkeliaran dengan bebas. Huh, Lucy seketika teringat dengan kejadian saat pertama kalu mereka di Narnia. Edmund berkeliaran sendirian meninggalkan dia, Susan, dan Peter untuk menemui Jadis. Kenangan buruk.

Edmund membalas tatapan Lucy. "What?" Tanya Edmund dengan bingung melihat adik perempuannya menatapnya seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup.

Lucy memalingkan mukanya dan kembali fokus dengan percakapan mereka tentang menemui Aslan.

"Bagaimana denganmu, Zen? Kau ikut?" Tanya Caspian pada Zen yang tersenyum.

"Kemanapun kalian pergi, aku akan ikut menemani kalian."

Caspian, Lucy, dan juga Edmund tersenyum.

"Baiklah, setelah sarapan kita akan berangkat ke hutan. Lucy yang akan memimpin kita."

***

"Mau berbagi kuda denganku, Zen?" Tanya Edmund yang membelai Philip, kudanya.

Zen yang berada di belakang Edmund pun mengangguk. Siapa sih yang ga mau satu kuda sama Edmund?

Edmund tersenyum pada Zen. Dia pun mempersilahkan Zen untuk naik ke atas kudanya, disusul Edmund yang kini duduk di belakang Zen.

Lucy dan Caspian saling bertatapan dan tersenyum. Lihatlah, mereka yang tak lain adalah Zen dan Edmund merasa canggung sendiri dengan posisi mereka. Padahal merekalah yang membuat posisi mereka seperti itu.

"Kalian sudah siap?" Caspian menaiki kudanya. Lucy yang sudah berada di atas kuda mengangguk mantap. Edmund menggenggam tali pengendali kuda. Sedangkan Zen hanya diam, berusaha mengendalikan detak jantungnya yang kini berdetak sangat kencang.

"Okay. Lucy, pimpin jalannya."

Tanpa disuruh dua kali, Lucy dengan segera pergi dengan kudanya, disusul Caspian dan juga Edmund dan Zen.

Tak ada percakapan selama perjalanan. Mereka semua begitu serius dalam perjalanan ini. Hingga Lucy menyadari ada sesuatu yang janggal di sekitar mereka. Lucy menghentikan kudanya, disusul Caspian dan Edmund dan Zen.

"Ada apa, Lucy?" Tanya Edmund yang bingung melihat Lucy yang menatap sekeliling dengan waspada. Zen yang juga merasakan ketidakjanggalan disekitar mereka pun ikut menatap sekitar dengan waspada.

"Kalian dengar itu?" Tanya Lucy menatap mereka secara bergiliran saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Caspian mencoba fokus dengan suara yang dimaksud dengan Lucy.

"Tak ada terdengar apa-apa." Jawab Caspian.

Suara langkah kaki itu semakin kuat terdengar. Merasa terancam, Lucy seketika panik dan berteriak.

"SEMUANYA LARI!"

Lucy mengayun tali pengedali kudanya dengan kuat, dan seketika itu juga kudanya berlari dengan kencang. Caspian dan Edmund juga melakukan hal yang sama.

"Apa ini?" Zen berteriak panik ketika ada asap hitam di sekeliling mereka.

"Sihir gelap." Jawab Edmund tanpa mengalihkan fokusnya pada jalannya.

"Sihir apa?"

"Sihir gelap." Edmund menatap Zen dengan sekilas. "Berpeganglah yang kuat, Zen. Kita akan melaju." Edmund mengayunkan tali pengendali kudanya dengan kuat dan berusaha lari secepat mungkin dari 'sihir gelap'.

Zen In NarniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang