Chapter 92: Luna Vs Deori

1K 133 4
                                    

Third Pov

Luna menghindari sihir petir yang melesat ke arahnya. Deori yang melihat Luna menghindar, tertawa sambil menyerang Luna dengan sihir es dan petir. Luna terus menerus menghindari serangan Deori

'Menyebalkan..,'pikir Luna kesal

"Ahahahaha~ ayo! Tunjukan kemampuan mu!"kata Deori sambil tertawa. Namun, Deori terdiam saat Luna menonjok mukanya secara tiba-tiba.

Deori melayang ke belakang dan jatuh ke tanah. Lalu, dia bangun dan mengusap mulutnya menggunakan punggung tangannya. Ada sedikit darah yang mengalir dari bibirnya.

"Kau... hehehehe~ bagus, ayo kita bermain!"kata Deori menyerang Luna menggunakan sihir petir.

Luna yang ingin menghindar, secara tiba-tiba berasa tubuhnya yang semakin berat. Akibatnya, Luna tidak dapat mengindar dan sihir petir Deori mengenai Luna.

'Sial... sihir gravitasi? Jadi, dia memiliki tiga sihir, es, petir, dan gravitasi,'pikir Luna

"Hehehehe~"tawa Deori

Deori pun memerangkap Luna menggunakan sihir gravitasinya. Luna yang tadinya berdiri jadi jatuh tengkurap. Luna mencoba bangun namun, dia tidak dapat bangun.

"Ahahahaha~"tawa Deori samhio menyerang Luna menggunakan sihir petir.

"Grkh!"Luna berasa tubuhnya sedikit terbakar akibat sihir petir Deori.

'Sial... kalau begini terus aku tidak akan bisa mengalahkan nya,'pikir Luna

Deori menyerang Luna terus menerus menggunakan sihir petirnya. Lua dapat melihat luka-luka yang ada di tangannya akibat sihir Deori.

'Apa yang bisa aku... tunggu dulu, itu dia... sihir angin,'pikir Luna

Luna berkonsentrasi dan mencoba menahan rasa sakit yang dia alami. Deori bersiap- siap menyerang Luna lagi, namun secara tiba-tiba dia terdiam.

"Apa?"tanya Deori kaget

Deori melihat sekujur tubuhnya yang memiliki luka sayat akibat sihir angin. Ada darah yang mengalir dari beberapa luka-luka tersebut.

Luna mengontrol angin di sekitarnya untuk mendorong Deori ke belakang. Deori terpental ke belakang, sebelum tubuhnya mengenai sebuah tembok.

Luna dapat merasakan sihir gravitasi Deori yang menghilang. Luna pun bangun dari posisi tengkurap sambil tersenyum. Namun, berbeda dari senyum biasanya, sekarang Luna tersenyum sadis.

'Rasakan itu,'pikir Luna

"Kau- kau hehehe~ kau membuatku kesal!"teriak Deori sekarang matanya penuh amarah.

"Heh~ majulah,"kata Luna.Deori berlari ke arah Luna dan mencoba menonjokknya namun, Luna menghidar ke samping.

Deori pun mencoba menonjok Luna namun kali ini, Luna menunduk dan menonjok Deori tepat di perutnya. Deori terpental ke belakang, dia pun berdiri dan memegang perutnya yang sakit.

"Sial, aku merehkanmu...,"kata Deori kesal

Deori langsung berkonsentrasi dan membuat bongkahan es yang tajam. Bongkahan es tersebut bergerak dengan cepat ke arah Luna. Luna langsung menghindari bongkahan es tersebut lalu dengan cepat, dia menggunakan sihir api dan membakar es tersebut.

Di tempat Austin dan Luke~

Luke menghindari serangan dari seekor mahluk sihir yang berbentuj seperti singa. Dari belakang mahluk sihir tersebut, Austin muncul dan mengayunkan pedangnya. Mahluk sihir tersebut jatuh mati.

"Kamu tidak apa-apa?"tanya Austin

"Iya, terima kasih,"kata Luke

"Screee....!!"Rave mengontrol petir sehingga menyambar goblin-goblin yang berada di sekitar mereka.

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang