08 | sunday

1.8K 342 107
                                    

"Wait, wait. Aku mau bertanya," kataku.

"Tanya apa?" tanya Edmund.

"Kenapa kau tadi menolong Madison?" tanyaku.

"Oh, astaga," gumamnya.

"Jawab, cepetan," kataku.

"Jadi, saat istirahat tadi. Aku menumpahkan air di koridor kelas. Salahku tadi berlari-lari. Airnya habis, tumpah semua. Dan si Madison keluar dari kelas. Dan, ya, dia terpeleset karena tak melihat lantai. Kau tak lihat bajunya basah tadi?" kata Edmund. Aku menggeleng.

"Mr Robert lewat saat itu juga dan dia menyuruhku tanggung jawab. Dia menyuruhku membawa si Madison itu ke ruang perawatan. Kau tahu kan? Anak-anak sekolah langsung mengerumuni ku. Termasuk teman-temannya Madison yang entah dari mana di dapatkannya," ujar Edmund.

"Jadi, kau tak suka padanya?" tanyaku, penuh harap.

"Ya, tidaklah," jawabnya sambil nyengir lebar dan mengacak rambutku. "Mana mungkin."

"Ed!" seruku kesal seraya merapikan rambutku. "Aku menyesal tak mengucir rambutku lagi."

"Digerai gini bagus, kok," kata Edmund. "Eh, topimu tak rapi."

Dia membetulkan posisi topiku. Aku menatapnya tanpa berbicara. Dia tak menatapku, tapi kemudian dia sadar dan bingung.

"Hei!" katanya, mengejutkanku yang malah melamun. "Kau melamun?"

Aku mengangkat bahu. "Ayo, masuk ke kereta. Kau betul-betul akan berkunjung ke peternakan pamanku besok?"

Edmund mengangguk dengan wajah yang berseri-seri. Aku tersenyum.

···

Malam harinya.

Kami sedang makan malam bersama.

"Ehem," Paman Alan berdeham. Kami langsung melihatnya.

"Besok, Profesor Digory Kirke akan berkunjung ke sini, melihat peternakan kita. Dia juga akan membawa beberapa anaknya yang dititipkan disitu karena perang," kata paman.

"Well, kalau begitu, besok kalian harus bangun cepat. Jangan terlambat," kata Bibi Michelle.

"Baik, Mum," kata Millie dan Aidan.

"Baik, Bibi," kataku dan Louis. Kami menghabiskan makanan kami secepat mungkin.

Aku pergi ke kamar setelah makan. Louis dan Aidan juga ikut ke kamar kami.

"So, bagaimana besok?" tanya Aidan, memulai pembicaraan. Kami semua duduk di karpet Millie.

"Ya, begitulah," kataku ngasal.

"Hei, kau sudah tahu ya, dari Edmund?" tanya Aidan.

"Ya, kenapa?" jawabku, bertanya balik.

"Tidak apa-apa."

···

Keesokan harinya.

Aku terbangun dari tidurku yang lumayan nyenyak. Millie sedang melamun. Kujentikkan jariku di hadapannya.

"Hei!" seruku. Millie sadar.

"Apa?" tanyanya.

"Kau melamun," jawabku. Millie hanya mengangguk-angguk.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang