"Kami pulang!" ucap Millie setibanya kami di rumah. Masih di hari yang sama.
"Syukurlah, kalian pulang dengan selamat. Mum takut kalian di culik," kata Bibi Michelle. Kami menyusun sepatu kami.
"Mana mungkin, Mum. Jarak dari stasiun ke rumah kan tidak begitu jauh," kata Millie.
"Tetangga bilang, ada anak yang diculik karena kabur siang-siang. Orangtuanya sedih sekali. Mungkin Mum akan menyakiti diri sendiri jika kalian diculik," kata Bibi Michelle.
Aku berganti baju dan menyusun tas-tas ku. Lalu, aku pergi ke kamar Louis.
"Louis!" panggilku.
"Apa?" tanya Louis yang sedang mengerjakan PR.
"Kau tahu Madison itu?" tanyaku.
"Tentu. Semua orang mengenalnya," jawab Louis. "Kenapa?"
"Emm, aku hampir patah tulang tadi dibuatnya," jawabku. Louis langsung menoleh.
"Kenapa kau baru bilang sekarang?!" tanya Louis. "Seharusnya kau bilang padaku kalau dia menganggumu."
"Tidak apa-apa, omong-omong. Aku tak jatuh," kataku.
"Siapa yang menahan mu?" tanya Louis. "Edmund?"
Aku menggeleng. "Tidak, bukan Edmund."
"Jadi, siapa?" tanya Louis.
"Noah," jawabku. Louis langsung menatapku.
"Noah? Noah Schnapp anak basket?" tanya Louis.
"Ya," jawabku. "Memangnya, kenapa?"
"Tidak, hanya bingung saja. Tumben," jawab Louis sambil mengetuk-ngetuk pena nya di dagu.
"Dia dan teman-temannya tampaknya tak menyukai Madison," kataku. "Maksudku, semua orang tak menyukai Madison."
"Pasti mereka berempat ada masalah dengan Madison. Biasanya, mereka tak begitu peduli dengan Madison," kata Louis.
"Tapi, mereka baik, kan?" tanyaku.
"Tentu, walaupun kadang ada nakalnya. Mereka sama sepertimu, usil," kata Louis. Aku memutar bola mataku.
"Edmund dan Aidan juga usil," kata ku.
"Mereka berempat usil sebenarnya. Terutama Jack dan Finn. Noah juga sebenarnya. Hanya Jaeden yang lumayan waras. Aku pernah melihat mereka tidur di kelas. Minggu lalu," ujar Louis.
"Ck, waras," kataku. "Oh, ya. Aku tidak tahu kenapa kau bisa terkenal."
"Terkenal?" tanya Louis. "Aku juga tidak tahu. Banyak sekali adik kelas-seumuran mu kebanyakan-yang selalu memperhatikanku. Bahkan, pernah ada salah satu murid yang memberiku cokelat."
"Ck," kataku. "Famous. Tapi bagus juga, aku bisa membuat Madison kaget kemarin."
"Oh, dia tukang gosip. Hati-hati kau di gosipin olehnya," kata Louis.
"Akan kutonjok wajahnya jika dia membicarakanku," kataku. "Bye."
"Dah," kata Louis. Aku keluar dari kamar nya.
···
Keesokan harinya.
Aku berlari di koridor sekolah. Berharap-harap agar Mrs Meg belum tiba.
BRUK!
Aku membuka pintu dengan keras. Semua murid langsung menoleh. Aku menghela nafas. Lega karena Mrs Meg belum datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓
Fanfiction[ completed ] ❛ i don't know why i'm still stuck with you, ed. ❜ - edmund pevensie x fem!reader - fanfiction - berdasarkan cerita The Chronicles of Narnia karangan C.S Lewis - sequel of 'Special Changes' ﹙+13﹚ ﹙written in bahasa﹚ ﹙hanya mengambil be...