30 | lone islands

1K 148 4
                                    

Sembari menunggu kapal kami sampai di tujuan, aku menggambar-gambar di bukuku, seraya menikmati angin laut yang terus berhembus dengan tenang.

Edmund dan Caspian sedang beradu pedang. Itu cukup mengerikan bagiku yang jarang melihat orang berpedang.

Edmund sangat jago dalam hal pedang-pedang begitu.

Dia sempurna, menurutku.

"Hei, lihat." Louis menghampiriku. "Edmund dan Caspian."

"Ya, aku melihat mereka dari tadi," ujarku.

"Keren sekali, kan?"

"Iya. Kau tak mau ikut dengan mereka?"

"Aku akan kalah duluan, [Name]. Seriously." Louis menggeleng. Aku tertawa kecil.

"Bukannya kau sudah belajar saat itu?" tanyaku.

"Memang sudah. Tapi aku sudah lumayan lupa. Itu lama sekali," jawab Louis. "Aku menyesal tak ikut dengan kau ke petualangan kedua."

Aku berdiri. "Ah, aku kan sedang sakit waktu itu. Kau mau dimarahi oleh Bibi Michelle karena ikut tak hadir denganku, padahal kau sehat?"

"Tidak." Louis menggeleng cepat. Aku menyeringai.

Lucy menghampiri kami dan duduk di sebelah kami. Tak lama kemudian, Edmund ikut menghampiri kami dengan segelas air di tangannya. Dia berdiri di sebelahku.

"Edmund, menurutmu jika kita terus berlayar menuju akhir dunia, kita bisa... terjatuh dari tepinya?" tanya Lucy.

"Jangan khawatir, Lu. Kita masih jauh dari tempat itu," kata Edmund.

Pintu ruangan bawah kapal terbuka dan keluarlah Eustace. Dia kembali mengomel.

"Aku dengar kalian masih berbicara omong kosong," katanya, berdiri di sebelah Edmund sambil bersedekap tangan.

"Apa kau sudah merasa baikan?" tanya Lucy.

"Yes, tapi bukan karenamu," jawab Eustace ketus. "Sepertinya aku memiliki tubuh besi."

"Kau makhluk paling ribut yang pernah kulihat." Reepicheep muncul di tali-tali kapal. "Apa kau menemukan kaki lautmu?"

"Never lost them," jawab Eustace. "Aku akan memberimu kejutan. Jelas-jelas kita memiliki posisi yang baik, berdasarkan kecerdasan yang kumiliki."

Edmund pun dengan refleks, tersedak minumannya. Aku dan Lucy menahan tawa.

"Aku berpikir kau makhluk yang lucu dan sejenisnya," kata Reepicheep.

"Asal kau tahu, setelah aku menemukan peradaban, akan kuhubungi Duta Inggris dan kusuruh mereka menangkapmu karena percobaan penculikan." Eustace mengomel dengan kesal sambil berjalan pergi. Tiba-tiba, dia menabrak Caspian.

"Penculikan? Benar-benar lucu. Aku berusaha menyelamatkan hidupmu," kata Caspian.

"Kau melarangku melakukan hal yang kuinginkan," ujar Eustace.

"Benarkah?"

"Tempat ini tak higienis dan dibawah sana seperti kebun binatang." Eustace menunjuk pintu ruang bawah kapal tadi.

"Dia tak pernah diam," bisik Louis kepadaku. Aku mengangguk dan kembali menahan tawa.

"Dia benar-benar bermulut besar," komentar Reepicheep.

"Dia baru melakukan pemanasan," kata Edmund.

"Daratan!" seru salah satu petugas kapal yang berada di puncak kapal.

Caspian pun naik ke dekat Lord Drinian yang memandang daratan itu dari jauh. Louis ikut melihat daratan itu dan bergumam.

"Lone Islands ya?" tanyanya.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang