34 | sorrow

886 104 9
                                    

 Kami meninggalkan Pulau Ramandu keesokan harinya, dan pergi ke seberang, Pulau Kegelapan. Entah ada apa disana. Sesuatu yang buruk, mungkin seperti mimpi buruk. Kami sudah mengalami mimpi buruk itu di kapal beberapa waktu yang lalu. 

 "Jadi, menurutmu ada apa di sana?" tanya Tavros. 

 "Mimpi terburuk kita." Edmund menjawab.

 "Impian tergelap kita," tambah Caspian. 

 Lord Drinian ikut menambahi seraya memutar kemudi kapal, "Iblis yang sesungguhnya."

 Dia memberi perintah pada Tavros, "Tavros, siapkan senjata."

 "Ya, Tuanku," ujar Tavros. 

 "Para pemanah, bersiaplah!"

 "Ya, Kapten."

 Aku bersiap. Memastikan senjataku lengkap, dan tak ada yang hilang. 

"Nyalakan lampion!" seru Tavros, memberi perintah. 

 "Mari bersiap," ajak Caspian kepada kami. 

━ ━ ━

 "Kau sudah siap, [Name]?"

 "Sudah."

 "Baik. Sebentar." Louis memakai pakaian pelindungnya dan mengambil pedangnya. Aku menunggu sambil sesekali membantunya. 

 "Apa menurutmu kita semua akan berhasil?" tanya Louis.

 Aku mendongak. "Emm.. menurutku.. ya."

 "Apa alasannya?" tanya Louis.

 "Ya, karena kita sudah bertekad kuat dan berusaha. Ingat, usaha membuahkan hasil. Mari berpikir positif, Louis. Berpikir negatif tak akan ada habisnya," jawabku. 

 Louis tertawa kecil, "Kau sudah seperti Millie saja."

 Aku mendelik. 

 "Hei, kalian sudah siap?" Edmund bertanya kepada kami.

 "Sudah," jawabku dan Louis. Aku memandang sesuatu yang dipegang Edmund.

 "Itu pedang Peter?" tanyaku kepada Edmund.

 Edmund mengangguk. "Iya."

 Aku menatapnya dan berkata, "Pedang itu sekarang milikmu." Aku menepuk pundak Edmund dan tersenyum. "Semoga berhasil, Ed."

 "Semoga berhasil juga, [Name]." Edmund membalas senyumanku. Dia terdiam sebentar, dan tiba-tiba memelukku. Aku yang kaget, terdiam, dan terbatuk kecil.

 "Wow," aku nyengir dan menepuk-nepuk punggung Edmund, "pelukan yang sangat mendadak."

 Edmund tertawa dan melepas pelukannya. Aku tersenyum kecil. Sementara itu, Caspian naik ke geladak utama. Dia menyampaikan beberapa rangkaian kalimat kepada seluruh penumpang kapal.

 "Apa pun yang terjadi di sini, semua layak mendapatkan posisi sebagai kru Dawn Treader. Kita sudah jauh berkelana. Bersama, kita menghadapi musuh dan bisa melakukannya lagi. Kini bukan waktunya jatuh ke dalam godaan rasa takut. Kuatlah, jangan pernah menyerah. Dunia kita, kehidupan Narnia tergantung pada ini. Pikirkan jiwa-jiwa tersesat yang akan kita selamatkan. Pikirkan Aslan. Pikirkan Narnia." Caspian pun menyelesaikan gagasannya. Dia turun dari geledak utama.

 "For Narnia!" Seorang kru kapal berseru.

 "For Narnia!" Kami pun menyahut dengan semangat. Terlihat raut wajah Caspian yang berubah. Dia tampak kaget melihat semangat seluruh kru kapal yang menyerukan kalimat itu. 

 "For Narnia!" Lucy berteriak. 

 "For Narnia!" 

━ ━ ━

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang