22 | museum

1.1K 222 18
                                    

Tak ada yang berubah sejak kejadian itu. Ya, walaupun mereka semua sangat kaget dan masih tak percaya kalau aku dan Edmund sudah menjalani hubungan 'lebih dari teman'.

"Serius?! Kalian sudah berpacaran?!" Aidan menghampiriku di kamar saat pulang sekolah. Aku menghela napas dan mengangguk.

"Sejak kapan??" tanya Aidan, terbelalak sangat kaget.

"Sejak di Narnia," jawabku. Aidan semakin terkejut.

"Narnia?! Dari setahun yang lalu?!" tanya Aidan. Aku menggeleng.

"Bukan. Saat aku sakit waktu itu, aku masuk ke dalam lemari lagi," ujarku. Aidan semakin terbelalak.

"WHAT?! KENAPA KAU BARU MEMBERITAHUKU?!"

"Ssst!!" Aku menutup mulut Aidan. "Suaramu kuat sekali, kau tahu."

"Maaf," ucap Aidan. Lalu dia berkata dengan suara yang lebih pelan, "Bagaimana Narnia?"

Aku mengulum senyum dan menceritakan petualangan di Narnia waktu itu, dan bagaimana aku dan Edmund jadi 'lebih dari sahabat'.

Dan Aidan hanya bisa terbelalak sepanjang cerita.

°°°

"Museum?"

Sadie mengangguk. "Iya. Mrs Meg bilang, kita akan berwisata ke museum. Untuk belajar."

"Wow." Mataku berbinar. "Kapan kita ke sana?"

"Lusa," jawab Sadie. Aku pun mengangguk dan tersenyum.

Edmund sibuk akhir-akhir ini. Setiap ku mengajaknya ke perpustakaan atau tempat lainnya, dia selalu menjawab, "Maaf, aku sibuk."

Dan aku tak tahu apa penyebab dia sibuk.

°°°

Dua hari kemudian.

Aku naik ke dalam bus dengan Sadie. Kami mencari tempat duduk.

"[Name]! Sini!" Sadie memanggilku saat dia menemukan dua buah bangku yang kosong. Aku segera menghampirinya.

"Ehem." Seseorang berdeham. Kami menoleh.

Madison dengan kedua sahabatnya.

"Itu bangku kami," kata Madison.

"Madison! Bangku itu hanya ada dua," kata Kaycee dengan suara cemprengnya.

"Kau di belakang saja," kata Madison. Kaycee cemberut dan menghentakkan kakinya sampai bus bergoyang. Aku dan Sadie menatap mereka dengan heran.

"Kami duluan yang menemukan bangku ini," kata Sadie. "Jadi kalian... pergi."

"Tidak mau." Madison menyeringai dan tertawa. "Aku dan Ruby akan duduk di sini."

"Hei, jangan begitu," kataku, tersenyum sabar. "Siapa duluan yang dapat? Kami kan? Berarti kami yang duduk di sini."

"Bisakah kau diam saja, Partridge?" Madison menatapku dengan sinis. Dia menatapku dari atas sampai bawah. Aku bersedekap tangan dan menggeleng.

"Sudah! Kami tak mau berlama-lama. Awas!" Madison menerobos kami. Tapi aku dan Sadie segera menahannya agar tidak duduk.

Karena kesal, Madison mendorongku sampai aku hampir terjatuh. Tetapi seseorang menahanku.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang