20 | rain

1.3K 245 28
                                    

Hujan turun dengan deras. Membasahiku yang masih memakai seragam sekolah. Tasku basah.

"SIALAN!"

°°°

Flashback.

"Pagi!"

Sadie menyapaku setibanya aku di sekolah. Aku melambaikan tanganku dengan senyum manis.

"Pagi!" ucapku seraya berjalan ke kursiku. Baru saja aku ingin duduk di kursi tersebut, aku langsung menyadari sesuatu.

"Ini bukan kursiku, kan?" tanyaku pada Sadie.

"Ha?" Sadie melihat kursiku. "Aku tidak tahu." Dia mengangkat kedua bahunya dengan bingung.

"Ugh, sial." Aku menggerutu kesal dan mencari kursi kosong yang lain. Yang pasti, lebih bagus daripada kursi yang hampir kududuki tadi.

Baru saja aku ingin mengangkat kursi yang kutemui di ujung kelas, seseorang mengangkat kursi itu. Aku menoleh dan langsung menatap Edmund.

"Pagi," ucap Edmund. Aku tersenyum. Edmund mengangkat kursi tadi dan membawanya ke tempatku.

Tak lama kemudian, Mrs Jane masuk ke dalam kelas dan mulai mengajar pelajaran pertama.

°°°

Istirahat tiba.

Aku masih menulis di buku ku. Sadie sudah menungguku dari tadi.

"Kau masih merangkai tulisan-tulisan itu?" tanya Sadie dengan bingung. Dia menopang dagunya dengan tangannya.

Aku mengangguk dengan wajah berseri-seri. "Tumben tulisanku bagus hari ini. Biasanya seperti cakar ayam."

"Tidak kok. Tulisanmu memang bagus," kata Sadie. Aku tersenyum dan berterima kasih.

Kami keluar dari kelas setelah aku menyusun buku-buku. Kami berjalan di koridor sambil bercanda riang.

Tiba-tiba, kami berpapasan dengan Finn dan Jack yang juga bercanda. Aku tersenyum, ingin menyapa mereka.

Tetapi, mereka hanya melihatku dengan wajah datar, dan tak membalas senyumanku. Aku pun langsung berpikir, apakah senyumanku tadi tak terlihat atau bagaimana.

"Kenapa sih mereka?" Sadie memandang kedua anak laki-laki itu dengan bingung. Aku mengangkat kedua bahu.

Kami melihat Madison yang sedang berjalan dengan kedua sahabatnya. Aku salah. Tidak hanya dua, tapi lima.

Saat dia berjalan di sebelahku, dia sengaja menyenggolku. Aku hanya menghela napas dan tak membalas.

Akhirnya, aku dan Sadie sampai di kantin. Aku mengambil nampan makananku dan duduk di tempat paling ujung, bersama Sadie.

Kami makan sambil melihat lapangan yang lumayan ramai. Setelah makan, aku dan Sadie memutuskan untuk keluar dari kantin.

Saat melewati koridor kelas kami, perhatian kami langsung tertuju kepada sepasang anak laki-laki dan perempuan yang menjadi pusat perhatian di koridor yang ramai.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang