19 | race

1.5K 241 112
                                    

Suara langkah kaki terdengar keras di koridor. Aku dan Sadie sedang berlari menuju ruang ganti. Hari ini, kami akan belajar PE. Jadi, ya harus mengganti baju.

"Gawat kalau kita kena hukum," kata Sadie di ruangan sebelah dengan tergesa-gesa. Aku mengangguk dan bergumam, "Heem."

Setelah mengganti baju, kami pergi ke lapangan. Terlihat sudah banyak anak-anak. Dan entah kenapa, ada anak-anak kelas lain juga disini. Seperti Aidan dan Heather. Ataupun si Madison menyebalkan.

"Ms Partridge dan Ms Sink." Mr Ian melihat kami sambil bersedekap tangan dan duduk di kursinya. "Dari mana saja kalian?"

"Kami... tadi..." Sadie menjelaskan dengan bingung. "Kami tadi..."

"Tadi apa?" tanya Mr Ian. Tatapan tajamnya membuat kami semakin gugup.

"Tadi—"

"Tadi kami membantu Mrs Gwen di perpustakaan, Sir." Aku menjawab pertanyaan Mr Ian dengan cepat.

"Benarkah?" tanya Mr Ian. Kami mengangguk dengan cepat. Jujur saja, kami sangat malu untuk berdiri disini. Dilihat oleh semua murid yang sudah datang. Hanya kami yang belum duduk.

"Baiklah. Silahkan duduk." Mr Ian akhirnya mempersilahkan kami duduk. Kami menghela napas lega dan duduk di barisan kelas kami.

Hari ini kami belajar tentang lari. Dan praktiknya, ya, berlari. Lebih tepatnya, lomba lari. Kami dibawa Mr Ian ke lapangan lomba lari.

Aku dan Sadie dipilih saat gelombang ketiga. Kami melawan Madison, Aidan, Jack, Elle, Carl, dan James.

Kami menyiapkan ancang-ancang sebelum berlari.

"Siap? Mulai!"

Mr Ian meniupkan peluitnya. Kami pun mulai berlari. Aku berlari di antara Elle dan Madison. Madison menyenggolku. Untung aku belum terjatuh. Aku pun balik menyenggolnya.

"Sakit!"

"Lebay kau," kataku kesal. Madison mendengus dan dia menjegal kakiku saat di belokan. Aku pun terjatuh terjerembab. Darah keluar dari hidungku. Lututku juga terluka.

"[Name]!" Sadie berhenti berlari dan memandangku dengan khawatir.

"Lari saja! Aku akan menyusul!" kataku. Sadie masih diam di tempatnya. Aku menatapnya dengan yakin.

Akhirnya, Sadie melanjutkan larinya. Kudengar Edmund berkata pada Mr Ian dengan keras. "Madison Sandler curang, Sir!"

"Saya tahu, Pevensie," kata Mr Ian, mengangkat tangannya. Edmund mengacak rambutnya dengan marah. Noah terus menatapnya.

Aku bangkit dengan sekuat tenaga dan kembali berlari. Untung James masih di tengah lapangan. Akhirnya, aku pun bisa menyusul yang lainnya. Pemenangnya adalah Aidan.

"[Name], hidungmu—"

"Berdarah, ya," kataku pada Aidan. Aidan mengerutkan dahinya dengan cemas.

°°°

Mr Ian menyuruh Madison mengobatiku. Sial sekali. Kenapa tidak yang lain saja.

Dibanding diobati Madison, aku lebih baik mengobati sendiri.

Madison hanya mengobrak-abrik isi P3K itu dengan bosan. "Mengapa harus aku."

"Aku tidak tahu. Kau tanya saja pada Mr Ian," gerutuku kesal. Madison memutar bola matanya. Diambilnya salah satu obat, dan dilemparnya kepadaku. Sialnya, malah terkena kepalaku.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang