02 | not too bad

3.2K 506 124
                                    

Keesokan harinya, kami pergi ke sekolah pagi-pagi. Cepat sekali. Tapi tetap saja lama jika harus naik kereta.

Setelah naik kereta, kami melewati kota untuk sampai ke sekolah. Dan akhirnya...

"Sadie!" aku memanggil Sadie yang sedang berlari. Aku melambai-lambaikan tanganku.

"[Name]!" balas Sadie. "Aku kira, aku terlambat."

"Mana mungkin," kataku. Kami masuk ke dalam sekolah. Aku mengobrol dengan Sadie. Tiba-tiba,

BUK!

"Hati-hati, Anak Baru!" Madison menabrakku sehingga buku-buku yang baru kuambil terjatuh.

Dia dan teman-temannya tertawa mengejek.

"Jangan ganggu dia, Madison," Edmund menghampiri kami. Madison menatapnya dengan tatapan remeh, lalu dia dan temannya pergi.

Aku telah menjadi pusat perhatian. Aku menyusun buku-bukuku dengan kesal.

"Kau tidak apa-apa, [Name]?" tanya Edmund.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih, Ed," ucapku.

Bel berbunyi. Aku, Edmund, dan Sadie masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran.

···

Pada jam istirahat, kami pergi ke kantin seperti biasa.

Aku makan sambil berbincang dengan Edmund. Sebenarnya tidak boleh bicara saat makan. Memang aku kadang ada nakalnya.

"Si Madison itu...," kataku sambil mengunyah sandwich ku. "Kenapa sih dia menggangguku?"

"Mungkin karena kemarin itu kau menolaknya," jawab Edmund.

"Itu kan salahnya," kataku.

"Ya itu makanya. Dia itu egois," kata Edmund. "Kalau dia mengganggumu, bilang padaku ya."

Aku tersenyum. "Hei, Ed. Bagaimana kalau kita ke perpustakaan?"

"Ayo! Aku rindu kebiasaan kita di Narnia. Kau tahu, setelah kalian pergi, aku selalu merenung di perpustakaan. Balkon juga. Lapangan juga," kata Edmund.

"Aku juga rindu tempat-tempat itu!" kataku. "Terutama balkon."

Aku dan Edmund bertatapan. Lalu, kami tersenyum dan kembali makan.

Setelah makan, kami ke perpustakaan. Perpustakaan lumayan sepi. Walaupun ada beberapa anak-anak yang ribut sekali, membicarakan tentang serangga.

Aku memilih-milih buku novel. Fantasi kalau bisa.

Akhirnya, aku menemukan buku yang kucari di barisan paling atas. Aku berjinjit-jinjit untuk mengambilnya. Tapi ada sebuah tangan yang mengambil buku itu. Aku mundur dan menginjak kaki orang itu dengan keras-tak sengaja- dan...

BRUK!

Aku terjatuh, menimpa orang itu. Untung badanku tidak terbanting ke lantai. Justru orang itu yang badannya terbanting ke lantai.

Aku merintih kesakitan dan duduk. Aku melihat orang itu.

"Edmund?!" tanyaku kaget. "Maaf! Aku tak sengaja."

Edmund tidak menjawab. Dia melihat sekeliling lalu bangkit berdiri. Aku membantunya berdiri.

"Maaf," ucapku lagi sambil menunduk. "Aku benar-benar tak sengaja menginjak kakimu keras-keras."

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang