Kutatap sosok itu. Orang yang sudah kutunggu-tunggu selama satu tahun. Yang kupikir, aku takkan bertemu dengannya lagi.
"[Name]!" serunya. Aku tersenyum lebar dan memeluknya.
"Sudah lama aku tak bertemu denganmu!" seruku.
"Aku juga. Sangat ajaib kita bertemu di dunia ini. Tunggu, apakah aku bermimpi?" kata Edmund. Aku tertawa dan melepas pelukanku.
"Sangat ajaib," ujarku, tak menghiraukan anak-anak lain yang melihat kami. Edmund duduk di kursi belakangku. Sadie hanya melongo melihat kami.
"[Name], kau sudah mengenalnya?" tanya Sadie dengan suara yang sangat pelan. Aku mengangguk.
"Tentu. Dia...," aku bingung ingin menjawab apa. "Sahabatku."
Sadie hanya mengangguk-angguk. Pelajaran dimulai.
"Kau ketinggalan pelajaran minggu lalu. Tanya padaku saja," kata Edmund. Aku tersenyum.
···
Waktu istirahat tiba. Aku menyusun buku ku dan berjalan keluar dari kelas.
"Hei!" Edmund memegang lenganku. Aku menoleh.
"Tunggu aku," katanya. Aku menunggunya menyusun buku.
"Ayo. Kau mau ke kantin kan?" tanya Edmund. Aku mengangguk. Kami pergi ke kantin berdua.
Di kantin, aku semeja dengan Edmund. Aku mengambil nampanku.
"Kau satu sekolah dengan Aidan, kan?" tanya Edmund.
"Iya, tentu. Seharusnya kau sudah tahu," kataku.
"Tidak, aku tidak tahu. Aku belum pernah bertemu dengannya," ujar Edmund. Aku tersedak.
"Maaf," ucapku.
"[Name]!" seseorang memanggilku. Dari suaranya, aku sudah kenal-Aidan.
"Aidan!" kataku. Aidan menghampiriku. Lalu, dia melihat Edmund.
"Apa aku salah lihat atau bagaimana, kau... Edmund?!" tanya Aidan.
"Senang bertemu denganmu lagi, Aidan," ujar Edmund sambil tersenyum.
"Edmund! Tak kusangka kita bertemu lagi!" seru Aidan sambil ber-tos dengan Edmund. "Mana Lucy?"
"Oh, dia dengan temannya," jawab Edmund. "Ayo, duduk sini."
Aidan duduk di sebelah Edmund. Mereka berbincang-bincang. Aku hanya diam, menjadi orang ketiga di antara mereka.
"Aidan!"
BRUK!
Aku menoleh. Kulihat seorang anak perempuan terjatuh. Makanannya berserakan.
"Hei! Seharusnya kau melihat jika jalan!" seru seorang anak perempuan yang berdiri di depan anak yang terjatuh.
"Kau sengaja menabrakku, Madison," kata anak yang terjatuh itu.
"Omong kosong mu tak berguna," kata anak yang bernama Madison. Dua temannya tertawa. Aku menghampiri mereka dan membantu anak yang terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓
Fanfiction[ completed ] ❛ i don't know why i'm still stuck with you, ed. ❜ - edmund pevensie x fem!reader - fanfiction - berdasarkan cerita The Chronicles of Narnia karangan C.S Lewis - sequel of 'Special Changes' ﹙+13﹚ ﹙written in bahasa﹚ ﹙hanya mengambil be...