37 | rooftop, night

517 54 7
                                    

now playing :

Malam terakhir di Cambridge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam terakhir di Cambridge. Aku memilih untuk menghabiskan waktu lebih lama dengan Edmund malam ini. Dan benar saja. Setelah makan malam di rumah Eustace..

"Hei," Edmund menggandeng tanganku yang baru saja selesai mencuci piring.

"Apa, Ed?" tanyaku, mendongak kepadanya yang jauh lebih tinggi dariku.

"Ayo kita pergi," ucapnya.

"Kemana?"

"Somewhere I know," jawab Edmund seraya menyeringai.

"Serius, dimana..?" Aku menatapnya dengan sangat penasaran.

"Kau akan tahu. Ayo!" Tanpa berbasa basi lagi, Edmund langsung menarik tanganku meninggalkan dapur. Ia mengambil mantelnya dan memakainya.

"Kalian mau kemana?" tanya Louis yang lewat di hadapan kami.

"Entahlah. Edmund tak mau memberitahu," jawabku, seraya melirik Edmund.

"Date. Aku pinjam adikmu dulu ya, Louis. We'll be back soon," Edmund tersenyum usil.

Louis hanya menyipitkan matanya seraya mengangkat tangannya membentuk huruf V, kemudian mengarahkan kedua jarinya tersebut ke matanya, lalu kepada Edmund, seolah-olah seperti mengatakan, "I'll watch you." Edmund hanya tertawa kecil, sementara aku memasang cengiran lebar.

Edmund kembali menggandeng tanganku setelah memakai mantelnya. Tepat saat itu juga, Eustace bertanya kepadanya, "Hei, kalian mau pergi kemana?"

"Quality time, Eustace," jawab Edmund. "Bilang pada Paman Harold, aku pergi sebentar ya."

Eustace mengangguk dan hanya mendecih pelan. Sementara Lucy yang baru saja melihatku dan Edmund, tersenyum-senyum sendiri.

Aku dan Edmund pun keluar dari kediaman keluarga Scrubb tersebut. Langit malam bertabur bintang menyambut kami. Keramaian kota yang masih dalam perang ini tak membuat Edmund berhenti mengajakku berjalan-jalan.

Tanpa kusadari, lama-kelamaan aku menggigil. Aku lupa memakai mantelku karena menjawab pertanyaan Louis tadi, sekaligus tak fokus. Alhasil, sekarang aku merasa kedinginan dengan angin malam ini.

"[Name], kau tidak apa-apa?" tanya Edmund, berhenti melangkah. Aku menoleh.

"Tidak apa-apa," jawabku. "Kenapa?"

"Kau menggigil!" Edmund melotot. "Kau lupa memakai mantelmu!"

"Oh iya," aku menggaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. Kutatap kedua mata Edmund dengan cengiran lebar.

"Astaga," Edmund menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku kembali melangkah melanjutkan perjalanan, namun tiba-tiba, Edmund kembali meraih tanganku dan kali ini, dia langsung mendekapku.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang