24 | madison

1.1K 211 61
                                    

"[Name]."

Sadie memandangku yang sedang membaca buku.

"Hm?"

"Kau kenapa?" tanya Sadie.

"Tidak apa-apa," jawabku. Sadie menghela napas.

"Apa kau belum sarapan?" tanya Sadie.

"Sudah," kataku.

"Tumben kau baca buku pagi-pagi. Biasanya kau mengobrol dulu," kata Sadie, heran dengan sikapku. Aku menatapnya sambil mengernyitkan dahi.

Pintu kelas terbuka. Masuklah seorang anak laki-laki.

Argh. Itu Edmund.

Aku segera mengalihkan pandanganku ke halaman bukuku lagi.

"Hai, [Name]," sapa Edmund. Aku tak membalas sapaannya.

Edmund memandangku dengan heran. Dia menepuk pundakku dan mengucapkan namaku, "[Name]."

Tapi aku tetap tak menjawab. Sampai akhirnya, Edmund membungkuk dan memandangku.

"[Name]? Kau tak apa-apa?"

"Don't talk to me, Edmund!" seruku marah. Semua pasang mata langsung tertuju padaku.

Edmund terkejut dan bertanya, "Kenapa, [Name]?"

"Bukankah kau lebih nyaman di pelukan Madison?"

Edmund terperangah. Dia menatapku. "Tidak, [Name]. Biar ku jelaskan."

Aku menghela napas. Tanganku terkepal.

"Entahlah, Ed. Lebih baik kau tinggalkan aku sendiri dan jangan berbicara padaku," ucapku, beranjak keluar kelas untuk pergi ke toilet.

Edmund hanya menatapku dengan tak berdaya. Tak tahu ingin berbuat apa.

°°°

"Kau putus dengan Edmund?"

Aku mendelik kepada Aidan dengan tajam. "Bukan! Bertengkar dan putus itu beda, Aidan..."

"Kenapa kalian tak saling berbicara lagi?" tanya Millie, menikmati camilannya. "Seperti tak mempunyai hubungan lagi."

Aku menarik napas panjang. "Dia memeluk Madison semalam. Aku menciduk mereka."

Sendok Louis terjatuh. Millie tersedak dan Aidan membelalak kaget.

"Serius?!"

Aku mengangguk sebagai jawaban mereka.

"Kenapa?" tanya Millie.

"I don't know," jawabku, memasukkan kentang goreng ku ke dalam mulut.

"Semalam, aku melihat Edmund dan Noah dan ketiga temannya berbicara. Entah membicarakan apa," ujar Millie. Aku terperangah.

"Noah?" Aku mengernyitkan dahi. "Apa urusan mereka? Bukankah mereka..."

"Musuh." Aidan melanjutkan perkataanku, membuatku meliriknya. "Mereka musuh, apa kalian tak tahu?" Aidan mengangkat bahunya.

"Aku sering melihat mereka saling bersikap dingin," ujarku. "Tapi aku tak tahu kalau mereka musuh."

"Bukankah Noah dan ketiga temannya masih seperti biasa?" Louis berbicara, sambil menikmati kue nya. "Mereka masih seperti biasa."

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang