33

11.8K 2.5K 369
                                    

Happy new year guys!!

Enjoy!!































"Dengar-dengar, Jo Chaesa itu ga punya ayah kan? Berarti... dia anak haram dong?"

"Apalagi emang sebutannya kalo bukan anak haram? Ck, dan dia masih gatau malu deket-deket sama Jaemin. Perbandingannya tuh kayak pangeran sama babu tau ga?"

"Nah iya."

Suara tawa puas terdengar memggelengar di dalam toilet, membuat rematan Chaesa ke roknya semakin mengerat. Tatapan kosongnya tertuju ke arah pintu bilik toilet yang terkunci di hadapannya.

"Parah sih gatau dirinya itu. Oh, atau jangan-jangan dia jual diri lagi makanya Jaemin mau-mau aja dideketin dia?"

"Ih kalo beneran mah ga habis pikir gue sama dia."

"Ck, udah miskin, anak haram, gatau diri lagi."




Kedua suara itu menjauh, beriringan dengan suara pintu toilet yang dibuka lalu kembali tertutup dengan sendirinya.

Bibir Chaesa bergetar, menahan gejolak di dalam hatinya. Kepalanya sekarang tertunduk, memerhatikan buku-buku jarinya yang mulai memutih karena rematannya di rok makin kuat.

Dari kecil, dia udah sering banget mendengar kata-kata itu. Dia udah sering banget direndahkan kayak gitu. Tapi... kenapa rasanya masih sesakit dan semenyesakkan ini?

Rahangnya mengeras, menahan air mata yang mungkin bisa mengalir kapan aja ke pipinya. Dia gamau nangis. Dia gamau jadi orang yang lemah. Dia gamau lagi ditindas. Tapi kenapa rasanya susah banget keluar dari lingkaran setan itu?

Beberapa saat menenangkan diri, akhirnya Chaesa memilih buat melangkah keluar dari bilik toilet. Kakinya melangkah pelan ke wastafel. Matanya sekarang terpaku ke pantulan dirinya di cermin. Bahkan bayangannya aja juga seolah mengejeknya.

Helaan napas kasar keluar dari sela bibirnya seiring dengan kepalanya yang menunduk. Dia memilih buat berfokus mencuci tangannya dibanding memikirkan omongan dua cewek yang suaranya terdengar ga asing itu. Satu semester sekelas adalah waktu yang cukup buat Chaesa menghapal suara teman-temannya di luar kepala.

Pintu toilet terbuka lagi dan langkah kaki mendekat kembali terdengar. Tapi Chaesa memilih buat ga mempedulikan itu dan tetap berfokus ke tangannya.

"Oh, ini dia Jo Chaesa yang lagi jadi bahan gosip hangat sekelas. Oh... atau bahkan satu sekolah?"

Chaesa mendengus pelan, melirik sekilas ke arah Kim yang berdiri di wastafel sampingnya. Cewek itu berdiri dengan bersedekap dada, menatap Chaesa dengan pandangan merendahkan yang khas. Jangan lupakan juga senyuman di bibirnya yang justru terlihat menyebalkan di mata Chaesa.

"Jo Chaesa si ranking 1 ternyata anak haram. Jo Chaesa si ranking 1 adalah cewek miskin gatau diri. Jo Chaesa si ranking 1..." Kim sengaja menjeda kalimatnya, mencondongkan badan ke Chaesa dan mengukir seringaian penuh arti. "... ternyata punya mama bisu."

Rahang Chaesa mengeras, beralih berdiri menghadap Kim dan menatap cewek itu nyalang. "Tanpa bertanya, kayaknya gue tau siapa yang nyebarin gosip murahan itu."

"Gosip murahan?" Kim tertawa lepas, seolah apa yang dibilang Chaesa barusan adalah sesuatu yang lucu. "Itu fakta, Jo Chaesa. Fak- ta."

"Fck you." Chaesa tanpa ragu mendorong Kim dan menghempaskan cewek itu ke dinding, sampai suara pekikan kaget sekaligus takut terdengar. Mata Chaesa menghujam tepat ke arah Kim yang ada di hadapannya, tangannya semakin menekan bahu cewek itu ke arah dinding. "Berhenti ngomongin orang tua gue dengan mulut sampah lo itu, Kim Hyunjin. Orang tua gue terlalu berharga buat disebut sama sampah kayak lo."

Ex: The Daisy || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang